Ale tidak menyangka Ajeng akan menjawab teleponnya. Meski sang pujaan hati menjawab dengan singkat, cowok itu sudah sangat bersyukur. Selama ini, pesan singkatnya saja hanya dibalas jika diawali dengan membahas soal tugas. Di luar itu, centang dua berubah menjadi biru saja sudah sangat disyukuri oleh Ale. "Alhamdulillah kalau baik," ujarnya. "Iya." Respons sang pujaan hati yang singkat seperti itu membuatnya mati kutu. Dia tidak tahu harus bertanya soal apa lagi. Tidak mungkin Ale menanyakan tentang kejadian di swalayan waktu itu. Peristiwa yang terlalu privasi dan tidak pantas untuk dia campuri. Apalagi, posisinya, dia sedang menjadi orang yang mengejar Ajeng. Ale takut dianggap sedang mencari kesempatan dalam kemalangan yang dialami seorang Nilakandi Ajeng Kiani. "Ya udah, aku cu