Sejak kembali ke rumah, niat Adnan ingin istirahat akan tetapi pikirannya tidak bisa dia ajak kerjasama. Ucapan Qeela selalu terngiang. Apa benar keluarganya yang sudah melakukan kejahatan itu? Kalau benar sungguh tega dan terlalu! Motifnya apa? Pertanyaan di benak Adnan sama dengan Qeela dan orang sekitarnya yang mengetahui masalah ini. Akhirnya Adnan beranjak dari berbaringnya, berniat makan malam karena perutnya sudah terasa lapar. Adnan tiba di lantai bawah bersamaan dengan Diya yang mau naik ke lantai atas. "Mas, baru saja aku mau panggil kamu untuk makan," ucap Diya, langsung merangkul tangan Adnan mengajak ke ruang makan. Pria yang sedang galau itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Suara ban mobil memasuki pekarangan rumah terdengar samar di telinga Adnan dan Diya begitu j