prolog
Masa lalu memang sangat sulit dilupakan bahkan memang sangat sulit, namun bagaimana jika setelah kita dengan keras hampir berhasil melupakannya, justru masa lalu itu muncul kembali. Antara maju atau mundur. Disaat keadaan sangat mendukung untuk maju.
Kinta Maharani Utari. Gadis yang sekarang sedang bimbang dengan perasaan nya. Dia ingin maju, memperjuangkan lagi cintanya. Namun apakah mungkin dia bisa melawan kenangan 2tahun laki-laki itu.
"Kin. Ini kesempatan buat nunjukin perasaan Lo." ujar gadis berambut panjang sahabat Kinta. Shofia Alendra Atmaja.
"Jangan." tolak Abela. Gadis cantik bermata hitam pekat, sahabat Kinta. Abela Ciara Zyeanic.
"Kenapa? Bukan nya ini bagus buat Kinta bisa bersama dia."
"Kenangan 1tahun aja sulit dilupa apalagi 2tahun. Sudah jelas susah."
"Coba aja dulu. "
"Terus Lo mau Kinta semakin sakit hati. Iya kalo bisa kalo enggak?."
Benar kata Ara. Sulit baginya untuk menghapus kenangan 2tahun itu, dilihat dari betapa cintanya dia kepada mantan pacarnya.
Namun benar juga kata Shofia, kita tidak akan pernah tau hasilnya kalo belum pernah dicoba bukan. Lagipula cinta sama luka itu sudah satu porsi. Dan kesempatan tidak datang dua kali.
"Oke gue coba!" ujar Kinta dengan tekad kuat.
"Lo jangan dengerin omongan Shopia deh, Kin."
"Benar kata Shofia gue nggak akan pernah tau kalo belum gue coba."
"Kalo nggak berhasil?"
"Gapapa yang penting udah gue coba. Apapun hasilnya gue terima. Gue siap jatuh cinta berarti gue juga harus siap menerima luka."
Walaupun sulit bagi Kinta menarik hati dia, akan tetap Kinta coba. Kesempatan tidak datang dua kali bukan, apapun badai yang harus Kinta lalui ia siap. Kinta yakin usaha tidak akan mengkhianati hasil, namun jika nanti semua sia-sia ia tak apa. Takdir sudah ada yang mengaturnya.
"Gitu dong. Masa sohib gue lemah si."
"Gue harap Lo nggak akan terluka Kin."
****
"Jangan insecure. Lo cantik. "
"Apa ada Kin, perempuan diluar sana yang mau sama gue?. "
"Ada tanpa sepengetahuan Lo."
"Cowok berandalan seperti ini?. Apa ada yang mau."
"Ada terutama gue, Ga." Ucapnya dalam hati.
"Gue suka sama Lo, Ga."
"Sorry. Gue gak bisa nerima Lo."
Terkadang Kinta dipaksa maju oleh perasaan nya yang sangat mencintainya, namun ia dipaksa mundur oleh kenyataan. Memiliki dia bagaikan memeluk pohon kaktus semakin dipeluk semakin sakit tertancap duri-durinya.
Lalu haruskan Kinta kali ini harus ikhlas melepaskan dia lagi?.
"Lo lucu gue suka."
"Jangan pergi dari gue ya Kin. Gue butuh Lo."
"Bener rumor itu Ga? Lo balikan sama dia."
"Iya kita akan tunangan."
"Gak ada kesempatan buat gue, menarik hati Lo ga."
"Gak usah mimpi."
"Jangan nyerah Kin. Kita mulai dari awal ya."
"Maaf , Ga hati gue udah capek. Biarin hari gue lepas dari Lo, tolong jangan balik lagi."
"Takdir kita cukup sulit, Ga. Banyak kenyataan pahit untuk gue."
"Maaf. "
"Cukup sampai disini aja ya. Aku terlalu capek."
Semua pertemuan pasti tidak kebetulan. Pasti ada makna dibalik pertemuan itu, entah bersama atau tidaknya yang jelas memberi perubahan dihidupkan kita.