Di atas ranjang besar milik Noora, keduanya merebahkan diri mereka bersantai disana dengan Noora menyandar pada lengan Kennan, sesekali tangan lelaki itu mengusapi lembut rambut lembut istrinya itu. “Maaf untuk beberapa waktu ini, aku menyebalkan. Jujur saat meninggalkamu hari itu aku tidak tenang.” “Aku benci itu.” “Aku tahu.” Kecup Kennan rambut sang istri, helaan nafasnya begitu bisa Noora rasakan Kennan begitu menyesali sikapnya, "Aku janji tidak akan mengulangnya." "Hemmm dan aku berjanji tidak akan memaafkanmu jika kau mengulangnya." "Ya sayang." Kecup Kennan lagi dahi Noora sembari masih ia usapi wajahnya, ”Boleh aku meminta sesuatu?” "Hemm..." Noora kemudian memiringkan tubuhnya menghadap Kennan memainkan kancing-kancing kemejanya, “Mau minta apa?” “Kurangi bertemu dengan Ev