Bertemu Kembali

1275 Words
  Tantiana Pov.   Usai berkeliling mencari pinjaman, aku harus pulang ke apartemen kecilku dengan kecewa. Menang tidak mengherankan sebab uang sebesar itu butuh ajunan yang berharga. Akhirnya aku menyerah dan tidur.   Dan pagi ini aku berkeringat,  terengah-engah yang menghasilkan efek domino bagi tubuhku. Terasa segar, seksi dengan kulit berkilau dan d**a yang naik turun. Efek domino lainnya adalah pandangan nakal siswa di sini, tentu saja. Siapa yang dapat mengalihkan perhatiannya dari gadis yang seolah hampir bercinta.   Sungguh aku menikmati rasa di pagi ini. Adrenalinku memuncak dan rambut berantakan di pagi hari menandakan aku seperti kelebihan hormon.   Andaikan penyebab itu semua adalah seks yang hebat maka aku akan mensyukurinya. Sayangnya status virgin-ku masih menempel seperti stalker tak diinginkan.   Sebenarnya kejadian yang menambah seksi wajahku adalah aksi melarikan diri dari para pria berbahaya bersetelan rapi yang masih berada di gerbang sana. Aku curiga jika mereka adalah anak buah bos ayahku yang ingin menjualku untuk menutupi kerugian mereka. Beruntung aku bisa menghindar dari mereka.   Aku kembali mengeluhkan paru-paruku yang masih bekerja dengan keras untuk menghirup oksigen dan membuatku tidak mati tercekik karena ketegangan.   Oh Tuhan, aku belum pernah setegang ini sebelumnya. Bahkan ketika sedang menghadapi interview dari Mr Smith tidak membuatku segugup dan takut seperti sekarang.   Sepertinya kesialanku tidak berhenti, di ujung sana aku melihat Terry dan Neil. Seperti biasa, mereka selalu dikelilingi gadis yang menawarkan vag*na-nya. Tidak heran, sebab mereka berdua sangat tampan. Mereka memang pantas disebut dua pangeran di kampus ini.   Sesaat kemudian Terry mulai meraba paha salah satu gadis. Ini kedua kalinya aku melihat adegan seperti ini secara live. Itu membuatku semakin terengah-engah dan dadaku terlihat naik turun, tanpa kusadari para siswa yang duduk di sana memperhatikan aset yang kututupi agar tidak menarik perhatian. Saat aku menyadarinya, aku langsung menutup dadaku dan duduk di kursi sebelah Iris.   Beruntung aku tiba tepat waktu di bangku pojok sebelum Miss Kuri datang. Setelah mendapatkan masalah dengan Edvan, Terry --- aku tidak berniat mendapatkan masalah dari dosen eksotis penyuka lensa mata berwarna merah itu. Bagaimanapun aku termasuk salah satu murid favoritnya karena diberkahi otak cerdas. Jadi mengecewakan Miss Kuri adalah agenda terakhir yang bisa aku lakukan.   "Kau hampir terlambat, "bisik Iris. Para murid yang lain juga memberi pandangan menghakimi seolah aku dilarang terlambat.   "Itu karena serentetan tragedi yang harus aku alami karenamu, nona!" jawabku sengit dengan sedikit berbisik.   "Woah, jadi iklanku agar kau mendapatkan jodoh sudah mulai menampakkan hasilnya? Siapa pria itu? "Iris bertanya-tanya dengan wajah berseri-seri.   "Kau tidak tau masalah apa yang baru saja aku hadapi. Masalah itu adalah pria berupa Terry yang bersumpah untuk mendapatkan keperawananku. " Mata hijauku melotot padanya. Dan wajahnya langsung memucat ketika mendengar nama itu. "Oh tidak, ini benar-benar masalah, " bisiknya. Dia hendak mengucapkan sesuatu namun terhenti karena kedatangan Miss Kuri.   "Syukurlah kalau kau tau. "   Kini aku mulai serius mendengar pelajaran dari Miss Kuri. Dia pasti sangat menyukai pandanganku ke arahnya sekarang. Aku memang memandang dirinya seolah dia adalah pangeran berkuda putih yang berdiri di kelas. Mungkin hal ini juga yang membuat Miss Kuri menyukaiku. Kau tau, tidak seorangpun yang tidak senang ditatap orang lain dengan pandangan memuja.   Satu jam setengah telah berlalu dan Miss Kuri mengakhiri sesi pelajarannya. Aku melihat jika banyak siswa yang menghela nafas lega.   Tentu saja, sudah menjadi rahasia umum jika setiap siswa yang mengikuti pelajaran di kampus secara rajin adalah para siswa dengan kemampuan ekonomi rendah. Tetapi jangan mengharapkan hal yang sama untuk murid borjuis.   Para murid yang memiliki kemampuan ekonomi yang kuat biasanya akan berkumpul mengelilingi Neil atau Terry. Mereka berdua adalah poros sekolah, mereka pasti dikelilingi oleh para penjilat dan penyuka kejantanan.   Sebelum aku bangkit dari kursiku, Iris membisikkan sesuatu, "Kau harus bersedia ikut ke club Fire nanti malam, Dear. Jika kau menolak maka aku bersumpah akan memasang foto bikinimu di situs porno, " ancam Iris.   Benarkan, aku semakin curiga jika gadis ini adalah musuh terbesarku.   "Tapi--. "   "Tidak ada tapi, datang atau kau akan melihat fotomu di situs porno sayang. '' Iris menyeringai dan tertawa kemudian ia lari secepat mungkin untuk menghindariku.   Aku tidak tau masalah apa lagi yang akan menimpa diriku nanti...   *   Aku tiba di perusahaan Blackfire, Mr Smith sudah menunggu diriku dengan segala daya tariknya. Pria berambut abu-abu yang sebenarnya bernama belakang Blackfire namun lebih suka memakai nama keluarga ibunya Silverlane merupakan tutor hebat di bisnis. Aku juga menyukai wajahnya yang tampan.   Terkadang aku membayangkan berada di bawahnya dan mendesah menyebut nama Smith, oh itu pasti menakjubkan. Hey jangan hakimi aku sebagai gadis m***m. Perawan sepertiku juga butuh khayalan seksual. Dan aku akui jika Smith terkadang menjadi imajinasi seksual ketika libidoku sedang tinggi. Tetapi aku harus menjauhkan dildo.   "Taylor, aku memiliki proyek besar untuk akuisisi perusahaan Noco yang sekarang dikelola tuan Steven Noco.  Ku harap kau bisa memberiku proposal hebat tentang penawaran yang akan kita ajukan untuk membereskan perusahaan itu pada seseorang yang tepat. "   Woah ini luar biasa, aku merasa seperti serigala yang diberi daging segar ketika kelaparan. Tugas mengakuisisi perusahaan dan memberi mereka petunjuk dan informasi beserta langkah yang harus dilakukan untuk memenangkan Noco corp adalah keahlian terbaikku. Aku sudah memegang informasi penuh mengenai perusahaan malang itu. Jika ini berhasil maka ekonomiku bisa terangkat karena proyek ini.   "Tentu Mr Smith. "   "Tetapi kau harus berjuang untuk mendapatkan proyek itu. Mr Blackfire akan melihat proposal perusahaan kita __tawaran terbaik kita pada keuntungannya tanpa membuat investasi kita kehilangan keuntungan dan ingat due deligance, lakukan yang terbaik dan presentase terbaik..."   "Aku tau. "   "Oh satu lagi, kau bukan satu-satunya yang menyusun proposal dan melakukan presentasi untuk akuisisi Noco inc. "   "Tentu saja, aku menyukai persaingan. "   Oh, aku mulai mencintai hidupku setelah selama dua puluh satu tahun aku membencinya. Sudah saatnya aku menunjukkan bakatku. Aku berharap agar bisa meminjam uang itu karena keberhasilan proposal yang luar biasa. Aku lebih dari siap untuk memberikan skema yang baik. Dan ayah bisa bebas dari penjara.   Malam mulai merangkak naik. Lampu-lampu perkotaan menyala dan menghiasi kota dengan warnanya yang indah.   Drrrt Drrt   *Jangan lupa club fire ... Tany. *   Aku hampir lupa pada sahabatku yang telah berubah haluan menjadi gadis penyebab kesialanku. Terpaksa aku meraih jaket panjang dan tebal yang tergantung di pinggir pintu kantorku. Aku tidak perlu berganti baju dan tetap memakai setelan resmi ku bekerja.   Aku tiba di club itu. Aku melepas jaketku dan menaruhnya di mobil. Suara musiknya adalah hal yang pertama kali ingin aku hindari saat tiba di club ini meski tidak mungkin. Kemudian minuman beralkohol yang terlihat menggoda.   Aku melayangkan pandanganku untuk mencari Iris. Ternyata dia berada di meja sana beserta pria berkulit pucat berambut gelap. Kemudian aku menangkap pria berambut gelap yang lain di sebelah pria itu dan memiliki mata oniks yang indah.   'Oh s**t, dia adalah Mr Blackfire! '   Aku menghela nafas dan menuju ke arah mereka. Namun aku sepertinya harus membenahi rambutku yang sedikit berantakan di toilet.   "Ah... Begitu baby, yah begitu. "   Sial, aku mendengar suara laknat yang terdengar dari balik toilet itu. Aku tidak terkejut jika mendengar suara itu di setiap sudut club. Ini adalah tempat mencari kesenangan itu juga bearti menjadi tempat pelepasan frustasi bagi sebagian orang.   "Kau cantik baby. " Suara itu seperti pernah aku dengar sebelumnya. Aku memberanikan diri mengintip dari balik tembok.   "Bagus, kau sangat pandai. "   Ini Terry dan wanita berambut gelap. Aku tidak bisa melihat wajah wanitanya malan ini karena dia sedang asyik memberi blowjob pada Terry. Aku semakin merinding dan ingin segera pergi dari sini. Tetapi tanpa kusadari dia melihatku. Matanya seakan menemukan mangsa dan siap membunuhku. Sekali lagi aku harus kabur dari pria berbahaya itu.   Iris melambai padaku. Dia kemudian memperkenalkan Sonny dan juga temannya yang tampan padaku. Aku tersenyum--bersikap seolah tidak kenal. Sebab temannya yang tampan itu adalah orang yang tidak ingin ku temui hari ini.   Tbc. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD