Hurt 22

1015 Words

08999xxxx Aku tunggu di kafe tempat pertama kali kita nge-date! Ana membaca pesan itu dengan kedua alis bertaut. Ia hapal nomor itu. Ia adalah nomornya Rehan, tapi untuk apa mantan suaminya itu mengajak nya bertemu? Apakah untuk membahas hasil penjualan rumah seperti yang ia katakan waktu itu? Kalau memang iya, sudah jelas lelaki itu sama sekali tidak menghargainya sebagai perempuan. Bukankah ia sudah berjanji kalau rumah itu hanyalah untuknya. Tapi mengapa sekarang Rehan malah mengungkit rumah itu. Ana perlahan bangun dari ranjangnya. Rama sudah berangkat kerja. Ana jadi punya kesempatan untuknya bertemu dengan Rehan. Rama jelas tidak akan marah ia pergi ke keluar, selama Ana masih bisa menjaga kandungannya. Merasa gerah, Ana pun sepertinya harus mandi yang membersihkan dirinya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD