*** Jam sudah menunjukan pukul 8 malam, dan Ayah dari Naya belum juga pulang. Dan itu membuat Erza memutuskan untuk menemani Naya lebih lama lagi. Saat ini dirinya sedang duduk di dekat jendela kamar Nayar dengan pandangan yang terfokus pada ponselnya. Seangkan Naya terlihat melamun di atas tempat tidur. Naya masih saja memikirkan tentang balasan pesan yang Erza kirim. Jika bukan Erza, lalu siapa? "Aishh... Ck," kesalnya karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari otaknya yang pas-pasan. Mendengar decakan dari kekasihnya, Erza pun memutuskan mendekati gadisnya itu. "Kamu kenapa, heum?" Tanya Erza mengecup kening Naya gemas, kemudian duduk dan menatapnya. Naya menggeleng dan tersenyum manis, "i'm okay," Tangan Erza terulur untuk mengusap wajah Naya, dan menyelipkan helaian rambut ya