Di kantor Mario sore itu. Ketika Mario membuka pintu pantry dia menangkap sosok yang tidak asing di matanya. Dia membenahi letak kacamata sebelum mendekati sosok yang kini tengah memunggunginya itu. “Ara? Kapan lo balik dari Amerika?” sapa Mario, menepuk pundak perempuan yang tengah asyik mengaduk teh di cangkirnya itu hingga berbalik badan, dan menatap Mario tanpa mengerjap. “Rio? Ach kangen gue. Hari minggu gue mendarat di Indo, Yo,” ucap perempuan bernama Ara tersebut dengan riang. “Kok nggak ngabarin, Ra? Kan bisa gue jemput.” Ara bersendekap. “Gue takut mau ngerepotin elo lagi. Secara ye lo udah punya bini, lagi,” jawabnya, sambil mencibir. “Bini gue jinak kok. Insya Allah,” tukas Mario sambil melangkah dan mendaratkan bokongnya di kursi pantry. “Kok pakek embel-embel Insy