“Ngapain lo di sana?” tanya seseorang yang melihatnya dari bawah rumah pohon tersebut. Gilang yang merasa terkejut pun langsung melihat ke arah bawah rumah pohon itu terdapat seorang pemuda yang ternyata Rezki.
Gilang yang terkejut pun bernapas lega ketika mengetahui siapa yang bertanya padanya.
Gilang cepat-cepat turun dari rumah pohon itu kemudian tersenyum manis pada Rezki. Walaupun ia belum terlalu kenal dengan Rezki, namun kali ini ia harus bisa membujuk Rezki untuk memberitahu pusat kontrol game ini agar semuanya bisa terbebas dari dunia game yang sudah membuat mereka terkurung lama di tempat tersebut.
“Astaga syukurlah lo yang dateng, sebenarnya gue mau cari lo juga,” ucap Gilang membuat Rezki sedikit bingung dengan pernyataan itu.
“Ada apa lo mau cari gue?” tanya Rezki yang merasa heran dengan itu semua.
Gilang melihat sekelilingnya dan memastikan bahwa situasi aman.
“Lo pasti tahukan pusat kontrol game ini?” tanya Gilang pelan dengan wajah sumringah.
Pertanyaan Gilang membuat Rezki terdiam sejenak. Ia merasa bingung harus mengatakan apa pada Gilang yang bertanya tentang pusat kontrol tersebut.
“Hmm, gue gak tahu pasti gue ini tahu pusat kontrol itu atau gak tapi lebih baik lo gak tahu karena gue gak mau ini semua gagal Cuma karena ada orang lain yang tahu apalagi lo,” kata Rezki sambil sesekali melihat sekelilingnya.
Gilang terkejut karena sampai Rezki saja tak mempercayainya.
“Astaga ada apa sih sama orang-orang ini kenapa gak percaya sama gue? Kenapa tidak ada satu pun manusia yang bisa mempercayai gue?” tanya Gilang yang langsung terduduk di tanah karena sudah frustasi dengan semua yang dilakukannya selalu salah di mata semua orang.
“Ini adalah hal penting, gue gak mau karena ada orang lain yang tahu terus semua pada keroyok tempat itu dan kemungkinan Andrew memindahkan pusat kontrol tersebut ke tempat lain. Untuk yang satu ini tolong lo pahami,” kata Rezki dengan wajah serius.
Gilang menarik napasnya dalam-dalam kemudian berdiri dan mengangguk. Untuk sekali ini saja ia membuang rasa egoisnya karena ini benar-benar untuk kebersamaan.
“Jadi apa rencana lo selanjutnya kalau udah tahu bahwa itu pusat kontrol game ini?” tanya Gilang yang ingin tahu tentang rencana Rezki.
Rezki tampak berpikir kemudian menghela napasnya pelan.
“Gue sudah memegang kunci pusat kontrol itu, but gue belum ketemu waktu yang tepat karena Andrew terus berada di tempat itu sepanjang hari. Gue takut kalau gue memaksakan ini malah jadi bumerang dan gue memutuskan untuk menunda sampai mendapatkan waktu yang tepat,” kata Rezki mengingat Andrew bisa melakukan apapun sesukanya di dunia game ini maka mereka harus memikirkan cara baik-baik.
Gilang tiba-tiba saja menyeret Rezki dan membawanya ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah pohon itu.
Brak!
“Pengumuman! Pengumuman! Guys tolong kumpul dulu dong ada yang mau kita rembukin,” kata Gilang dengan semangat sementara Rezki menjadi gelagapan karena ia tidak tahu bahwa Gilang akan memanggil teman-temannya.
“Lo mau ngapain bawa gue ke sini? Basecamp gue bukan di sini!” seru Rezki yang beberapa kali mencoba melepaskan tangannya dari tangan Gilang, namun rasanya percuma saja karena Gilang telah mencengkeram Rezki dengan kuat.
“Untuk saat ini basecamp lo di sini karena gue yakin mereka akan menampung lo kalau mereka tahu bahwa lo udah menemukan pusat kontrol itu,” ucap Gilang yang masih melihat sekelilingnya yang terdapat teman-temannya.
Sean, Alefukka dan yang lainnya langsung menuju tempat di mana Gilang berada.
“Ada apa sih teriak-teriak? Kaget tau!” ucap Fendi yang sedikit terkejut dengan teriakan Gilang yang sudah seperti penagih hutang.
Namun, saat mereka melihat ke arah Rezki ada sedikit momen kaku diantara mereka.
“Lo ngapain bawa dia? Basecamp dia bukan di sini mending sekarang lo bawa dia keluar deh gue gak mau lihat muka dia di sini,” kata Fendi yang merasa tertipu oleh Rezki selama ini.
Baru saja Rezki ingin beranjak dari tempat itu, Gilang langsung menahannya.
“Rezki tahu letak pusat kontrolnya!” seru Gilang dengan cepat agar Fendi tak lagi emosi dengan keberadaan Rezki.
Semua orang di ruangan itu terbelalak dengan ucapan Gilang, selama ini mereka tidak tahu di mana letak pusat kontrol tersebut, namun Rezki menemukannya sungguh sesuatu yang di luar dugaan mereka.
“Gue sengaja pura-pura meninggal digigit zombie, karena gue ingin mengelabui Andrew. Andrew gak boleh tahu soal gue yang masih hidup karena jika kalian membocorkannya sudah pasti dia tahu kalau gue selama ini hanya ingin mengelabui dia. Tolong kerja samanya,” ucap Rezki sambil menatap ragu ke arah semua orang yang berada di ruangan itu.
Fendi yang mendengarkan alasan Rezki pun langsung menghampirinya kemudian hendak meninju Rezki, namun tidak jadi yang ia lakukan ialah memeluk Rezki dengan tangisan dipelukannya.
"Kita harus keluar dari sini, gue mohon sama lo keluarin kita dari sini karena kita semua ingin keluar ke dunia nyata,” kata Fendi dipelukan Rezki. Mereka pun akhirnya berbaikan. Semua kesalahpahaman diantara mereka luruh begitu saja dan membuat Stefan sedikit lega melihat kedua sahabatnya berbaikan.
“Jadi fiks nih ya jangan ada yang bertengkar lagi?” tanya Alefukka yang merasa senang karena satu-satu permasalahan diantara mereka selesai.
Sementara itu Sean menjadi lebih diam dari pada biasanya. Ia tidak terlihat lagi berseri-seri sejak mendengar pengakuan Darren yang sangat mengejutkan untuk dirinya. Sean tak bisa bertingkah seperti biasanya jika itu semua sudah menyangkut Klara.
Darren juga tak seperti biasanya yang selalu berperang pada Gilang, kali ini ia tak bersuara sedikit pun suasana juga menjadi lebih kondusif karena kediaman Darren.
Kini di tempat itu mereka benar-benar full dua tim, tim extramers dan gladiator menjadi satu.
“Iya, gak ada gunanya kita bertengkar. Lebih baik pikirin masa depan kita dulu gak mungkin kita di sini terus,” ucap Rezki seraya mengambil sedikit camilan untuk dirinya yang sudah 2 hari tak makan karena mengikuti Andrew.
Mereka pun setuju dan akhirnya menyusun strategi untuk menyelidiki perihal pusat kontrol di mana Andrew biasanya berada.
“Sean, lo yang mimpin tim extramers kan? Gimana kalau kita berdua yang nyelidikin ini semua sementara temen-temen yang lain tunggu di sini saja sampai pengumuman berikutnya?” tanya Rezki yang merasa bahwa Sean cocok untuk ikut menyelidiki hal tersebut.
“Baiklah, gue ambil s*****a dulu,” ucap Sean akhirnya seraya berdiri dan mengambil sebuah s*****a untuk jaga-jaga.
Sean dan Rezki akhirnya keluar dari supermarket tersebut dengan berhati-hati sementara lainnya masih berada di supermarket untuk berjaga-jaga.