Bagian 20 Sepanjang perjalanan pulang aku menutup bibirku dengan sebelah tangan. Aku tidak sudi melihat Kaivan menertawakanku akibat bibirku yang pasti terlihat bengkak dengan warna merah yang mengerikan. Aku selalu berpikir jika aku ini seorang vampir yang baru saja meminum darah manusia jika alergiku kambuh seperti ini. Aku melirik Kaivan yang berdiri di sampingku dalam diam. Sibuk menekuri sesuatu di ponselnya. Dan aku yakin itu masalah pekerjaan. Dengan penthouse semewah itu, bagaimana mungkin pekerjaannya tidak sesibuk itu? Ugh. Kenapa lift ini terasa lambat jalannya? Padahal kakiku sudah terasa pegal karena terlalu lama berdiri—dan bibirku benar-benar perih sekarang. Aku memekik ketika lampu lift tiba-tiba padam dan seketika berhenti. OMG, apartemen semewah ini...