Skandal Foto

1482 Words
Di pagi hari yang indah, ketika udara mulai menghangat karena sang surya yang berbaik hati membagikan cahayanya. Seorang gadis dalam keadaan agak emosi mendatangi sahabatnya yang tengah berada di loker. Brak! "Iris... Aku membencimu, lihat apa yang kau lakukan padaku, bodoh?! " Tantiana melotot pada Iris. Setelah melihat status yang dipasang temannya Tantiana tidak memiliki hari yang tenang seperti sebelumnya. "Aku juga mencintaimu Tany-Jidad. Tidak ada yang spesial hanya mengunggah fotomu di akun media ku dan boom. Para makhluk yang memiliki kejantanan terinfeksi oleh b****g indahmu, " jawab Iris tanpa rasa berdosa. Dia berpikir jika Tantiana membutuhkan o*****e untuk mengusir hari-hari menyedihkan tanpa belaian tangan pria yang memanjakan dirinya. Dan serius, Tantiana sangat butuh bantuan agar lepas dari buku sialan yang menahan hormon para remaja berdarah panas seperti mereka. "Tapi aku akan mendapatkan masalah karena foto itu, Iris...!" pekik Tantiana. "Seperti? "Iris mengedipkan matanya polos, "Jika masalah itu berupa pria tampan yang menginginkan untuk mengajakmu berkencan maka aku akan memasang lebih banyak lagi foto bikini mu. Kau perlu o*****e Tany agar hidupmu tidak monoton. " "Sial, tidak. Aku tidak menginginkan hal itu. " "Kita lihat nanti sayang. Aku yakin sekumpulan serigala sekarang bersiap menerkammu. Mereka terlalu lama menunggu tanda kalau kau siap dibuat menjerit nikmat, " ucap Iris sambil tersenyum. "Dasar m***m!" "Itu namanya menikmati hidup, Sayang. Hidup kita terlalu singkat untuk hidup seperti petapa dan tetap virgin. " Siiing Ucapan yang bagus, kali ini ucapan Iris yang menekankan kata virgin justru membuat para mahasiswa di sana terdiam dan menatap tak percaya pada Tantiana. Seolah mereka melihat harta nasional yang langka. "Iriiis aku semakin membencimu!" Tantiana berlari meninggalkan Iris yang tertawa cekikikan di loker kampus. Sungguh Tantiana tidak bisa berkata-kata saat gadis yang mengklaim dirinya best friend ini sukses membuatnya menjadi tontonan para mahasiswa. 'Oh sial, bencana apa lagi yang akan menimpaku setelah ini. ' batin Tantiana. Dia memang sengaja menjauhkan diri dari pergaulan yang menurut beberapa remaja di tempatnya menggairahkan. Dia berusaha tidak terlalu berbaur dengan para wanita yang mengerumuni pangeran kampus sekaligus wilayah ini. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan karena mengharapkan menjadi salah satu penghangat ranjang, bagi mereka hal tersebut adalah suatu prestasi tersendiri. Semua justru nampak konyol menurut Tantiana. Apa yang hebat setelah menjadi sampah tempat membuang cairan pria. Apa yang bisa dibanggakan ketika menjadi wanita yang setelah dipuja untuk kebutuhan biologis tapi keesokan harinya dia seperti orang asing. Bagi Tantiana, dia tidak mampu menjalani kehidupan seperti itu. Sayangnya apa yang dilakukan sahabatnya, sukses membuatnya mendekat pada hal yang bernama masalah dan kehidupan yang ia hindari. Saat ini New York adalah tempat dimana kehidupan bohemia menguasai kaum konservatif. Sistem hukum tidak agar kaum berdompet tebal tidak menekan kaum lemah.Warga disini dengan senang hati menerapkan sistem liberal kapitalis. Sistem yang melegalkan monopoli dan d******i bagi siapa pun yang mampu melakukannya. Dan itu sangat cocok ditanamkam di jaman ini. Dengan perkembangan jaman dan teknologi mengakibatkan kebutuhan konsumsi tiap individu meningkat kaum kapitalis tidak ragu memutar otak untuk merayu manusia manapun untuk membelanjakan uangnya pada mereka. Keuntungan adalah alasannya. Dan menyingkirkan segala hal yang menghambat mereka memperoleh keuntungan. Sehingga yang tersisa saat ini adalah yang lemah harus tunduk pada pemegang domper paling tebal. Tantiana Pov. Baiklah, tadi hanya sekedar pembuka untuk memulai pagi ini dengan sedikit kelebihan energi. Sahabatku, temanku, best friend ku, telah berhasil membuktikan jika orang yang kau kira sekutu bisa berubah menjadi mata-mata musuh. Menyedihkan, terlebih sekarang ia tidak menunjukkan rasa penyesalan sama sekali dan aku harus dihadapkan pada kenyataan jika hari ini aku harus menginjakkan kaki di kampus setelah jam kerjaku selesai. Sempurna. Aku tidak yakin akan baik -baik saja dalam menghadapi singa lapar yang tersembunyi di celana para pria itu. Tentu hal ini dalam kaitan ingin mencobaku dan memberikanku pada singa mereka. Hebat sekali. Ini semua sekali lagi aku katakan berkat teman baikku yang aku curigai sebenarnya adalah musuhku. Berbekal rok putih span selutut dengan sedikit belahan di pinggirnya, aku mulai turun dari mobil perusahaan yang dipinjamkan padaku. Hey, aku hanya karyawan biasa, bukan karyawan eksekutif. Bahkan pendidikanku belum tamat dan suatu keajaiban aku bekerja sebagai asisten manager pemasaran. Dan huplah... Lihatlah tatapan pria yang melihatku seolah aku adalah makanan lezat. Tatapan tajam dan bibir mereka yang menyeringai sungguh membuatku gatal untuk menonjok mereka. Aku tau aku memang makanan lezat bagi sesuatu yang bersembunyi di balik celana mereka. Tetapi bisakah mereka menahan diri, demi Tuhan ini di kampus. "Well, well... lihatlah gadis yang menjadi topik pembicaraan kampus pagi ini. " Hebat, musuh utamaku muncul untuk mengejek diriku. Dia tidak akan berhenti sampai aku benar-benar marah dan menangis. Beruntung dia berasal dari salah satu keluarga terpandang yang memiliki perusahaan di kota ini, jadi aku tidak bisa menendang bokongnya. Satu lagi dia sangat menyebalkan. "Apa yang kau inginkan Terry? " Terry mengangkat bahu dan mulai memindai tubuhku dari ujung kaki hingga kepala. Lalu bibirnya mengikuti apa yang pemuda sekolah tinggi ini tadi lakukan. Menjilat bibirnya seolah tidak sabar mencicipiku. "Masih virgin, eh? Kau butuh pria berpengalaman untuk mendapatkan pengalaman pertama cantik. Aku bersedia memberikan pengalaman luar biasa padamu, " tawarnya. Mulutku membola membentuk huruf O. Yang benar saja, pria kurang ajar ini pantas mendapatkan tendangan di bokongnya. Dia ingin menyamakan aku dengan para wanita yang sudah membuka lebar - lebar kakinya untuknya. "Berhentilah menganggap dirimu makhluk yang diciptakan sebagai anugrah bagi wanita, Tery. Dan tawaranmu itu membuatku muntah. " Aku memang sedikit memiliki keberanian melawannya. Itu dikarenakan aku asisten mr Smith. Salah seorang yang diandalkan perusahaan Blackfire ltd. untuk mengelola perusahaan. Jadi pria ini tidak akan bertindak terlalu jauh terhadapku karena pengaruh Blackfire di perusahaan itu. Aku hendak meninggalkan Terry sebelum tangan pria itu mencekal lenganku. "Kau tidak akan mengatakan hal itu jika melihat tubuhku, Cantik. Pikirkan baik-baik. " Dia berbisik di telingaku. Itu membuat buluku merinding hingga ke bawah. Beruntung aku rajin wax hingga buluku yang di sana tidak ikut berdiri karena merinding. "Apa masalahmu Terry! Aku tidak berniat membuka kakiku untukmu. Apa kau dengar!" teriakku. "Sesuatu yang aku inginkan tidak akan pernah aku lepaskan, bahkan jika harus memaksamu aku akan mendapatkanmu. " Deg. Ucapan Terry menakutiku. Langkah kakiku secara otomatis mundur untuk menghindarinya. Siapapun tau jika pria ini tiran di kampus. Sokongan dari nama keluarga Venom yang berteman dengan keluarga berdarah bangsawan Blackfire juga berpengaruh pada politik negeri ini seolah memberinya kekuasaan tanpa batas untuk menindas siapapun. Kampus ini sudah berubah menjadi area kekuasaan Terty dan dia hanya takut pada Gerald --sang Blackfire termuda. Dan aku lari darinya... Tantiana Pov End. Brak! ''Gerald, kau harus menolongku...! " teriak Tantiana yang langsung menginvasi kamar Gerald. Sedangkan pria yang di klaim oleh Tantiana sebagai sahabatnya justru masih berkutat dengan laptop kesayangannya. Jari-jarinya masih aktif menetak tombol-tombol itu, namun ketika tiba pada tombol terakhir, ia mendadak ragu. Itu disebabkan ia sedang browsing video vulgar dan sekarang sahabat baiknya sedang berada di kamarnya. "Masalah apa lagi yang kau buat Tantiana? " tanya Gerald "Bukan aku, tapi babi pirang itu sudah meng-up load foto diriku berbikini merah dengan sebuah tulisan yang bercetak tebal dan besar, I'am Still Virgin. " "Wow. " Bisa dibayangkan bagaimana para pria di kampus akan menggila setelah melihat foto itu. Terutama para pangeran kampus yang memiliki kekuasaan bak raja ditaktor. Mereka bisa melakukan apapun dan para pengacara mereka akan membereskan sisanya. Jadi Tantiana memutuskan untuk bersembunyi di kamar sahabatnya yang kebetulan gay. "Hanya wow? Gerald, biarkan aku tinggal di sini untuk seminggu. Aku berjanji kau tidak akan rugi. " Gerald berpikir sejenak. "Rumah ini akan sepi, ayahku jarang sekali pulang ke rumah, kebetulan dia berada di luar negeri dan aku akan tinggal dengan Louis untuk beberapa bulan. " Tantiana mengangguk, dia tau benar kisah hidup Gerald yang tidak memiliki ibu. Edvand tidak ingin menikah dan Gerald adalah hasil kecelakaan yang terjadi dengan wanita pertama ketika dia dalam fase labil. Ibunya tidak tertolong saat melahirkan dan dia dibesarkan kakek neneknya. Hanya ketika Gerald beranjak remaja ia sesekali berkunjung di rumah Edvand ini. "Itu bagus, aku akan merawat rumahmu agar tetap bersih dan berkilau. Kau bahkan tidak akan menemukan debu di sepatumu ketika kembali." "Baiklah, aku pergi sekarang. " "Kau memang yang terbaik, Gerald. " Tantiana mulai menata bajunya sedangkan Gerald mengemas kopernya menuju apartemen Louis. Lebih baik dia mempraktekkan adegan Vulgar itu secara live dengan Louis. . . . Tantiana berjingkat ketika mendapatkan suara jeritan wanita dari arah lantai bawah. "Apa ada hantu disini? " Perlahan-lahan kaki Tantiana membawanya keluar kamar dan mengintip dari atas. "I-itu... Ayah Gerald! Mr Edvand Blackfire. " bisik Tantiana pada dirinya sendiri. Pemandangan dari dua orang yang b*******h mengosongkan otaknya. Dari situ ia bisa melihat pahatan sempurna tubuh pria matang yang menonjol. Tato tribal yang melingkar di lengannya nampak jantan dan seksi. Rambutnya yang panjang di atas bahu masih terikat. Sedangkan wanita dibawahnya menjerit bahagia karena desakan tubuh Edvand. Tantiana tersadar dari lamunannya. Dia buru-buru masuk ke dalam kamar Gerald dan menutup pintu pelan-pelan. Otaknya ingin sekali memecahkan misteri alam bagaimana pria sejantan Edvand memiliki anak gay seperti Gerald. Akh mengapa hari pertama di sini mataku ternodai. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD