Akhirnya, selesai sudah yudisiumku. Hari ini aku resmi menyelesaikan semua administrasiku dengan kampus. Setelah ini aku tinggal menunggu wisuda saja.
Dari semester delapan, jadi tujuh, dan akhirnya berakhir di enam. Benar-benar tak terperediksi.
Memang tepat sekali kalimat yang berbunyi kita sebagai manusia hanya bisa berencana, pada akhirnya tetap Tuhan yang menentukan. Ini berlaku dalam konteks apa pun, terlepas dari banyaknya faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi.
“Desya!” aku menoleh ketika mendengar namaku disebut.
“Eh, Mas?”
Senyumku langsung merekah ketika melihat Mas Dhika sedang berjalan mendekat. Dia memang sudah janji akan menemuiku hari ini. Karena aku bilang sejak pagi mengurus yudisum, dia langsung menawari akan datang menyusul jika sudah selesai..
“Bagaimana yudi
