Bab 4. Sekretaris Pribadi

1258 Words
Leo pun berjalan melewati Miyabi. Namun tepat pada saat dia berada di hadapan Miyabi, seseorang yang berada di belakang Miyabi tidak sengaja tersandung dan mendorong Miyabi. Seketika itu pula Miyabi pun tersungkur ke depan dan menabrak Leo. Leo pun reflek memeluk Miyabi. Seketika pandangan keduanya pun bertemu. Leo tersenyum melihat keberadaan Miyabi. Jelas dia masih ingat, siapa itu Miyabi. Dia adalah gadis yang baru saja mengambil first kiss darinya semalam. Dia pun mendekatkan bibirnya ke bibir Miyabi. Miyabi yang menyadari itu lekas bangkit dari pelukan Leo. Dia bahkan tak segan untuk mendorong tubuh Leo. Dia pun bergegas pergi ke toilet karena gugup. "Maaf, saya permisi," ucap Miyabi yang buru-buru pergi. Leo pun memperhatikan kepergian Miyabi sembari menatapnya. Seketika dia pun menyunggingkan senyuman. Entah apa yang saat ini sedang dia pikirkan. Dia hanya merasa kalau semuanya semakin menarik. Dia pun menoleh ke arah asistennya Brandon. "Apa dia salah satu karyawan yang melamar di perusahaan ini?" bisik Leo kepada Brandon. Brandon pun mengangguk menanggapi itu. "Benar, Tuan Leo. Apakah ada masalah dengan gadis itu? Apa perlu saya bereskan?" tanya Brandon. "Apa kamu lupa? Semalam saya sudah memintamu untuk menyelidiki asal-usulnya. Kamu bahkan belum memberitahu saya apa-apa." "Maaf Tuan Leo, saya memang sudah mendapatkan informasinya. Hanya saja saya lupa untuk mengabarkannya kepada Tuan. Semalam anda langsung meminta pulang. Dan setibanya di rumah anda langsung ke kamar tanpa bicara lagi. Saya pikir anda melupakannya begitu saja." "Kalau begitu segera beritahu saya semuanya. Kita bicara di dalam!" bisik Leo kepada Brandon. Kemudian dia pun pergi ke ruangannya. Brandon pun mengikutinya dari belakang. Leo tersenyum mendengar informasi tentang Miyabi tersebut. Dia merasa memiliki kesempatan untuk memanfaatkan situasi itu. "Jadi, ibunya sedang sakit keras saat ini?" Brandon mengangguk. "Ya, Tuan Leo. Semalam dia baru saja dilarikan ke rumah sakit." Leo mengangguk menanggapi itu. "Sepertinya dia sedang cukup kesulitan saat ini. Kalau begitu langsung terima dia! Saya akan mengangkat dia sebagai sekretaris pribadi saya." Brandon mengangguk menanggapi itu. Kemudian dia pun keluar untuk memanggil Miyabi. *** Di toilet, Miyabi yang baru saja selesai mencuci mukanya sedikit terkejut saat dirinya dihampiri beberapa orang wanita di sana. Para wanita itu langsung mencekal tangan Miyabi dan mendorongnya. Miyabi terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu dari mereka. Miyabi pun menatap mereka. "Kalian ini siapa? Dan, kenapa kalian tiba-tiba saja menggangguku? Apa salahku pada kalian semua?" tanya Miyabi merasa tak terima. Namun semua wanita itu malah tertawa mendengar ucapan Miyabi itu. "Kami adalah karyawati senior di perusahaan ini. Dan kami paling tidak suka dengan sikapmu yang suka mencari perhatian seperti tadi. Apa kamu sengaja menjatuhkan diri ke pelukan pak Leo tadi, supaya bisa di luluskan dari wawancara?" Miyabi menggeleng-geleng kepala mendengar itu. karena dia memang tidak berniat melakukan itu. "Tadi itu tidak sengaja. Tiba-tiba saja seseorang yang di belakangku mendorongku. Makanya aku bisa terjatuh ke pelukannya. Aku sungguh tidak berniat untuk menggodanya. Itu tidak sengaja," ucap Miyabi berusaha menjelaskan semuanya. Tapi justru para wanita itu malah mengambil air dan menyiramkannya ke pakaian Miyabi. Tentu saja Miyabi terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu. Apalagi sebentar lagi dia akan wawancara. Miyabi bingung harus bagaimana. "Sekarang pakaianmu sudah basah! Apa kamu pikir kamu masih pantas untuk ikut wawancara itu?" "Lebih baik sekarang kamu pulang dan jangan kembali lagi ke perusahaan ini. Perusahaan ini tidak membutuhkan karyawan rendahan sepertimu!" Ucap wanita-wanita itu kepada Miyabi. Namun Miyabi tidak mau menyerah begitu saja. Apalagi saat dirinya mengingat ibunya yang sedang membutuhkan perawatan saat ini. Walau bagaimana juga dia tetap harus bisa diterima di perusahaan ini. Itu semua demi masa depannya yang lebih baik. "Kalian tidak bisa mengusirku begitu saja seperti ini. Memangnya kalian pikir kalian siapa? Kalian bukanlah atasan. Kalian hanya karyawan biasa, sama sepertiku!" "Sepertimu, kamu bilang? Memangnya kamu merasa sudah diterima di perusahaan ini?! Jangan bermimpi! Tidak mudah untuk melewati pak Brandon. Dia adalah orang yang sangat teliti. Apalagi untuk menjadi karyawan di sini." "Kalau begitu biar orang itu sendiri yang memutuskan, apakah aku diterima di sini atau tidak. Namun sebelum itu, aku tidak akan pernah pergi atau meninggalkan tempat ini!" "Kamu!—" para wanita itu hendak kembali meraih tubuh Miyabi untuk membulinya. Akan tetapi Miyabi bergegas berlari ke sela-sela mereka dan keluar dari sana. Miyabi berlari sekencang mungkin karena tidak ingin kembali tertangkap oleh mereka. Namun tiba-tiba dirinya tidak sengaja bertabrakan dengan Brandon yang saat itu sedang mencarinya. "Kamu! Akhirnya aku menemukanmu juga." ucap Brandon kepada Miyabi. Miyabi terkejut mendengar ucapan Brandon itu. Dia tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya dimaksud oleh laki-laki itu. "Tolong saya Pak! Saya baru saja dibully oleh para karyawati di perusahaan ini. Coba bapak lihat! Mereka bahkan sudah menyiram saya dengan air sampai basah kuyup seperti ini," ucap Miyabi sembari memperlihatkan sekujur tubuhnya yang basah. Seketika Brandon menelan ludah susah payah melihat lekuk tubuh Miyabi. Dia pun bergegas mengalihkan pandangannya. "Bicarakan itu nanti saja. Sekarang kamu ikut saya ke ruangannya pak Leo! Dia memanggilmu!" "Apa?! Pergi ke ruangannya pak Leo? Maksudnya, laki-laki tadi itu?" Brandon mengangguk. "Tapi bagaimana dengan penampilan saya? Saya tidak mungkin pergi menemuinya dengan berpakaian seperti ini," ucap Miyabi menutupi lekuk tubuhnya. Namun Brandon yang mengerti akan Boss nya yang sedikit tertarik kepada Miyabi memutuskan untuk tetap mengirim Miyabi. Dia pun meminta Miyabi untuk tetap pergi. "Itu tidak masalah. Yang penting sekarang kamu ikut saya untuk menemuinya! Ini kesempatan bagus untuk kamu. Pak Leo sudah memutuskan, kalau kamu diterima di perusahaan ini dan akan menjadi sekretaris pribadinya." "Apa?! Bapak serius?! Saya diterima di perusahaan ini?!" tanya Miyabi antusias. Brandon pun mengangguk menanggapi itu. "Ya. Maka dari itu segeralah pergi ke ruangannya sekarang juga! Atau nanti dia akan berubah pikiran dan membatalkan kesepakatan." Miyabi mengangguk-ngangguk menanggapi ucapan Brandon tersebut. Dia pun lekas berlari menuju ruangannya Leo. Dia bahkan mengabaikan tatapan semua orang yang memperhatikan penampilannya yang basah kuyup itu. Namun Miyabi tak memperdulikannya. Yang dia pedulikan saat ini adalah masa depannya. Masa depannya dengan keluarganya yang berada di tangannya. "Eh! Kalian dengar, tidak?! Kata asisten pribadinya pak Leo, gadis itu sudah diterima di perusahaan ini untuk menjadi sekretaris pribadinya pak Leo. Itu berarti kita sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mendapatkan posisi itu." "Pasti dia mendapatkannya dengan cara merayunya. Kau lihat saja penampilannya, basah kuyup seperti itu. Pasti dia habis menggoda asistennya pak Leo tersebut." "Kau benar! Pasti dia melakukan cara murahan untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu." Orang-orang yang hendak melakukan wawancara bersama Miyabi pun turut menggosipkan diterimanya Miyabi. Mereka merasa tak terima karena Miyabi bisa diluluskan begitu saja dan langsung diterima menjadi sekretaris pribadinya Leo. Sedangkan mereka, harus mengikuti tahap wawancara lebih dulu untuk bisa bekerja disana. "Ini tidak adil! Bagaimana bisa dia langsung diterima begitu saja tanpa wawancara. Pak Leo juga langsung menjadikannya sebagai sekretaris pribadinya. Padahal kita semua tahu, kalau selama ini pak Leo tidak pernah menggunakan seorang sekretaris perempuan di sisinya. Semua pekerjaan sekretaris pasti sudah dihandel oleh pak Brandon. Tapi kali ini, tiba-tiba saja pak Leo langsung meloloskan seorang gadis untuk menjadi sekretaris pribadinya tanpa wawancara. Apakah menurut kalian ada yang aneh dengan hal ini?" "Sepertinya ada yang tidak beres dengan gadis itu. Pasti dia sudah menggunakan cara licik untuk meloloskan diri." "Hm. Aku pikir jiga begitu." Tak hanya orang-orang tadi yang merasa kesal dengan diterimanya Miyabi. Namun juga para karyawati yang tadi membully Miyabi juga merasa tak terima dengan diterimanya Miyabi di perusahaan itu. Bahkan Miyabi langsung diangkat menjadi sekretaris pribadinya Leo. Tentu saja mereka iri dengan hal itu. Mereka saja yang sudah bekerja bertahun-tahun bersama Leo bahkan tidak pernah mendapatkan kesempatan itu. Selama ini Leo hanya mengandalkan Brandon disisinya sebagai asisten sekaligus sekretaris pribadinya. Ini adalah kali pertama Leo menggunakan seorang sekretaris perempuan. Dan posisi itu berhasil didapatkan oleh Miyabi. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD