Suara dering ponsel Noora yang sangat nyaring membuat Kennan berhenti melakukan aksinya pada Noora. ”Mama!” Panggil Noora, dan laki-laki itu bangkit. Noora pun menarik selimutnya berlari menuju ponsel miliknya. “Mama.” “Jangan suka mengadukan hal buruk, Ra dengan mama mu, mama mu akan khawatir. Kita selesaikan berdua. Jika kau mau mengadu-kadukanlah pada orang tuaku. Melibatkan kedua orang tuamu sama halnya menambah masalah lain. Restu papa mu saja belum aku dapatkan, kau ingin membuat mama mu juga membenciku?” “Perbuatanmu memang harus di benci, kau meninggalkanku Ken! Itu bukan hal sepele, bagaimana jika terjadi masalah besar lain.” “Meninggalkanmu karena masalah kita? Aku pergi karena pekerjaan, Ra. Lagi pula aku aku mengawasimu, mengirimkan orang untuk menemani dan menjagamu.” “