“Kamu itu memang hanya satu-satunya wanita yang keras kepala menolak bantuan dari orang lain, Alma. Selama ini, aku selalu bertemu dengan wanita yang selalu mengandalkan orang lain. Dan ini pula yang membuatku semakin jatuh hati padamu, Al,” goda Herman yang dibarengi dengan cengengesan tidak jelas.
“Sudah berapa kali aku katakan padamu, Man. Tidak semua wanita itu memiliki sifat dan pola pikir yang sama,” sahut Almahyra masih sibuk dengan tanah yang sejak tadi ia lukis.
“Kamu gambar apa, ‘sih?”
Almahyra tidak menjawab pertanyaan Herman. Dia masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Herman semakin mendekat, tampaknya dia juga penasaran dengan apa yang sedang dilukis olehnya. Ternyata di atas tanah itu tampak nyata wajah seorang pria. Dan Herman tentu saja tidak akan mengenali sosok terseb
