Kabur Dari Pelukan Iblis

1029 Words
Dandanan yang menor, sepatu dengan hak tinggi, dress pendek yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sangat sempurna. Ditambah lagi dengan rambutnya yang dibiarkan terurai. Sorot mata yang tajam dan seolah ingin menyerah dengan hidupnya. Lelah dengan perlakuan suami semacam Jason yang sudah menyiksanya berkali-kali dengan hubungan intim yang teramat mengerikan. Sekarang suara hingar bingar di dalam sebuah klab dipenuhi dengan wanita-wanita yang dipangku oleh pria yang kadang mereka tidak malu untuk berciuman dihadapan banyak orang. Beginilah sebenarnya yang dilakukan oleh Jason setiap kali datang mencari wanita yang akan disetubuhinya. Bau alkohol yang menyengat, suara teriakan yang menggelegar. Ditambah lagi dengan beberapa wanita yang menari sambil bertelanjang diatas panggung sana. dia bersama dengan Jason dan dua pria bertubuh kekar menjadi pengawal suaminya agar dia tidak kabur. Pria b******n itu benar-benar membawanya ke tempat ini untuk melakukan hubungan intim dengan wanita yang lainnya. Membayangkannya saja sudah sangat menjijikkan. Apalagi sebentar lagi akan terjadi dan dia yang akan menjadi korban di sini. Sebentar saja dia sudah mulai pusing dengan suara musik yang sangat berisik di tempat ini. Tidak tahan dengan suara yang membuatnya harus menutup telinga rapat-rapat. Pakaiannya sangat seksi, bagian bahunya terekspos dengan sangat jelas. Sejujurnya dia tidak nyaman dengan pakaian ini yang terkesan sangat terbuka. Dua anak buahnya Jason masih menemaninya.   Dia disodorkan minuman oleh Jason, “Segera minum!” Dari aromanya sangat jelas bahwa ini adalah alkohol yang sama sekali tidak bisa dia minum. Rose sangat benci ketika Jason pulang dengan keadaan mabuk yang akan menyiksanya bahkan melebihi binatang. Teramat sangat kejam memang diperlakuan seperti itu oleh Jason, tidak ada kelembutan sama sekali. “Aku boleh ke kamar kecil?” pamit Rose pada anak buahnya Jason dan juga melihat suaminya dengan dua wanita yang ada dipangkuannya. Pria itu masih bisa tertawa. Sedangkan dengannya? Jangan harap itu akan terjadi. Pria itu tidak lebih kejam dari seorang penjahat bagina. “Mau ke mana?” Rose menoleh dan berhenti sejenak. “Aku ingin ke kamar kecil,” Jason meremas b****g wanita lain, “Dia istriku, sayangnya tidak bisa memuaskanku. Maka dari itu kalian berdua ikutlah denganku. Kalian berdua ajarkan bagaimana cara untuk memuaskan!” perintah Jason. Dua wanita? Yang artinya dua adalah wanita bayarannya Jason. Dan itu akan menjadi tiga wanita sekaligus dalam satu waktu untuk bercinta. Tidak, ini tidak benar jika dua wanita menyaksikan dia berhubungan dengan Jason. Dia diawasi meminum alkohol tadi sampai Rose terpaksa meminumnya. Namun dengan kesadaran yang masih dia miliki tetap saja dia ingin kabur dari tempat ini sekarang juga. Rose melihat ada pintu dibelakang yang di khususkan untuk tamu yang tidak ingin ketahuan oleh orang lain. Ada kamar yang dikhususkan juga sebagai tempat para orang-orang yang ingin memuaskan dirinya. Rose membuka sepatunya lalu memilih keluar dari pintu belakang dengan pura-pura. “Anda mau ke mana, Nona?” sapa penjaga yang ada dibelakang. “Aku ingin ganti baju, pelangganku akan datang sebentar lagi,” ucap Rose berbohong yang penting dia bisa kabur dari sini. Penjaga di sana mempersilakan dia untuk pergi. Di parkiran yang ada di bawah tempat itu. Dia melihat seorang pria keluar dari mobilnya lalu di dorong oleh Rose. “Aku minta tolong bawa aku keluar dari sini sekarang!” Rose langung masuk ke dalam mobil itu. Pria asing yang menatapnya dengan tatapan sinis. “Kau siapa?” “Kumohon bantu aku keluar,” Tatapan mata pria itu melihat ke arah rok yang digunakan oleh Rose. “Kau tahu kan ini tidak akan grati,” Tidak peduli entah gratis atau tidak. Yang penting Rose bisa kabur dari tempat menjijikkan ini sekarang juga. Bagaimana mungkin dia bisa untuk melakukannya dengan Jason bersama dua orang wanita lainnya. Napasnya memburu ketika berlari tadi apalagi menenteng sepatunya. Pria itu mulai menyalakan mesin mobilnya dan membawanya ke sebuah apartemen saat dia merasa sangat pusing karena mabuk tadi. Dia sadar jika sekarang berada digendongan pria itu. Tubuhnya sekarang berada di atas ranjang dengan rasa sakit kepala yang tidak tertahankan. “Aku sudah bilang ini tidak akan gratis, bukan?” pria itu tiba-tiba menindihnya. Masih dengan keadaan sedikit sadar namun dia bisa merasakan sentuhan itu. “Aku sudah bersuami, jadi tolonglah!” rintih Rose pada pria yang menarik dressnya hingga terbuka. Tapi Rose sadar ini berbeda dari sentuhannya Jason. “Siapa suamimu jika kau memang sudah menikah?” “Jason,” jawab Rose dengan singkat. “Si pria b******n itu?” Rose mengangguk dengan kesadaran yang dia punya. Tapi pria ini masih terus meremas bokongnya. “Kau jangan melakukan ini terhadapku,” “Tetap saja aku ingin melakukannya denganmu, karena kau sudah merusak suasana hatiku yang tadinya sudah memesan seorang wanita untuk menemaniku tidur. Kau yang merusak suasana itu, maka kau yang akan menggantinya... aku belum memperkenalkan diriku, aku Aksa. Pria yang sudah menyelamatkanmu dari tempat itu,” Rose menahan d**a pria itu saat ingin menciumnya. “Apa?” “Aku boleh tinggal di sini?” Aksa menaikkan alisnya. “Atas dasar apa aku menerima?” “Aku dan Jason tidak saling mencintai, pernikahan itu juga atas dasar kontrak untuk menyelamatkan dia. Tapi tetap saja akan bercerai beberapa bulan lagi, aku kabur darinya sebab malam ini dia ingin mengajakya bercinta dengan dua wanita lain, yang artinya kami akan bertelanjang berempat bukan?” Aksa yang tadinya ingin melakukan itu malah mendengarnya dengan perasaan benci. Tidak pernah dia mendengar seorang pria memperlakukan istrinya setara dengan jalang di luar sana. “Baiklah, lalu ketika kau bercerai dengan Jason. Kau harus membayar hutang budi padaku,” tantang Aksa. “Aku tidak akan pulang ke rumah itu lagi.  Aku lebih rela menjadi seorang pembantu di sini daripada harus ke rumah yang terasa seperti neraka,” Tidak ada penundaan lagi. “Baiklah, kalau begit aku ingin melakukannya dengan cara yang berbeda,” ajak Aksa yang dibalas dengan anggukkan oleh Rose. Ini tidak menjijikkan, sebab Jason sudah lebih dulu menjijikkan dengan wanita lain di luar sana. ini pria yang sudah membantunya keluar dari jeratan b******k itu. Sampai pagi harinya mereka berdua masih tertidur dengan saling berpelukan. Ya meskipun pria ini asing. Tapi Rose merasa sangat nyaman saat sedang bersama dengan Aksa. Apalagi semalam cukup menjadi percintaan yang dia dambakan, tidak ada kekerasan. Semua dilakukan dengan lembut oleh Aksa sampai dia terbuai dan ingn melakukannya lagi dan lagi. Jika saja Jason menyentuhnya dengan cara semalam Aksa melakukannya. Tentu dia akan dengan mudah melayani Jason tanpa diminta. Karena sesungguhnya sentuhan lembut itu mampu membuatnya terbuai. Meski semalam Aksa menyentuhnya entah berapa kali. Tapi dia menikmati sentuhan dari pria itu. “Kau akan menjadi milikku, lepaskan Jason segera!” lirih pria itu dengan tiba-tiba. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD