“Noora tidur.” Alaska memberhentikan mobilnya di jalanan, ia langsung menghubungi Elia, sebab bingung serbuk itu kenapa malah membuat Noora tidur. “Berapa banyak kau memasukannya?” “Semua.” “Apa? Astaga kau hanya boleh memasukan 0,5 gram saja, satu bungkus itu terlalu berat, artinya kau memasukan 2 garamnya. Dia bisa saja kehilangan nyawa jika mempunya sakit jantung. Noora bukan tidur dia pingsan. Segera bawa dia kerumah sakit!” “Elia, kau tidak ada memberitahu itu. Oh tunggu! Aku menuangnya semua tapi dia hanya minum sedikit saja jus buah yang aku berikan, artinya dia tidak kenapa-kenapa mungkin memang tidur.” “Elia? Dimana Elia?” Tiba-tiba Noora menegakkan kepalanya mendengar nama Elia membuat Alaska terkesiap. “Kau baik-baik saja?” Dengan mata yang berkabut Noora menatap pada Ala