“Bangun, Aryan. Kamu makan dulu, Anak Tampan.” “Ma, biarin Aryan tidur dengan tenang.” “Tenang apanya?! Mama yang tidak tenang kalau kamu belum makan! Ini sudah sore, dan kamu tidak makan sejak pagi!” “Kepala Aryan pusing, Ma~” Pria yang sedang berbaring ini mengubah posisinya menjadi tertelungkup, lalu mengubur kepalanya dengan bantal. “Makanya makan dan minum obat! Kamu mau mama panggilkan dokter?!” ancam Kania. Wanita paruh baya ini gemas sendiri pada sang anak. Anaknya kalau sedang sakit seperti ini cenderung tidak rewel. Hanya akan tidur sepanjang hari seperti mayat hidup, dan selalu tidak ingin dipanggilkan dokter. Kalau Kania nekat memanggil dokter, sang anak akan kabur ke rumah Kendrick Gevan, sahabat baik sang anak yang sudah Kania anggap anak sendiri itu. Aryan akan tidur