Michael keluar dari ruang pribadi Ayahnya dengan langkah cepat, menuju ruang pribadinya yang terletak di ujung selatan Mansion mewah dan megah milik Alexander's. Dalam genggamannya, ia membawa surat perjanjian pernikahan yang telah menjadi sumber ketidaknyamanan baginya, terutama pasal yang menyatakan bahwa Jihan berhak menggugat cerai. Setibanya di ruangnya, suasana hening menyambutnya. Michael segera duduk di depan laptop, menatap layar yang menyala terang. Fokusnya tertuju pada dokumen yang tertera, hatinya bergejolak. Sebagaimana ia ungkapkan kepada Ayahnya sebelumnya, ketidaksetujuan terhadap pasal tersebut membara dalam dirinya. ‘Tidak akan aku membiarkan Jihan mendapatkan hak untuk menceraikanku,’ batinnya dengan tegas. Rahang tegasnya mengencang, mencerminkan determinasi yang