Bagian 24 Aku memainkan bibir gelas di tanganku tanpa minat. Pandanganku mengarah pada sepasang pengantin yang berdiri di atas pelaminan. Kebahagian terlihat begitu terpancar dari manik mereka, seolah ini memang benar-benar pernikahan impian mereka sejak dulu. Jika meningat pernikahanku dan Kaivan, mungkin waktu itu aku merasa sedikit bahagia karena memang aku mulai mencintai segala sifat Kaivan yang polos itu. Tapi sekarang, di saat sorot datar dan dingin yang Kaivan lemparkan padaku, rasa cintaku berubah kekecewaan. Dan...aku menyentuh dadaku, merasakan degupan jantung yang memompa cepat seperti pertama kali Kaivan mampu menjungkirbalikkan hidupku. Perkataan Kaivan saat di mobil tadi—bahwa dia ingin melindungiku, membuat perasaanku menghangat. Tapi sungguh, aku benar-b
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books