-28- "Aku nggak bisa, Na," ujar Hadrian sambil mengusap rambutnya yang mulai memanjang. "Kamu lihat sendiri, kondisi Ibu mulai sakit-sakitan. Hilda juga masih kuliah, kalau dipindahkan ke Jakarta tentunya akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit," lanjut Hadrian. Pria beralis tebal itu menoleh ke kanan dan memperhatikan sang ibu dan adiknya yang tengah mengobrol dengan Nia di ruang tengah rumah, sementara dirinya dan Ivana mengobrol di ruang tamu. "Selama ini kalau ada kerjaan ke luar kota, sebisa mungkin maksimal tiga hari aku di sana. Biar Hilda ada waktu untuk ngurusin kuliahnya, dan Ibu tetap ada yang nemenin." Hadrian mengalihkan pandangan pada seraut wajah cantik milik Ivana yang menatapnya dengan mata mengabut. Susah payah dia menahan keinginan untuk mengulurkan tangan dan me