“Hmm.” Almahyra hanya bisa menggelengkan kepala, sedangkan Herman malah cengengesan. Siang itu keduanya akhirnya, makan bersama lagi setelah cukup lama tidak bertemu. Herman juga mengantarkan Almahyra pulang ke rumahnya. Dan semenjak saat itu, keduanya semakin akrab dan seakan terlihat seperti sepasang kekasih. Banyak juga orang-orang yang mendukung kedekatan mereka berdua. Hanya saja, hingga detik itu Almahyra belum bisa membuka hati untuk orang lain. Terkecuali, ia juga terus memikirkan seseorang. Aimal, ya, Aimal. Tampaknya, ia masih berharap Aimal masih ingin kembali padanya. Dua bulan berlalu. Malam itu, suasana tampak indah. Langit di atas negara kecil namun memiliki kemajuan zaman yang patut diacungi jempol tersebut, Haifa Ayda, selaku gadis yang akan menjalani proses resepsi p