Bab 3 | Ketertarikan

1220 Words
Akhirnya, mereka berempat berkenalan dan memilih untuk menikmati pemandangan secara terpisah selama speedboat menuju tengah lautan yang memiliki lokasi yang bagus untuk menyelam dan memancing. "Wah! Lihat disana sayang! Banyak ikan-ikan kecil berenang!" seru Valerie senang karena baru pertama kali melihat hal semenakjubkan itu. Bukannya menyahuti Valerie, fokus Marc tertuju pada wanita yang berada di sisi sebelah, "Dia terlihat sangat cuek, apa aku yang salah mengenali orang?" gumamnya dalam hati. "Sayang, ayo foto aku!" seru Valerie membuyarkan lamunan Marc. "Ah iya," jawab Marc singkat kemudian memotret Valerie. Dylan tentu saja tidak mengedipkan matanya melihat wanita cantik itu berpose dengan begitu menggemaskan. "Bagaimana sayang, kamu tidak menyesal ‘kan datang ke sini??" tanya Laura kepada suaminya. "Hmm iya sayang, tentu saja aku senang, ini liburan yang sangat menyenangkan." jawab Dylan dan merangkul pinggang sang istri. Laura tersenyum kepada Dylan dan melihat wajah Marc dari sudut matanya, memperhatikan pria yang ia lihat semalam di acara Naked Pool. Tidak lama kemudian Marc dan Valerie mengganti pakaian mereka. Valerie memakai bikini berwarna pink soft, sedangkan Marc sudah bersiap-siap mengenakan perlengkapan snorkling. "Kamu yakin nih sayang aku tidak akan tenggelam ?" Valerie memakai pelampung dengan perasaan ragu. "Iya sweety, kamu akan baik-baik saja!" jawab Marc menenangkan istrinya, namun begitu dia mendongakkan kepalanya. Deg! Sudut mata Marc menangkap sebuah pemandangan luar biasa. Laura dengan santainya membuka dress selutut yang tadi dia kenakan, memperlihatkan bikini berwarna merah terang yang begitu kontras dengan warna kulitnya yang begitu putih bersih. "Ternyata memang dia wanita yang aku lihat semalam, tubuhnya benar-benar," batin Marc menahan nafas. "Ok, aku selesai Marc!" Marc kembali menoleh ke arah Valerie begitu mendengar suara istrinya,"Ok sweety." Laura sendiri sudah turun terlebih dahulu ke dalam lautan lepas. Marc membantu Valerie untuk turun berenang kedalam lautan. "Ok goodjob!" seru Marc semangat, namun tidak sama dengan Valerie, wajahnya memucat padahal berenang pun belum dia lakukan. Tubuhnya baru saja masuk di dalam air, tapi rasa takut sudah menyerangnya. "Ada apa sayang?" tanya Marc panik. Dengan wajah menyesal, "Maafkan aku sayang, sepertinya aku tidak akan sanggup," lirih Valerie. Marc terlihat kecewa, tapi tidak mungkin dia memaksa istrinya yang tengah ketakutan itu berenang bersama dirinya. "Tidak perlu khawatir sayang, kamu tidak akan tenggelam," Marc coba menenangkan Valerie. Valerie menggeleng cepat, "Tidak, lebih baik aku istirahat di kapal saja sayang, baru turun seperti ini saja sudah sangat menakutkan." Marc menyerah dan menghela nafas beratnya, "Huft, baiklah!” Pria itu membantu Valerie menaiki tangga untuk kembali ke kapal, kemudian dia melanjutkan menyelam seorang diri. Masuk jauh lebih dalam, menikmati keindahan laut dalam yang begitu memukau. "Lautan memang sangat indah dinikmati secara langsung seperti ini, rasanya sangat luar biasa," ucap Marc dalam hati Kecintaannya akan alam membuat dia sangat suka untuk travelling. Dan secara tidak sengaja, matanya menangkap sosok yang mengalihkan pikirannya beberapa jam ini. "Wow! Sungguh gila! Dia seperti putri duyung, aku berharap Valerie bisa ikut menikmati suasana ini seperti dia, pasti akan sangat menyenangkan," seru Marc antusias melihat Laura yang begitu lihai menyelam di dalam lautan. Laura yang merasakan kehadiran seseorang, seketika memutar tubuhnya dengan begitu smooth. "Oh tidak! Dia berbalik!" batin Marc dengan mata membelalak. Glek "A-aku harus bagaimana?" pikiran Marc menjadi kacau. Namun, Laura kembali ke posisinya dan berenang semakin jauh. Dia mengabaikan pria yang sedari tadi memperhatikannya. Wanita cantik nan seksi itu memilih untuk berenang mengitari keindahan laut. Marc tanpa sadar mengikuti Laura dari belakang, pria itu terus berenang mengikuti dari belakang. "Sial, sepertinya dia sudah salah paham!" pikir Marc. Sedangkan di atas speedboat, Dylan memilih untuk melakukan hal lain yaitu memancing. Valerie yang tengah berdiri tepat di belakangnya, memanjakan matanya dengan melihat otot lengan Dylan yang begitu memukau. "Hei! Bisakah kamu mengambil jaring kecil itu!" seru Dylan tiba-tiba dengan raut wajah paniknya kepada Valerie. "Yah? Aku?" kaget Valerie yang di panggil tiba- tiba. "Yes, can you?" tanya Dylan. "Hmm, baiklah!" Valerie dengan sigap meraih jaring tersebut dan berjalan ke arah Dylan. "Aku akan mengangkat alat pancingnya dan kamu bisa menggunakan jaring itu untuk menangkap ikannya!" seru Dylan dengan semangat, memberikan instruksi kepada Valerie. Valerie dengan semangat juga mengikuti instruksi dari Dylan. Mereka berdua dibuat sibuk menaikkan seekor ikan, "Yaaa! Tangkap!" seru Dylan sambil tertawa, begitu juga Valerie yang mengikuti perintah Dylan. "Wow! Ikan ini sungguh besar sekali!" sarkas Dylan kesal melihat tangkapannya, ikan yang begitu kecil tetapi membutuhkan effort yang luar biasa. "Pftttt!" Valerie berusaha menahan tawanya, tetapi wanita cantik itu tidak dapat menahan tawa tersebut ketika Dylan melihatnya yang ikut tertawa. “Hahhahaha,” tawa Dylan mengingat mereka berdua yang begitu heboh tadi. "Hahahhaaha maaf, aku benar-benar berpikiran kalau ikan yang kita dapatkan akan sebesar apa, karena caramu menarik alat pancing membuat seluruh pembuluh darahmu kelihatan dan ototmu mengeras," tawa Valeria sambil menjelaskan. Dylan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Heheh, aku sebenarnya membentuk otot ini di GYM, otot-ototku ini tidak berguna untuk kehidupan nyata!” balas Dylan dengan banyolannya. "Ini sangat lucu!" tawa Valerie sampai mengeluarkan air mata. "Oh iya, bukannya tadi kamu ikut menyelam?" Valerie kembali kaget dengan teguran pria di depannya. "Ahh itu, aku merasa pusing duluan pada saat turun di laut," jawab Valerie apa adanya. Dylan mengangguk kecil, "Aku juga sebenarnya begitu, aku di sini karena istriku suka beraktivitas seperti ini, jadi aku memberikan hadiah pernikahan dengan jalan-jalan ke negri sakura ini.” "Kamu juga sudah menikah? Aku datang ke sini bersama suamiku untuk liburan, dan dia juga sangat suka aktivitas seperti ini, sangat bertolak belakang denganku," imbuh Valerie. "Wah! Pasti kebetulan yang luar biasa,” cicit Dylan daan di angguki Valerie. "Wanita ini memiliki keanggunan luar biasa," batin Dylan terpesona melihat kecantikan Valerie. Valerie sendiri tidak dapat berhenti mengagumi lengan berotot milik Dylan, yang dari balik kaos tanpa lengan yang di kenakan Dylan terlihat jelas otot da da bidangnya. "Hai, kalian kelihatan sedang asik mengobrol, sepertinya menyenangkan sekali," suara wanita cantik yang baru saja naik ke permukaan laut, dirinya naik keatas speedboat dengan santai dan tersenyum ramah. "Hei sayang, pasangan ini juga ternyata sedang liburan di sini, dan ternyata mereka juga berkeliling dunia untuk mencari tempat-tempat yang unik, bukankah itu luar biasa sayang?" jelas Dylan kepada sang istri. Laura tersenyum dan berjalan mendekat, karena merasakan pria yang sedari tadi mengikutinya sudah kembali ke permukaan. "Yah, sangat luar biasa sayang," jawab Laura santai. "Kamu juga sudah selesai Marc?" tanya Valerie melihat sang suami yang juga sudah ada di atas speedboat. "Iya, baru saja!" jawab Marc. Laura melirik sedikit ke arah Marc, kemudian berjalan ke arah suaminya. Sedangkan Valerie menghampiri Marc yang baru saja naik keatas speedboat sambil memberikan handuk kecil. Sedikit berbasa-basi, mereka memutuskan untuk membersihkan diri. Hingga speedboat membawa mereka kembali ke kapal pesiar. Kini mereka berempat sudah naik ke atas kapal pesiar dan saling berhadapan. "Tadi itu sangat menyenangkan!" ucap Dylan lalu mengulurkan tangan ke arah Marc dan Valerie. Tentu saja di sambut suka cita oleh Marc dan Valerie, begitu pula dengan Laura. "Iya Dylan! Tadi sangat menyenangkan, semoga perjalanan kalian menyenangkan," sahut Marc, kemudian melakukan Bro Hug dengan Dylan. "Iya terima kasih, kalian berdua juga selamat menikmati liburan kalian," balas Dylan tulus. Tapi dari mereka berempat tidak ada yang beranjak. Tidak ada tanda dari mereka yang ingin mengakhiri hari ini dengan cepat. "Ehm, kalau kalian tidak keberatan, maukah kalian makan malam bersama kami?" tawar Dylan kepada Valerie dan Marc. Dimana warna langit sudah berganti dengan warna jingga. Marc dan Valerie saling melihat, mereka berdua mengangguk setuju. "Tentu saja Dylan" jawab Marc mengiyakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD