Ketika sampai di rumah dan bertemu kakek jantungku berdebar hebat, bagaimanapun hubunganku dengan Alden cukup ambigu. Teman tidur. Semua orang akan menganggap ini adalah sesuatu yang negatif jika tidak di beritahu detailnya. Apakah di mata kakek aku akan terlihat seperti perempuan simpanan cucunya? Dan yang lebih menyebalkan lagi, Alden harus menerima telpon ketika aku tepat berada di hadapan kakek. Membuatku terjebak dalam kecanggungan yang dasyat. “Duduk Bia!” Perintah kakek dengan nada suara cukup tegas. Membuat keringat dingin mulai keluar dari tubuhku. “Tidak usah takut seperti itu, kakek tidak akan memarahimu.” Tambahnya lagi sembari tersenyum geli karena melihat keteganganku. “i-iya kek.” Ucapku terbata. “Bagaimana rasanya hidup bersama si menyebalkan itu?” Tanya kakek membuatku