Chapter 23 : Jenderal Holy Grail terakhir, 'Siege'

2217 Words
 Masih di dalam bangunan yang sama, Beralih ke ruangan lain, atau lebih tepatnya di suatu ruangan kamar yang diperuntukan khusus untuk tamu, sehingga di dalamnya hanya ada satu ranjang, cermin dan lemari. Saat ini Oliver sedang berada di dalam ruangan itu, dia sedang terbaring di ranjang dalam keadaan kaki dan tangan yang diikat oleh rantai.  Beberapa saat kemudian, Oliver mulai siuman dan membuka matanya. Hal yang pertama dia lihat adalah lampu yang redup di langit-langit, lalu ketika dia menoleh ke samping, dia merasa sangat terkejut karena ada sosok perempuan yang sedang berdiri sambil menatapnya dengan sorotan mata tajam. Perempuan itu adalah Christa yang sedang mengawasi Oliver karena dia masih merasa curiga dan takut jika Oliver sampai berbuat hal buruk di tempat itu. Bahkan Christa juga terlihat sedang menggenggam sebuah pedang di tangannya.  Dengan perasaan gugup, Oliver bertanya.”Ha- hallo nona ... Kalau boleh tahu, sekarang aku ada dimana ya? Dan kenapa tangan serta kakiku diikat?” Tanya Oliver.  “Diamlah. Aku tidak akan membiarkanmu berbuat seenaknya. Bersiaplah untuk mati.”  “A- apa?? Mati?? Tu- tunggu dulu Nona, aku tidak punya niat buruk.” Ucap Oliver dengan perasaan cemas.  “Aku tidak percaya padamu.”  “Ke- kenapa?”  “Tentu saja karena kau adalah Gargoyle!” Ujar Christa.  “O- oh, begitu ya ... Aku bisa mengerti.”  “Apakah ada kata terakhir yang ingin kau sampaikan?”  “A- aku ada pertanyaan.”  “Silahkan bertanya.”  “Oh iya, ngomong-ngomong, apakah kau adalah Putri dari Dokter Rengga?” Tanya Oliver.  “Ya benar.” Jawab Christa.  “Apakah Dokter Rengga selamat? Dan apakah sekarang dia sudah baik-baik saja?”  “Ya, dia baik-baik saja.”  “Hmm, syukurlah ... Sekarang kau boleh membunuhku Nona.” Ucap Oliver sambil menutup matanya, dan dia sudah siap untuk dimusnahkan.  Kemudian Christa terdiam sejenak, dia merasa heran karena Oliver yang merupakan Gargoyle terlihat senang dan bersyukur dengan kondisi ayahnya yang telah selamat. Bahkan Oliver juga ikhlas jika dia dibunuh oleh Christa, dia sepertinya tidak mempermasalahkan hal itu.  Maka dari itu Christa bertanya lagi kepada Oliver. “Kenapa kau sangat tenang walaupun saat ini kau akan menghadapi kematian? Apakah kau pikir aku sedang bercanda?"  “Tidak Nona, memangnya apalagi yang bisa aku lakukan? Jika Kau ingin membunuhku karena aku adalah seekor Gargoyle, maka silahkan saja ... Jika kau memang sangat membenci Gargoyle, maka kau boleh melampiaskan rasa bencimu itu kepadaku. Karena aku sudah menerima diriku apa adanya, dan aku juga akan menerima segala hal buruk yang pasti akan menimpa diriku karena identitasku ini ... Tidak masalah meskipun sekarang aku akan dibunuh olehmu, karena yang terpenting bagiku adalah, aku sudah berhasil menyelamatkan orang yang berharga bagiku, dan mungkin perjuanganku bersama Kevin memang harus berhenti sampai disini.” Ucap Oliver.  “Hmm, kau ini memang aneh. Seperti yang dikatakan oleh ayahku, Kau adalah Gargoyle yang berbeda dari yang lainnya.”  “A- aku hanya ingin hidup dengan baik. Hanya itu saja yang kuinginkan.” Jawab Oliver.  “... Sekarang, kurasa aku tahu mengapa ayahku bisa menganggapmu istimewa. Kurasa aku juga akan memberikan sedikit kepercayaanku kepadamu.” Ucap Christa.  “Hah? Be- benarkah?? ... Apakah itu artinya Nona tidak akan membunuhku?”  “Ya, setidaknya untuk saat ini ... Akan kubuat pengecualian untukmu. Selain itu kau juga sudah bersusah payah menyelamatkan ayahku. Maka dari itu kau akan kuijinkan untuk tinggal disini.” Ucap Christa sambil melepaskan ikatan di tangan dan kaki Oliver.  “Te- terima kasih Nona.” Oliver merasa sangat senang.  “Tapi ingatlah, bahwa aku akan selalu mengawasimu.”  “I- iya, aku mengerti.”  Beberapa saat kemudian, sementara itu Kevin dan Dokter Rengga terlihat sedang berjalan menyusuri seluruh ruangan yang ada di dalam markas itu, seperti toilet, kamar, gudang penyimpanan, ruang penelitian, ruang pembuatan senjata, dan lain-lain. Hingga akhirnya mereka berdua tiba di sebuah ruangan besar dan luas yang mirip seperti lapangan basket indoor. Ruangan tersebut merupakan ruangan pelatihan dan persenjataan.  Di ruangan itu terpajang benda mirip tas ransel yang merupakan sayap portable, sayap dari dalam tas itu bisa mengembang dan menyusut sesuai keinginan penggunanya, selain itu ada juga senjata lainnya seperti pedang, morning star, pemukul besi, tongkat, pistol, dan berbagai pisau belati. Tak hanya itu saja, di ruangan yang sangat luas tersebut juga ada berbagai fasilitas latihan, seperti samsak, barbel, treadmill, papan target, dan ring tinju untuk pertarungan satu lawan satu.  Disana juga ada si kelinci berbulu merah yang sedang duduk di atas meja sambil mengunyah sebatang coklat, lalu ketika Kevin mencoba untuk menyapa dan menyentuh si kelinci, tiba-tiba kelinci itu menggeram dan bersiap untuk menyemburkan api kepada Kevin, sehingga Kevin langsung saja kaget lalu bergerak mundur.  “Se- sepertinya dia tidak ingin diganggu ketika sedang makan.”  “Ya, sekarang dia bagaikan Raja di tempat ini, hehhe.” Ucap Dokter Rengga dengan nada bercanda.  “Oh iya Dokter, apakah kau sudah memberinya nama?”   “Hmm, sangat sulit untuk memberikan nama pada seekor kelinci berbulu merah berkekuatan api yang berasal dari dimensi lain.”  “Berikan saja dia nama yang singkat dan mudah diingat.”  “Hmm, baiklah. Akan kuberikan dia nama ‘Redbud’.”  “Waahh singkat sekali, tapi bagus juga.” Ucap Kevin.  Lalu Sambil berjalan melihat-lihat, Dokter Rengga lanjut berbicara. “Dulu tempat latihan ini sering digunakan oleh beberapa pemburu monster independen yang merupakan rekan Christa ... Namun semenjak insiden Holy grail dan Roschi, banyak dari mereka yang berguguran, sehingga kini pemburu monster independen yang masih aktif hanya tinggal Christa.”  “Benarkah?”  “Entahlah, mungkin diluar sana masih ada beberapa pemburu monster independen lain yang berkeliaran, namun belum kami ketahui identitasnya.”  “Hmm, ya. Contohnya seperti diriku dan Oliver, iya kan?” Tanya Kevin.  “Ya, benar sekali ... Aku bahkan kaget ketika tahu bahwa kau dan Oliver telah berhasil mengalahkan George. Waahh itu luar biasa.”  “Tapi Dokter, sebenarnya ada masalah yang lebih besar yang ingin kuceritakan padamu.”  “Apa itu?” Tanya Dokter Rengga.  Sepertinya Kevin akan mulai memberitahukan kepada Dokter Rengga tentang kejadian di masa depan. Saat ini Dokter Rengga maupun Christa masih menganggap bahwa masalah seirus yang sedang mereka hadapi adalah kelompok Holy grail, namun sebenarnya disamping hal itu ada masalah lebih besar yang harus mereka hadapi, yakni hari kiamat monster.  Namun sebelum Kevin akan memberitahukan tentang hal itu kepada Dokter Rengga, tiba-tiba Oliver dan Christa datang ke tempat mereka berada. Christa berjalan di belakang Oliver, dia seolah-olah seperti sedang mengawasi dan membawa seorang tahanan. Oleh karena itu Dokter Rengga langsung bertanya kepadanya.  “Christa, apa yang telah kau lakukan pada Oliver?”  “Aku tidak melakukan apa-apa padanya, aku memutuskan untuk membiarkan dia bergerak bebas, untuk saat ini.”  “Aku berterima kasih karena telah diijinkan untuk bergabung ke dalam tim ini.” Ucap Oliver.  “Aku juga ingin berterima kasih karena kau sudah menyelamatkanku, Oliver.” Ucap Dokter Rengga, sehingga ucapan itu membuat Oliver tersenyum.  Kemudian Kevin berkata, “Dan aku juga ingin berterima kasih karena kau sudah menyelamatkanku, Christa.” Ucap Kevin kepada Christa.  “Jangan so’ akrab denganku.” Jawab Christa.  “Se- sepertinya dia bukan tipe perempuan yang ramah ya.” Gumam Kevin kepada Oliver.  “Apa kau bilang??!” Christa marah lalu dia menarik kerah baju Kevin.  “Ti- tidak. Lupakan perkataanku yang barusan. Ma- maafkan aku.” Kevin langsung merasa panik.   Sedangkan Oliver yang tidak ingin terlibat, segera bersembunyi di belakang Dokter Rengga, dan tidak ada yang bisa mereka lakukan jika Christa sedang marah.  Kemudian, Christa menghajar Kevin dan membuat suasana menjadi kacau, hingga akhirnya dia melepas dan menjatuhkan tubuh Kevin ke lantai, sehingga kini Kevin tergeletak dengan keadaan tubuh terbujur kaku dan luka memar di kepala.  Maka setelah itu, Dokter Rengga dan Oliver berteriak secara bersamaan. “AAAAHHH!!! Kevin terluka parah lagi.”  Sementara itu di tempat lain, atau lebih tepatnya di sebuah kasino yang terletak di lokasi tersembunyi, Kasino itu cukup ramai oleh hingar bingar dari para pemain judi yang terdiri dari berbagai kalangan, baik dari kalangan kelas menengah sampai kalangan orang kaya. Mereka melakukan aktivitas perjudian dengan sangat bersemangat dan antusias disana, karena banyak permainan judi yang bisa mereka coba untuk menguji peruntungan mereka. Diantaranya ada mesin slot, rolet, tebak dadu, meja poker, dan lain-lain.  Disana ada sebuah ruangan yang dijaga secara ketat oleh pria-pria kekar, ruangan itu merupakan ruangan khusus pemilik kasino, yang tak lain tak bukan adalah Siege, atau lebih tepatnya salah satu dari 3 Jenderal Holy Grail. Dan kini hanya tinggal dia seorang diri yang tersisa sebagai Jenderal Holy grail, karena kedua Jenderal yang lain telah dikalahkan dan dimusnahkan, yakni George dan Roschi.  Maka dari itu, orang yang selanjutnya akan dihubungi oleh sang Boss Holy Grail, tentu saja adalah Siege, yang saat ini sedang sibuk menghitung uang di meja kerjanya, jumlah uang yang menumpuk di hadapannya sangatlah banyak, sampai-sampai sosoknya pun terhalangi oleh tumpukan uang, namun Siege terlihat sangat menikmati waktunya menghitung semua uang tersebut, karena dia adalah Gargoyle yang sangat menyukai uang.  Siege memiliki wujud manusia berupa seorang pria berusia 30 tahunan, dengan rambut berwarna coklat yang ikal, dia mengenakan jas berwarna putih dengan bagian d**a yang terbuka, dan di tangan serta lehernya dibalut oleh perhiasan emas yang sangat mahal. Ditambah dengan kacamata hitam yang dia kenakan, sosoknya terlihat begitu modis dan elegan.  Ketika sedang menghitung uang pendapatan dari kasino miliknya, Siege sangat fokus dan tak boleh diganggu, bahkan jika ada anak buahnya yang berisik, dia akan marah dan menghajar mereka.  Namun pada saat itu, Siege yang sedang menjalani aktivitas favoritnya tersebut harus dikagetkan oleh kedatangan dari anak buahnya yang tiba-tiba membuka pintu.  “Boss, boss!! Maafkan aku ...”  Namun sebelum anak buahnya itu menyelesaikan kalimatnya, Siege langsung saja melemparkan botol minuman kepadanya, sehingga si anak buah harus menunduk untuk menghindari serangan lemparan dari Siege.  “Sudah kubilang, saat ini aku tidak ingin diganggu!!”  “Maaf Boss, tapi ini adalah panggilan telepon dari Boss besar Edgar ... Dia bilang ponselmu tidak bisa dihubungi sehingga dia menelpon padaku.” Ucap anak buahnya.  “Tentu saja aku mematikan ponselku di jam segini... Seharusnya dia sudah tahu kebiasaanku!”  “Ta- tapi Boss Edgar bilang, bahwa saat ini dia memiliki sebuah kabar yang sangat penting.”  Kemudian Siege terdiam sejenak, dan karena dia merasa penasaran, maka dia segera mengambil handphone milik anak buahnya itu, lalu menerima panggilan telepon tersebut.  “Halo Boss.” Siege menyapa.  “Siege, kenapa lama sekali??”  “Seharusnya Boss menghubungiku nanti saja, sekarang aku sedang sibuk menghitung hasil pendapatan bisnis kita.”  “Lupakanlah dulu tentang bisnis kita! Aku punya kabar penting untukmu??”  “Apa itu? Apakah kabar tentang kematian George? ... Aku sudah tahu tentang itu. Kita hanya tinggal mencari penggantinya saja.” Ucap Siege.  “Bukan itu. Tapi aku baru saja mendapatkan kabar tentang kematian Roschi.”  “A- apa?? Sekarang Roschi juga mati?? Tidak mungkin.”  “Sebelum Roschi tewas, dia berhasil menemukan gedung fasilitas penelitian milik NeoGen dan mendapatkan berbagai monster langka dari sana. Lalu setelah dia mengabariku bahwa seluruh monster itu sudah dikirim ke markas utama kita, aku tidak mendapatkan lagi kabar darinya untuk waktu yang lama, hingga akhirnya aku mendapatkan kabar tentang kematiannya barusan.” Ucap Edgar.  “Hmm, aku memang sudah mendapatkan informasi bahwa George telah dibunuh oleh seorang pria misterius pemilik senjata mematikan, dan seorang Gargoyle yang mengkhianati kaumnya sendiri, tapi aku tidak begitu mempedulikan hal tersebut. Tapi sekarang aku kaget dengan kematian Roschi.”  “Ya, Roschi pun dibunuh oleh orang-orang yang sama. Nama mereka adalah Kevin dan Oliver”  “Apa? ... Sebenarnya seberapa hebat mereka itu? Dan bagaimana mereka bisa mengalahkan Roschi?"  “Entahlah, aku tidak tahu banyak hal mengenai pria bernama Kevin ini, namun Kevin dan Oliver merupakan ancaman bagi kelompok kita ... Awalnya George tewas oleh Kevin dan Oliver. Setelah itu aku mengutus Roschi untuk memburu dan membunuh mereka berdua, namun kini Roschi juga telah berhasil dikalahkan dan dibunuh oleh mereka berdua.”  “Aku masih belum percaya.” Ucap Siege.  “Dan sekarang, sebagai Jenderal Holy Grail yang terakhir, aku menugaskanmu untuk memburu dan membunuh mereka berdua.”  Kemudian dengan perasaan Ragu, Siege terdiam sejenak sebelum menjawab perintah dari Bossnya Itu.  “Hmm ... Setelah aku pikir-pikir, sepertinya itu adalah tugas yang beresiko tinggi. Kita tidak tahu kemampuan lawan, sehingga jika kita bertindak ceroboh seperti George dan Roschi, maka kita juga pasti akan mati ... Aku tidak mau bertaruh untuk hal yang belum pasti, dan aku tidak suka meremehkan lawan. Jadi, sebaiknya kita selesaikan masalah ini dengan caraku, Boss.”  “Baiklah, Jelaskan padaku. Apa yang ingin kau lakukan.”  “Karena Kevin dan Oliver bisa terlibat dengan George dan bahkan NeoGen, maka aku bisa menyimpulkan bahwa mereka berdua adalah pemburu monster yang ingin melenyapkan keberadaan kita, seluruh Gargoyle ... Oleh karena itu sebaiknya kita berikan apa yang mereka inginkan.”  “Apa itu??” Edgar penasaran.  “Kita kirim seluruh anak buah kita untuk berburu di malam hari, sehingga angka p*********n para Gargoyle menjadi semakin meningkat, maka dari itu Kevin dan Oliver pasti akan keluar untuk beraksi, dan kita bisa membuat mereka sibuk lalu kita arahkan mereka ke tempat yang kita inginkan ... Dan disanalah kita akan menghabisi mereka berdua. Tapi yang terpentingnya adalah, Kau dan aku harus bekerjasama untuk hal ini, aku tidak mau melakukannya sendirian.”  “Hmm, tapi selama ini kita selalu melakukan perburuan secara diam-diam sesuai dengan perintahku, sehingga keberadaan kita selalu aman ... Jika kita tiba-tiba menebar kekacauan seperti itu, maka akan lebih banyak korban dari kelompok kita.”  “Aku mengerti Boss. Kau sangat melarang kami berburu secara terang-terangan. Awalnya kita memang memiliki Roschi yang bisa menghabisi siapapun yang kau kehendaki, tapi sekarang dia sudah tiada, sehingga kesempatan bagi kita untuk bisa memburu Kevin dan Oliver menjadi sangat tipis ... Untuk kali ini saja Boss, kita menebar kekacauan untuk memancing mereka. Lagipula kita tidak mempunyai pilihan lain, iya kan? Pilihannya adalah mereka membunuh kita duluan, atau kita yang membunuh mereka duluan.”  “Hmm, kau memang ada benarnya juga ... Kurasa sudah waktunya kita bergerak lebih agresif. Dan lagipula saat ini Perusahaan NeoGen sedang kalang kabut akibat salah satu tempat penelitiannya hancur oleh Roschi.” Ucap Edgar.  “Baiklah, karena Boss sudah setuju, maka aku akan mengatur waktu dan tempatnya. Nanti aku akan memberikan kabar lagi.”  “Ya. Sekarang lanjutkanlah pekerjaanmu.”  “Siap Boss.” Kemudian Siege menutup panggilan teleponnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD