“Aaaah, Jason pelan-pelan!” rintih Rose ketika pria itu menurunkan celana dalamnya dengan kasar. Ini adalah malam pertama bagi Rose semenjak menikah dengan Jason beberapa bulan lalu.
Mereka menikah hanya karena sebuah perjanjian yang saling menguntungkan. Rose yang tidak punya siapa-siapa lagi. Jason mencecapi bahkan sesekali menjilat daun telinga Rose ketika dia begitu merintih dengan desahannya itu.
Lagipula mereka itu suami istri, tidak ada salahnya jika dia melayani suaminya.
Mata Jason begitu mengartikan bahwa dia ingin menerkam Rose kali ini. Suara dari gadis itu benar-benar sangat indah ketika sedang mendesah.
Melihat area kewanitaan Rose tanpa bulu itu membuat Jason menyunggingkan senyumannya yang seketika melahap milik istrinya dan memberikan sentuhan sampai Rose benar-benar tidak bisa merasakan kesadarannya.
Seumur hidupnya tidak pernah dia rasakan sensasi senikmat ini yang mampu membuatnya begitu betah ingin terus melanjutkan. Dengan tangan kiri Jason yang terus meremas dadanya dan sesekali mengarahkan tangan kirinya ke mulut Rose agar gadis itu menjilatinya dengan sensual.
Kemolekan tubuh Rose yang begitu indah. Dengan d**a yang cukup besar dan bahkan begitu menggoda sampai dia tidak bisa berhenti untuk meremasnya. Usai dengan kegiatannya yang menjilati daerah kewanitaan Rose. Dia naik kembali untuk menggigit d**a Rose yang baru saja keluar akibat dia hisap terus menerus sampai terlihat begitu menegangkan.
Di rumah yang seperti istana ini siapa yang mau mendengar mereka? Karena semua pelayan dan juga orang-orang di rumah tidak ada yang tinggal dalam satu rumah dengan mereka. Rumah ini sangat besar bagi mereka yang hanya tinggal berdua. “Kamu akan menjadi milikku, sayang,” kata Jason saat dia sudah tidak tahan lagi ketika melihat istrinya sudah tidak tahan dengan kegiatannya yang terus menghisap gundukan kenyal Rose.
Tak lama setelah itu Jason membuka setelannya dan mengikat tangan Rose dengan dasinya. Dia juga membuka celananya sampai dia benar-benar telanjang bulat.
Hal yang tidak bisa dihentikan oleh Jason adalah berhenti menjilati milik Rose yang benar-benar menggodanya. Selama bercinta dengan wanita lain tidak pernah dia mau menjilati apalagi sekadar memainkan milik wanita itu. Namun karena ini adalah istrinya dia sampai harus membiarkan mulutnya menciumi bahkan mengeluarkan lidahnya untuk terus menjilat daerah yang sangat sensitif itu.
Melihat Rose yang sudah tidak berdaya lagi. Dia melepaskan ikatan itu yang kemudian menggesekkan miliknya di pada milik Rose. “Kumohon kali ini pelan-pelan, Jason!”
Usai menggesekkan juniornya, Jason mengarahkan miliknya yang sudah benar-benar tegang itu dan satu kali hentakan. “Aaaaaaaah, Jason itu sakit sekali,” rintih Rose sampai menangis. Pria itu juga membiarkan miliknya di dalam sana karena merasa nyeri saat menghentakkan tadi.
“Kamu masih perawan Rose?”
Tanpa mengatakan apa pun, Rose hanya mengangguk pelan. Lalu dia kemudian menghadap ke arah lain saat Jason menatapnya dengan begitu intens dan dengan senyuman liciknya. Sebelum hal ini terjadi banyak sekali kejadian yang dibenci oleh Rose namun pada akhirnya dia benar-benar bersetubuh dengan suaminya.
Jason tersenyum puas bahwa baru kali ini dia bersetubuh dengan wanita yang masih perawan dan di umur dua puluh lima tahun Rose masih bisa menjaga kehormatannya. Rata-rata yang pernah dia tiduri adalah wanita yang satu kali hentakan akan mendesah. Namun berbeda dengan Rose yang malah menangis.
Pelan tapi pasti, Jason menarik miiknya dan melihat benar-benar ada darah yang keluar bahkan menodai juniornya sampai dia tersenyum puas ketika dia bangga menjadi pria pertama yang menyetubuhi Rose.
“Aku akan pelan,” ujarnya lalu dia mencium bibir Rose dengan sangat panas.
Wanita itu hanya merintih menahan sakit sambil mendesah. “Aaaah, Jason ah,”
Bagaimanapun juga itu adalah hubungan intimnya yang pertama. Jadi sulit bagi Rose untuk menikmatinya seperti yang dikatakan oleh teman-temannya bahwa bercinta itu sangat nikmat. Tapi Jason merenggutnya hanya dalam satu kali hentakkan dan itu ternyata benar-benar membuatnya sakit.
Di dalam kamar mereka yang begitu luas. Suara isakan itu belum juga mereda. “Aku akan segera selesai, Rose,” kata Jason sambil memaju mundurkan juniornya. Ini benar-benar sangat nikmat sampai dia tidak bisa berhenti melakukan hubungan ini dengan Rose.
Ditambah lagi ketika dia menggigit kecil p****g p******a Rose yang sangat nikmat itu. Pantas saja ketika dia menghisapnya tadi tidak ada reaksi yang begitu biasa ketika dia menghisap d**a perempuan lain yang baru sekali hisap maka akan begitu terangsang. Berbeda dengan Rose, dia harus bersusah payah menghisapnya sampai putingnya keluar untuk dia hisap berkali-kali dan itu benar-benar nikmat.
Jason berhenti menggenjot tubuh Rose sesaat. Lalu dia menambah bantal dan meminta Rose untuk tidur di sana tanpa melepaskan juniornya dari milik Rose.
“Jason, kapan kamu akan berhenti? Tubuhku sangat sakit,” keluh Rose saat dia berusaha melepaskan milik Jason dari kewanitaannya yang masih berdenyut karena merasakan sakit yang luar biasa setelah direnggut paksa keperawanannya oleh suaminya sendiri.
Nasib buruk itu membawa Rose ke tempat ini. Karena kekejaman ibu tirinya yang sudah membuatnya keluar dari rumah itu membuat dia harus menikah dengan Jason dengan cara nikah kontrak hanya dalam satu tahun.
Bukannya berhenti, Jason malah tidak menggenjotnya lagi namun mencium bibir Rose dan juga menciumi leher Rose dengan sangat romantis. Ditambah lagi ketika Rose mendesah. “Kamu memang nikmat sekali sayang. Tidak salah kamu menjadi istriku,” puji Jason kepada istrinya yang sekarang sedang dia mainkan d**a istrinya..
“Kamu tahu Rose, kamu tidak akan pernah lolos dariku. Bahkan nanti tengah malam kamu yang harus benar-benar liar di depanku. Kamu yang harus memasukkan juniorku ke dalam milikmu yang rasanya sangat nikmat itu,” pria ini benar-benar sudah sangat keterlaluan. Tapi bagaimanapun juga itu adalah Jason selaku suami—meskipun suami kontrak.
“Kenapa kamu tidak bersetubuh dengan para pelacurmu, hah? Kenapa kamu tiba-tiba pulang dan meminta ingin menyentuhku tiba-tiba?” rengek Rose.
Ini semua karena Jason sedikit mabuk. Jika dia melawan, tidak menutup kemungkinan Jason akan menyiksanya. Bukan satu atau dua kali Jason memukulnya, tapi baru kali ini dia mendapatkan kelembutan yang tidak bisa membuatnya berhenti memuji bagaimana percintaan itu sangat dia nikmati walaupun sangat sakit.
Sebelumnya, Jason menghisap dadanya dengan sangat kencang sampai menimbulkan bercak merah di sana. “Sangat kencang dan juga kenyal sayang. Aku suka, kenapa kamu tidak melayaniku setiap malam dari dulu saja, hmmm?”
Disela-sela rasa sakitnya dan baru saja dia ingin protes terhadap Jason. Pria itu malah menggenjotnya dengan sangat kasar. “Ah, ah b******k kamu Jason kenapa kamu begitu kasar?”
Jason meletakkan tangannya di sisi kiri dan kanan tubuh Rose. Dia merasa sangat menikmati percintaan ini.
“Ah, sssssh sialan kau begitu nikmat Rose, aaaaaah,”
Jason berhenti bergerak dan membiarkan spermanya penuh di dalam rahim Rose.