PROLOG

219 Words
Hani menatap semua lembaran yang baru saja ia dapatkan dari Herta. Matanya membulat sempurna di mana ia pun makin lama makin lunglai karena sungguh, dirinya sudah sangat hati-hati kala keluar dari hotel tempatnya bermalam tiga hari lalu. Mumgkin kalau dirinya hanya bermalam biasa, para paparazzi itu tak akan usil membuntuti. Tapi … “Kau … yakin tak ingin menjelaskan apa-apa, Hani?” tanya Herta dengan pandangan sedih tapi curiga. Sedih karena dirinya tak juga mendapat kisah asli di antara mereka berdua. Benar. Di foto itu ada seorang pria yang sejak awal sudah ia peringati jangan sampai Hani berurusan panjang dengannya. Malah seperti ini! Keluar hotel bersamaan di mana Hani dirangkul dengan mesra oleh Byan! Byan hadinata seorang sutradara yang tengah naik daun. Sama populernya antara karya besutannya juga skandal yang diciptakan pria itu. Dan sekarang? Menyeret Hani! Astaga! Rasanya herta mau pingsan saja! “Aku tak melakukan apa-apa.” Hani menggigi bibir bawahnya gugup. “Tidak bercanda?” Kepala Hani berkhianat. Malah mengangguk seolah kata-kata yang diucapkan itu bohong belaka. Apalagi saat ia ingat, bagaimana desahannya sendiri memenuhi ruang kamar hotel itu. Di mana … pria itu dengan sangat lihai memainkan peran. Ya Tuhan! Erangan demi erangan. Belum lagi Hani yang minta untuk disentuh di beberapa titik. Juga … bagaimana pria itu memeluknya sepanjang malam. Kau dalam masalah, Hani!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD