“Ibu dari anak ini, adalah wanita yang harusnya menjadi kakak iparku. Sayangnya, dia tidak sekaya wanita yang kini diterima dalam keluargaku. Tapi sebagai pria aku kagum pada sosok ibunya, bukan hanya cantik, pintar, dan memiliki banyak keterampilan. Wanita itu juga selalu terlihat kuat dan tak ingin di kasihani.” “Wah! Jaman sekarang ini susah sekali menemukan sosok wanita seperti itu, Mir. Wajar saja jika banyak yang menginginkannya.” “Kamu benar, bahkan aku juga sempat terjerat rasa padanya.” Sang teman terperanjat mendengar pengakuan Amir. Sebuah perbuatan yang seharusnya tidak pernah ia lakukan. Namun, sejurus kemudian sang teman tampak paham. Ia memberikan tepukan hangat pada pundak Amir, “Hampir saja kamu merebut kakak iparmu sendiri, aku tidak terbayang bila itu sampai terjadi,