Kennan memegang handle pintu sedikit mengatur nafas untuk bisa menetralkan diri agar tidak tersulut dan bisa mengontrol emosi apapun atas yang dia lihat di dalam sana. Sedetik kemudian ia mengetuk pintu dan segera mendorong pintu untuk di buka. Noora di depan komputernya menoleh, begitpun laki-laki yang ada di hadapannya yang entah sedang sibuk mengerjakan sebuah di ipad miliknya itu. “Kenn?” Kennan berdiri menatap istrinya juga lelaki itu bergantian, sementara Noora langsung bangkit. Noora menjadi panik seperti sedang tertangkap basah berselingkuh. “Kau tidak bilang mau kesini.” Sambut Noora suaminya itu keluar dari meja kerjanya. “Eh ini Mas Evans kalian sudah bertemu kan. Kita lagi bahas desain café tiga yang kemarin, sudah sampai tahapan pengerjaan, mumpung dia ada waktu jadi mam