Menjauhi Niko

1028 Words
Arumi baru saja akan pergi ke supermarket membeli persediaan bahan-bahan makanan di kulkas yang mulai menipis. Harusnya ini menjadi tugas bi Tuti tapi karena Arumi yang memaksa maka dialah yang berbelanja. "Mau kemana? " tanya Niko saat melihat Arumi berpakaian rapi. Kalau begini Arumi tidak terlihat seperti mama tirinya. "Mau belanja keperluan dapur" jawab Arumi. "Aku akan mengantarmu ayo" ajaknya lalu berjalan mendahului Arumi lebih dulu. Arumi sebenarnya ingin pergi dengan supir tapi Niko tetap memaksa untuk mengantarnya jadi dia tak ada pilihan lain untuk ikut. Arumi duduk tepat di Niko. Kalau dilihat-lihat mereka seperti sepasang kekasih bukan seperti ibu dan anak. Wajah Niko mirip dengan Alvaro hanya saja lebih ke versi mudanya. "Kenapa melihat wajahku? aku tau kalau aku ganteng tapi jangan melihatku seperti itu nanti kau akan jatuh cinta padaku" ucapnya dengan percaya diri. Arumi langsung membuang wajahnya ke arah jendela. Kenapa juga dia malah membandingkan Niko dan Alvaro. Sementara itu Niko diam-diam tersenyum melihat wajah Arumi yang memerah karena kepergok memperhatikannya. "Lucu juga" gumamnya yang tak bisa didengar oleh Arumi. Sesampai disana Arumi dan Niko masuk ke dalam supermarket. Niko mendorong troli lebih dulu sementara Arumi berjalan di belakangnya. "Arumi apa yang ingin kamu beli? " tanya Niko memecahkan hening diantara mereka. "Aku ingin membeli ayam, daging, sayuran, dan beberapa bumbu dapur" jawabnya gugup karena orang-orang malah memperhatikan mereka tepatnya melihat ke arah Niko. "Niko?? " sapa seorang gadis cantik yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. "Aurel?? " Niko tak menyangka akan bertemu dengan Aurel mantan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sedangkan Arumi hanya diam memandang mereka berdua. "Siapa dia Niko? apa kamu punya pacar baru? " tanya Aurel saat menatap Arumi dengan tatapan merendahkan. Niko langsung merangkul bahu Arumi di depan Aurel dengan begitu mesra. Arumi tiba-tiba kaget saat Niko merangkulnya seperti ini. "Iya dia pacarku kenapa? " tanya Niko. "Tidak bisa!! kamu tidak bisa pacaran dengan orang lain Niko!! kamu itu hanya mencintai aku!! tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisiku termasuk cewek kampungan itu!! " hina Aurel sambil menatap sinis pada Arumi. "Jaga mulutmu!! Arumi seribu kali lebih baik daripada kamu Aurel! dia adalah wanita terhormat tidak seperti dirimu yang dengan mudah membuka pahanya pada pria lain!! " seru Niko dengan marah. Ia langsung pergi membawa Arumi untuk menjauh dari Aurel. Setelah agak jauh Niko melepaskan genggaman tangannya pada Arumi. "Maafkan aku" ucapnya dengan wajah penuh emosi. "Ehm iya apa kita pindah supermarket saja? " usul Arumi. "Tidak perlu ayo kita mulai belanja lagi" ajaknya lagi. Mereka kembali memutari supermarket sampai bahan-bahan masakan yang akan dibeli oleh Arumi sudah masuk ke dalam troli. Setelah itu mereka membayar semua belanjaan mereka di kasir. "Total belanjaannya tiga juta lima ratus ribu rupiah mbak" ucap penjaga kasir. Arumi mengeluarkan kartu debit yang hanya digunakan untuk belanja kebutuhan rumah tangga. Selesai membayar mereka langsung pulang kerumah. Niko dengan sigap membantu Arumi untuk mengangkat belanjaan yang lumayan berat. Hal itu tak luput dari perhatian Alvaro. Sejak kapan Arumi dan Niko menjadi dekat. Melihat kedekatan mereka Alvaro sedikit terusik. Apa Arumi berusaha untuk menggoda anaknya setelah gagal merebut perhatiannya? ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus memperingati Arumi agar menjaga jarak dengan Niko. *** Malam harinya Alvaro memanggil Arumi untuk ke kamarnya. "Jangan terlalu dekat dengan Niko" ucapnya memperingati Arumi. "Kenapa mas? Niko kan juga anak sambungku" tanya Arumi tak mengerti. Bukankah Alvaro meminta dirinya untuk lebih dekat anak-anaknya yang lain. "Apa kau berusaha untuk menjebak Niko setelah gagal memperdaya diriku? aku tak menyangka kau semurahan ini" tubuhnya. "Mas apa yang kau bicarakan? aku tidak pernah berniat seperti itu mas. Kan mas sendiri yang memintaku untuk lebih dekat dengan anak-anak jadi apa yang salah sekarang kalau aku dekat dengan Niko? " "Untuk Niko pengecualian jangan sekali-sekali kau mendekati atau menggodanya!! sekarang kemarilah puaskan aku!! " perintahnya. Arumi berjalan mendekatinya dan berdiri di hadapannya. "Menunduk sekarang!! " perintahnya lagi. Arumi kemudian bersimpuh dibawa kaki suaminya. Setelah itu Alvaro melepaskan gesper miliknya dan melorotkan celana miliknya sampai batas dengkul. Terpampanglah gundukan besar milik Alvaro di depan Arumi. Arumi memalingkan wajahnya karena malu saat melihatnya. "Ayo hisap sekarang!! " Alvaro menarik kepala Arumi agar mendekat pada miliknya. Arumi terpaksa mengoral milik suaminya yang sudah mengeras dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Harga dirinya seperti diinjak-injak dan dilecehkan oleh suaminya sendiri. Padahal kalau Alvaro memintanya dengan penuh kelembutan mungkin dia akan dengan senang hati melakukannya. Alvaro memejamkan matanya saya merasakan nikmat saat miliknya dihisap oleh istri kecilnya. Arumi tak ubah hanyalah alat pemuas nafsunya saja. Ia sudah mulai ketagihan dengan rasa tubuh Arumi yang masih legit dan menggigit. Tubuhnya mengejang saat mendapatkan pelepasan pertamanya di dalam rongga mulut Arumi. "Uhuk uhuk uhuk!! " Arumi terbatuk-batuk saat menelan benihnya. Dengan cepat Alvaro menarik celana dalam Arumi dan langsung menghujamya dari belakang. "Ughhhh sakit" ringis Arumi saat Alvaro langsung menghujamnya dengan keras dalam sekali hentakan. Alvaro menjilat bibirnya saat merasakan cengkraman hangat dan ketat di dalam lubang surgawi milik Arumi. Ia mulai menggoyangkan pinggulnya dengan cepat tanpa peduli Arumi menangis memintanya untuk melakukannya dengan lembut dan pelan. "Mas sakit mas sakit ampun mas hiks hiks hiks hiks" tangis Arumi.Tangisan Arumi bukan membuatnya iba tapi malah menjadi-jadi. Dia terus menggempur Arumi sampai wanita itu tertidur karena kelelahan. *** Dengan langkah tertatih Arumi turun dari ranjang milik Alvaro. Dia memakai kembali pakaiannya dan keluar dari kamarnya. Ia harus bangun lebih dulu sebelum Alvaro bangun dan memarahinya jika ketahuan tertidur diranjang yang sama dengannya. Sakit itulah yang ia rasakan saat ini. Tubuhnya terasa sakit tapi hatinya jauh lebih sakit saat suaminya memperlakukan dia tak ubah sebagai bud*k se*s belaka. Sampai kapan dia akan diperlakukan seperti ini. Rasanya ia tak sanggup lagi menjalani pernikahan ini. "Kenapa wajahmu terlihat pucat? apa kamu sakit? " tanya Niko tiba-tiba muncul di hadapannya. Arumi sempat kaget melihat kehadirannya. Dia teringat kata-kata Alvaro untuk tidak terlalu dekat dengan Niko. "Aku baik-baik saja" jawabnya lalu kembali berjalan ke arah kamarnya. "Aku belum memperbolehkanmu untuk pergi" Niko menahan tangannya tapi Arumi langsung menghempaskannya tangan Niko yang mencengkeramnya. "Jangan sembarangan menyentuhku!! aku ini mamamu!! " seru Arumi. "Mama?? kamu itu bukan mama kandungku Arumi. Kita bahkan tak ada hubungan darah sedikitpun dan kita bisa melakukan ini" Niko menarik tangan Arumi dan langsung melumat bibirnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD