Chapter 30

930 Words

Few months later .... BRAK! Ale terperanjat. Jiwanya tertarik secara paksa dari alam mimpi oleh batingan keras di pintu kamarnya. Memaksa matanya terbuka lebar. Lalu, pemuda itu menoleh ke arah pintu, dan berdecak sebal begitu mendapati sang adik berdiri di sana dengan ekspresi yang beberapa hari ini familiar baginya. Ia kembali berbaring, merapatkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, tidak mau meladeni rengekan Arin. Sejak kepulangannya beberapa hari lalu, dia terus merengek dibombardir permohonan untuk ikut bersamanya mendaki Gunung Gede. "Aa, ih, hayuuu," rengek Arin. Gadis itu mendekati tempat tidur, lalu mengguncang-guncang tubuhnya. Ale berdecak, membuka selimut dengan kesal. "Apaan, sih? Tunduh, tahu!" "Gunung Pangrango, A." "Pangrango apa Gede?" "Pangrango," jawab

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD