Suara dentuman keras kembali terdengar. Russel kembali menahan napas untuk yang kesekian kalinya. Di persembunyiannya di dalam mobilnya yang terbalik, Russel memegangi dadanya yang bergemuruh. Jantungnya rasanya mau meledak. Seandainya jantungnya terbuat dari sesuatu yang bisa dipasang dan dilepas, ia yakin organ terpenting di dalam tubuhnya itu akan terlepas dan keluar dari dalam rongga dadanya. Saking kencangnya jantungnya berdegup sampai-sampai rasanya jantung itu melakukan salto. Russel akui ia memang penakut. Sejak kecil, ia tidak pernah membalas saat ada yang mengejek atau memukulnya. Ia tidak berani melawan. Tubuhnya memang besar tetapi nyalinya sangatlah kecil, sekecil biji apel. Oleh karena itu dulu ia selalu melakukan apa yang diminta dan diperintahkan oleh almarhum Roger. Seka