Panggilan seseorang membuat Rita terkejut bukan main. Melamun sambil berjalan efeknya luar biasa. Dia bahkan tidak menyadari seseorang sudah mengikutinya sejak tadi. Pun sudah melewati jalan pintas untuk menyeberang dari Fakultas Hukum ke Fakultas Ilmu Budaya. Cewek itu memilih untuk diam, tidak merespons sedikit pun. “Naik, yuk?” Rita masih tak acuh. Kakinya terus melangkah, kali ini dengan fokus penuh. “Ya udah, hati-hati. Gue tungguin di parkiran, ya.” Rita baru berhenti berjalan ketika orang itu pergi. menghela napas berat, dia bergumam dalam hati, “Jangan baik sama gue, Ga. Gue takut.” *** "Apa?" "Bapak kamu tukang lem, ya?" "Hah?" Ajeng melongo. Untuk apa Ale menanyakan pekerjaan ayahnya? "Iya apa bukan?" desak Ale. "Bukan!" Ajeng melipat kedua tangannya di atas perut.