35. Layangan yang Terbang

1830 Words

Suasana canggung antara aku dan Mas Dhika tak terelakkan. Aku hanya berusaha biasa-biasa saja karena ada Dek Arun di dekat kami. Untungnya, anak ini sepertinya tidak sadar jika aku dan kakaknya sedang kikuk. Dia malah asik cerita ini dan itu. Kami bertiga sarapan di nasi uduk yang waktu itu. Sepertinya warung ini memang sudah langganan Mas Dhika, jadi tidak heran kalau si pemilik sampai megenalnya. Jujur, sejak pertama kali masuk area warung ini, aku mendadak ingat saat dulu Mas Dhika mengakuiku sebagai calon istrinya di depan Bu Harti dan anak. Kalau saat itu aku hanya kaget dan nyaris tidak terima dengan pengakuannya yang tiba-tiba, maka andai hal itu terulang lagi hari ini, rasanya pasti sudah jauh berbeda. Namun, aku berdoa itu jangan sampai terjadi. Pasalnya, ada Dek Arun di sini.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD