bc

CEK TETANGGA SEBELAH

book_age18+
284
FOLLOW
1.6K
READ
billionaire
sex
playboy
badboy
CEO
comedy
sweet
bxg
office/work place
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Sherly dan Wisnu sudah berteman lama. Mereka juga bekerja di kantor yang sama. Wisnu pemimpin redaksi dan Sherly koordinator presenter.

Nggak sekalipun mereka kepikiran untuk menjalani hubungan FWB apalagi pacaran. Jadi ketika mereka saling tertarik satu sama lain, mereka pun sepakat untuk diam-diam saja.

Dan ketika akhirnya mereka kepergok lagi berduaan, mereka minta pernikahannya dirahasiakan. Karena di kantor mereka ada aturan yang melarang suami istri bekerja satu atap. Salah seorangnya harus resign.

Sebagai pria yang sudah beristri, Wisnu nggak punya alasan untuk meredam gairahnya sama Sherly. Termasuk ketika dia lagi di kantor. Kapan Wisnu mau, Sherly harus siap. Segitu kecanduannya Wisnu sama sang istri.

Tapi yang namanya rahasia, mau ditutupin kayak apa juga pasti bakal ketahuan. Rahasia pun berubah jadi skandal dan skandal membuat Wisnu harus memilih.

Pekerjaannya atau istrinya?

chap-preview
Free preview
Sedotan Gue Lebih Kenceng
‘BRAK!’ “Numpang sebentar!” seru Sherly sambil mengusir Wisnu dari kursinya. “Tolong tutupin pintunya Wis! Cepetan! Udah mepet ini!” teriaknya memberi perintah. Di kantor ini cuma Sherly yang bisa memerintah Wisnu seenak hati. Tapi tentu saja nggak Sherly lakukan kalau lagi banyak orang. Wisnu itu atasan Sherly, harus tetap dia jaga kehormatannya. “Pumping lagi?” tanya Wisnu sambil duduk di meja dan mengamati Sherly yang sedang memerah ASI dengan pompa elektrik. Dia menelan ludah melihat dua galon Sherly yang berat dan besar. Tanpa sadar Wisnu memegang tenggorokannya sendiri. “Gue mau siaran Wis! Duh bisanya lupa kalau gue ada siaran siang! Gara-gara si Vania minta change jadi aja gue telat mompa. Duh, gimana ini kalau nggak sempat, mana gue abis makan sayur lagi tuh! Makin kenceng aja ni duo galon. Wisnu mendesah dan berjalan ke pintu lalu menguncinya. “Jam berapa siaran lu?” tanya Wisnu yang udah berdiri di dekat Sherly. Wanita itu melirik jam di dinding ruangan temannya ini. “Sepuluh menit lagi.” “Singkirin pompa lu!” katanya memerintah. “Lu-lu mau apa?” “Bantuin lu lah. Sedotan gue lebih kenceng dari pompa ASI itu. Gue bisa ngosongin galon lu lebih cepet. Mau nggak?” Sherly memandang Wisnu sedikit bimbang. Dia dan Wisnu sudah lama berteman dan Wisnu tau hal-hal pribadi tentang dirinya termasuk alasan Sherly bisa mengeluarkan ASI padahal masih single. Sudah sering Sherly numpang di ruangan Wisnu cuma buat memerah ASI yang bakalan langsung dikirim melalui kurir ke rumahnya. Melihat dua galon Sherly pun Wisnu sudah biasa. “Cuma nyedot kan? Nggak pake yang lain?” tanya Sherly memastikan. “Yaelah Sher, lu tau gue kan? Kita juga temenan sejak lama. Lu sering liat gue cuma koloran doang. Tapi lu biasa aja tuh! Butuh nggak nih, waktu berjalan lho.” Sherly nyerah. Walau mereka sangat dekat, nggak akan Sherly meminta bantuan memalukan gini kalau nggak kepepet. Sekali ini saja pokoknya, jangan keseringan. Besok-besok Sherly nggak boleh lupa buat memerah ASI-nya. Sherly pun melepas pompa yang melekat di dua galonnya dan membuka kemejanya lebih lebar supaya Wisnu memiliki akses lebih leluasa meminum ASI-nya. Ini memalukan tapi ini kepepet. Beneran kepepet karena nggak ada jalan lain yang lebih cepat. Daripada dia siaran dengan p******a yang rembes karena dia nggak bawa breast pad cadangan sedangkan yang lama sudah penuh. “Sekali ini aja oke. Dan jangan sampai ketauan sama siapa-siapa!” “Gue yang harusnya ngomong gitu. Popularitas playboy gue bakal hancur kalau ketauan nyusu sama elu!” “Sialan lu! Udah cepetan!” perintahnya sambil menyorongkan payudaranya yang masih meneteskan air s**u. Segera saja Wisnu menyedot galon Sherly bergantian. Kalau hal beginian, Wisnu sudah terlatih. Menyandang status playboy yang gemar bermain ONS dengan perempuan bikin Wisnu merasa harus meningkatkan skill untuk memuaskan kaum hawa. Semakin puas perempuan dibuatnya, semakin namanya tenar di kalangan perempuan yang ingin mencoba kemampuannya. Omongan Wisnu bukan cuma bualan. Sedotannya emang kuat dan kenceng banget. Sherly sampai meringis menahan nyeri yang sesekali timbul. Bagaimana juga, Wisnu bukan bayi atau pompa ASI. Sedotannya adalah sedotan pria dewasa yang memberi efek lain di tubuh Sherly. Semakin kosong galonnya, semakin Sherly diterpa perasaan enak yang membuatnya merapatkan kaki menahan urat-urat syarafnya yang arisan di bawah sana. Apalagi memperhatikan Wisnu yang bersemangat menyedot dua payudaranya membuat lelaki itu terlihat sebagai lelaki sejati di mata Sherly. Bukan hanya teman pria bodoh yang menjadi teman curhatnya selama ini. Merasa diperhatikan Sherly, Wisnu pun mengangkat wajahnya dan melihat betapa seksinya wanita ini sekarang.Keringat menitik di dahinya dan Sherly menggigit bibir bawahnya yang basah. Lirih, namun Wisnu bisa mendengar desahan Sherly yang membuatnya terlihat makin menggairahkan. Damn! Adik kecil Wisnu pun sepertinya merasakan hal yang sama dan ingin bermain. Wisnu menatap Sherly semakin dalam. Dia hapal roman ini. Sebagai penakluk wanita, dia tau kalau Sherly sedang diliputi gairah yang sangat besar. Diremasnya kedua p******a Sherly bergantian. Sudah lebih kendor dan tidak meneteskan ASI lagi. Wisnu mencoba menggoda Sherly dengan memainkan lidahnya di puncak p******a yang masih berada di dalam mulutnya. Erangan cukup keras keluar dari mulut Sherly tanpa sadar. Wisnu pun segera melepas sedotannya dan langsung meraup bibir Sherly yang mengacaukan akal warasnya. Rasa sesak di s**********n membuat Wisnu tambah bersemangat mencumbui bibir temannya. Di matanya, Sherly bukan lagi teman yang biasa saja dan sering dia abaikan. Di matanya sekarang, Sherly adalah wanita dewasa yang membuat kelelakiannya bangkit dan ingin segera dia cumbui karena dia baru sadar kalau bibir Sherly senikmat ini. Tiba-tiba mata Sherly membulat dan dia memukuli d**a Wisnu sampai lelaki itu melepas pagutannya. “Kenapa?” tanyanya kecewa karena harus menyudahi aktivitas yang menyenangkan ini. Segera setelah napas Sherly teratur kembali dia pun mengancingkan kemejanya. “Gue harus siaran, ingat!” katanya sambil terburu-buru memasukkan pompa dan mencari tas berisi peralatan make up. “Gue dah terlanjur turn on Sher,” kata Wisnu melas. “Cari aja cewek-cewek lu yang biasa. Gue tau kok, ada Nia sama Paramita yang udah pernah main sama elu,” katanya sambil memoleskan lipstik yang tadi sudah dihabiskan Wisnu. “Tapi gue maunya sama elu. Penasaran pengen lanjut.” Wisnu nggak biasa main dua kali sama perempuan. Sherly menjitak kepala Wisnu dengan kuas blush on. “Itulah kenapa tadi gue minta lu janji cuma bantu nyedot doang. Gue tau isi otak lu nggak jauh dari s**********n. Gue males bakal begini jadinya.” Sherly pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. “Apa salahnya kalau kita berdua juga melakukan Sher? Kita udah dewasa dan kita bisa lakukan buat senang-senang saja. No commitment!” Pintu sudah terbuka dan Sherly menghentikan langkahnya yang hendak keluar ruangan Wisnu. Dia sudah tau reputasi Wisnu dan sering mendengar teman-temannya membicarakan lelaki itu. Walau mereka berteman cukup lama, mereka sama sekali belum pernah melakukan kontak fisik sampai barusan. Baik Wisnu maupun Sherly sama-sama menjaga hubungan mereka karena kalau sampai mereka ketauan punya hubungan, keluarga besar mereka bakal menyuruh keduanya untuk menikah. Wisnu, jelas nggak mau menikah karena dia masih betah celup sana celup sini tanpa ada beban. Punya istri dan punya anak hanya akan membuat petualangannya terhenti. Sedangkan Sherly, dia nggak mau punya suami yang kerja di media. Terlalu sibuk dan jam kerjanya nggak jelas. Setidaknya itu yang dia pelajari selama bekerja di stasiun TV lokal ini. Tapi … Sherly nggak mau munafik kalau dia butuh lelaki. Sudah terlalu lama dia nggak merasakan sentuhan seperti Wisnu menyentuhnya tadi. Sherly mendesah dan membuka pintu ruangan temannya. "Lu belum jawab tawaran gue Sher," Wisnu nggak mau menyerah. Menaklukan wanita lain saja bisa masa menaklukan teman sendiri nggak bisa. Kegagalan mendapatkan Sherly bakalan bikin reputasinya dapet nilai merah. "Sher! Dicariin ke mana-mana! Lima menit lagi on air!" seru program director dengan muka kesal. Sherly melambai dan memberi kode akan segera ke studio. "Lu punya tempat yang aman? Gue nggak mau di mobil, hotel, kantor, apalagi di rumah." Wisnu tersenyum penuh kemenangan. Tentu saja dia punya sarang maksiat tempat dia membawa semua teman-teman one night stand-nya. "Selesai lu siaran, gue tunggu di mobil," katanya sambil tersenyum lebar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
146.1K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
204.8K
bc

TERNODA

read
191.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook