2. Pahlawan Sigyn

1035 Words
Tangan Arabella bergetar, kemuliaan klan Sigyn ada di tangannya. Jika ia berhasil menutup luka di perut Nott. Maka kursi Acavalati yang kini tinggal hitungan jari bisa dia duduki. Para klan Sigyn bisa berkunjung ke kota untuk melihat peradaban yang ternyata telah maju pesat. Disini orang orang sudah bepergian dengan rakitan besi yang di kendarai oleh seorang kusir. Ada juga tumpukan makanan yang di jajar di sepanjang jalan dengan pelayan pelayan yang siap menyambut. Di pusat kota ini... semua orang bisa jadi Raja. Dan Arabella ingin menghadiahi semua penduduk desanya dengan kemewahan itu. Selama ini penduduk Sigyn hanya bisa makan daun daun sisa racikan pengobatan. Atau kalau beruntung, umbi umbian jalar yang tumbuh liar di ladang ladang. Sayang... sudah selama satu tahun ini hujan tak pernah turun. Desa kekeringan, warga Sigyn banyak yang harus mati dan Arabella marah. Karena tak pernah bisa membantu semua orang. Dia hanya bisa melihat kematian, sudah tanpa air mata. "Bagaimana? Tidak sanggup? Jika tidak-" "Saya akan mencobanya, Nyonya!" sahut Arabella dengan cepat. Ini adalah kesempatan untuknya membuat Klan Sigyn naik kepermukaan. Tidak lagi di anggap remeh atau bahkan tidak ada. Akan Arabella buktikan, kalau klan Sigyn juga tak kalah hebat dari keluarga yang lainnya. "Ibu... maafkan Arabella!" ujar Arabella dengan air mata yang sudah sampai pelupuk tapi berusaha keras untuk dia tahan. Ia sudah mempelajari sihir medis ini dari kecil. Arabella rasa dia cukup mahir, dan kalau pun gagal, itu hanya akan berdampak pada cibiran orang orang yang makin memojokkan klan Sigyn, sebagai klan yang paling tidak berguna. Karna buktinya saja, hanya untuk menutup luka kecil di perut Nott, tidak mampu. "Kyores... Kyores... Abacadabra...." Arabella memfokuskan diri untuk menutup luka Nott di saksikan ribuan pasang mata yang berharap kalau dia gagal. Agar nantinya kursi di Acavalati masih banyak yang kosong. Hingga kesempatan untuk yang lain masih terbuka dengan lebar. "In the morinos....!" jerit Arabella dengan suara yang memekik di iringi hembusan angin panas yang menyapu setiap sudut. Senyum Nyonya Gerld hilang seketika, saat melihat luka Nott merapat sempurna tanpa ada bekas sedikit pun. "Ini tidak mungkin!" gumamnya dengan nafas yang tercekat. Dia baru saja meloloskan seorang keluarga buangan untuk melenggang ke Acavalati. Harusnya gadis bernama Arabella itu tidak pernah bisa untuk menutup luka di perut Nott. Karna mantra yang dia gunakan bukan mantra sembarangan. Lantas bagaimana gadis dari keluarga penyihir pinggiran bisa melakukan itu? "Apakah itu artinya saya akan duduk di kursi itu?" tunjuk Arabella pada kursi nomor sembilan puluh sembilan. Belum sempat Arabella menjawab. Jubah warna merah maaron dan topi sihir langsung menghampiri Arabella dengan sendirinya. Setelah seratus tahun lamanya. Keluarga Sigyn, duduk di kursi kemuliaan Acavalati. Menjadi salah satu dari seratus keluarga yang paling di hormati di Kwanta. Sontak saja hal itu langsung saja membuat para peserta yang tersisa saling riuh satu sama lain. Tidak menyangka, Arabella akan keluar sebagai si kuda hitam. "Seleksi akan di perketat!" teriak Nyonya Gerld dengan sangat marah. "Perserta dengan potensi sihir biasa biasa saja akan langsung di tendang keluar!" lanjutnya lagi di sertai dengan api kemarahan yang membumbung tinggi di matanya. Ini seperti penghinaan untuk Acavalati. Karna meloloskan keluarga terisolasi. *** "Nerthus... Nerthus... Nerthus...!" Baladia lari pontang panting ke rumah seorang janda yang selama ini membesarkan anak gadisnya sendirian. Tampak orang yang di panggil oleh Baladia itu tengah mengangkat tumpukan rhizoma kering dari atas seng seng panjang yang berjajar dengan rapi. Dia di juluki sebagai dewi kesembuhan karna kepiawaian nya dalam meracik rumput dan bunga bunga liar untuk menjadi obat. "Baladia... kecil kan lah suaramu. Kau tahu kalau Nyonya Edd sering mengeluh karna itu kan?" "Nerthus... Nerthus... semesta sedang memberkati kita! Semesta akhirnya turun di tanah Sigyn lewat anak gadis nakal mu!" ujar Baladia dengan air mata yang membasahi pipi. Biarkan saja dia akan dikatai sebagai lelaki yang cengeng. Yang pasti, saat ini dirinya amat sangat bahagia. Kalau pun ia menangis bahagia sampai air matanya terkuras habis. Baladia rasa tak akan keberatan. "Kekacauan apalagi yang dia buat? Apa dia salah mengucapkan mantra lagi? Hingga menyihir tikus tikus sawah datang? Atau dia justru menghilang salah satu teman nya lalu tidak bisa mengembalikan? Aku sudah pernah bilang kan? Harusnya kita jangan mengirim Arabella ke Acavalati. Dia hanya akan makin membuat kita malu!" ujar Nerthus dengan menggela nafas panjang. Tidak ada yang bisa di banggakan dari Arabella. Gadis itu terus saja membuat kekacauan. Nerthus sangat ingat saat mengajari Arabella mantra pengusir hama yang suka datang di musim kemarau panjang. Tapi yang ada, bukannya menghilang kan hama. Arabella justru mendatangkan semua hama ke Sigyn. Itu hanya satu contoh kecil kekacauan yang di lakukan oleh Arabella. Masih banyak kekacauan besar lainnya yang sering dia perbuat. Karna itu, sejak awal, Nerthus tak pernah setuju kalau Arabella di pilih menjadi perwakilan klan untuk di kirim ke Acavalati. Namun masalahnya, hampir seluruh anak remaja sudah pernah di kirim ke Acavalati- meski akhirnya gagal- dan Arabella adalah satu satunya yang belum pernah di kirim. Semua tetua akhirnya setuju untuk mengirim Arabella. Toh, mereka semua sudah tahu hasilnya. Kalau keluarga Sigyn pasti akan tersingkir. Jadi siapapun yang dikirim tidak akan jadi masalah. Sekalipun Arabella akan membuat ulah dan menjadikan malu. Keluarga Sigyn juga sudah dari lama di permalukan. Lagi pula apa yang di harapkan dari seorang Arabella? Kalau anak dari kepala klan Sigyn saja tak bisa berbicara banyak saat seleksi di Acavalati. "Tarik ucapan mu Nerthus. Kau baru saja merendahkan Tuan Putri dari keluarga Sigyn!" "Apa maksud mu?" tanya Nerthus dengan tidak suka. "Astaga Nerthus... Arabella putri mu berhasil masuk dalam jajaran seratus penyihir terbaik di negeri ini! Arabella dari keluarga Sigyn! Dia menaikkan derajat kita!" pekik Baladia dengan menguncang bahu Nerthus kuat kuat. "Berita ini sudah menyebar ke segela penjuru negeri. Kita terangkat Nerthus. Keluarga kita tersohor dan mulai sekarang akan hidup berkemewahan!" jelas Baladia lagi. Saat ini nama Arabella tengah di eluh-eluh kan oleh semua penduduk Sigyn. Arabella adalah pahlawan. "Ta-tapi bagaimana bisa? Kenapa Arabella harus lolos?" tanya Nerthus dengan marah. "Ma-maksud ku, kenapa Arabella bisa lolos? Dia tidak punya kemampuan apa apa!" ralat Nerthus saat melihat Baladia melotot. "Dia memakai sihir pengobatan keluarga Sigyn. Kemudian bisa menutup luka rapat rapat di perut asisten Nyonya Gerld. Putri mu hebat Nerthus!" Bruk. Nerthus jatuh ke lantai, lututnya lemas mendengar cerita dari Baladia. Ketakutannya selama ini akhirnya muncul. Arabella, tak bisa dia kendalikan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD