bc

My Secret

book_age18+
14
FOLLOW
1K
READ
powerful
brave
others
mafia
gangster
drama
city
secrets
crime
like
intro-logo
Blurb

Anna Balcon kehilangan kedua orangtuanya saat berumur 10 tahun. Papanya dibunuh oleh gembong narkoba terbesar di kota Marlin sedangkan Mamanya terbunuh saat pelarian untuk menyelamatkan diri. Beruntung Anna diselamatkan oleh Alberto Bastian lalu mengangkatnya menjadi putrinya dan berganti nama menjadi Aletta Bastian.

Sepuluh tahun kemudian, Aletta bertekad membalas kematian kedua orangtuanya. Aletta membaur diri ke dunia malam guna bertemu Winaga Gultom, pria dari masa

kecilnya. Kini, Winaga Gultom adalah pemilik kelab malam terbesar juga pemimpin gangster yang ditakuti di kota Marlin.

Mereka akhirnya bertemu dan bercinta dalam semalam. Pertemuan itu merupakan awal hubungan mereka. Winaga melamar Aletta, namun Aletta merahasiakan bahwa dirinya adalah Anna Balcon, gadis kecil yang pernah dia selamatkan dan dia juga berjanji tidak akan pernah membiarkannya dalam bahaya lagi tetapi kenyataannya gadis kecil itu sekarang hidup bersamanya dalam dunia penuh bahaya.

chap-preview
Free preview
Ep 1. Malam Mencekam
Malam ini terasa mencekam, terdengar baku tembak di ruang tamu. Sekelompok orang bersenjata api menyerang rumah Roman Balcon, polisi yang berhasil menangkap gembong narkoba terbesar di kota Marlin, Carlos Santos. Carlos memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi Roman Balcon beserta keluarganya karena berani menangkap dirinya. Saat itu, Anna Balcon, putri Roman Balcon sedang tidur di kamarnya yang berada di lantai 2. Anna yang mendengar suara tembakan langsung terbangun. Paula Balcon, istri dari Roman Balcon segera menuju kamar Anna. Sedangkan Roman Balcon berusaha bertahan dari serangan. Door, door, Roman mengenai 2 penjahat namun pelurunya tinggal 2 butir. Roman berlindung di belakang sofa, setelah bertubi-tubi serangan, Roman terkena tembakan di lengan kirinya dan kaki kanannya. Namun, saat ada kesempatan, Roman berhasil merobohkan 2 penjahat lagi. Tersisa 2 orang penjahat tapi dia sudah kehabisan peluru. Sementara itu, Paula dan Anna berhasil keluar rumah setelah melompat dari jendela. Tak lama, datanglah Winaga Gultom. Winaga adalah junior Roman di kantor polisi. Dia sering berkunjung ke rumah keluarga Balcon dan sudah dianggap keluarga. Anna dan Winaga sering bermain bersama, meskipun jarak umur mereka terpaut 10 tahun dimana Anna sekarang baru berumur 10 tahun dan Winaga berumur 20 tahun. Winaga mempunyai perasaan yang spesial untuk Anna namun dia belum berani mengutarakannya karena Anna masih dibawah umur. "Win, tolong jaga dan lindungi Anna. Aku harus menolong Roman", pinta Paula. "Mama, Anna mau ikut menolong Papa". "Anna, nanti Mama dan Papa pasti menyusul kamu. Sekarang pergi lah bersama Winaga". "Berikan pistolmu kepadaku dan bawalah Anna sekarang". Winaga memberikan pistolnya dan Anna dengan mata berkaca-kaca melihat ibunya berlari menuju rumah. "Anna, kita bersembunyi di belakang mobil ini sambil menunggu bantuan datang. Aku yakin papa mama mu akan selamat". Anna dan Winaga segera berlindung di belakang mobil dan mereka mendengar suara tembakan beberapa kali. Paula berhasil merobohkan 2 penjahat yang tersisa dan dia segera menghampiri Roman. "Kamu terluka. Ayo kita segera keluar". Paula lalu memapahnya tapi salah satu penjahat masih hidup. Saat mereka berjalan keluar menuju pintu, penjahat itu melempar granat ke arah mereka. Granat itu tepat jatuh di dekat Roman. Dengan segera, Roman mendorong Paula keluar dan "Duwaaarrrr", ledakan keras menghancurkan rumah dan Paula terpental. Anna melihat dengan mata kepalanya sendiri, Papanya meledak di dalam rumah tersebut langsung menjerit, "Papaaa... , Papaaa... , tidak..... ". Anna berlinang air mata segera berlari untuk melihat Mamanya lalu segera tersungkur. "Mama...,bangun Ma. Anna gak mau kehilangan Mama". Winaga pun segera berlari untuk menolong Paula yang penuh dengan luka. Tak lama, mobil polisi pun berdatangan dan segera membawa Paula ke rumah sakit. Anna dan Winaga pun ikut di dalam mobil tersebut. Anna tak berhenti menangis sepanjang perjalanan. Winaga pun tidak bisa berbuat apa-apa. Melihat gadis kecil yang dia sayangi saat ini berada dalam kesedihan membuat hatinya tersayat. "Aku tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan Papamu tapi aku janji akan menyelamatkan Mamamu dan tidak akan membiarkanmu terluka", Winaga berjanji pada dirinya sendiri. Mereka telah sampai di rumah sakit. Paula segera dilarikan ke IGD untuk mendapatkan pertolongan. Anna dan Winaga menunggu di luar ruangan dengan cemas. Anna menyandarkan kepalanya ke bahu Winaga. "Aku tidak akan kehilangan Mama kan. Aku sudah kehilangan Papa. Paa... Papaa...", sambil sesegukan. Winaga membelai rambut Anna, "Anna kamu harus kuat. Aku yakin Mama kamu akan selamat". Selang beberapa lama, dokter keluar menemui mereka dan mengabarkan bahwa Paula tidak mengalami luka yang serius hanya luka-luka di bagian luar. "Dokter, bagaimana keadaan pasien?" "Nyonya Paula, hanya mengalami luka luar dan tidak ada luka dalam. Beliau hanya butuh istirahat untuk memulihkan keadaannya. Saya sudah berikan obat pereda rasa sakit dan akan segera kami pindahkan ke ruang rawat". "Terimakasih Dok". Lalu Anna dan Winaga mengikuti Suster yang membawa Paula ke ruang rawat. "Anna lega Mama baik-baik saja. Anna takut, Anna gak mau kehilangan siapa-siapa lagi". "Maafkan Mama tidak bisa menyelamatkan Papa. Harusnya Mama menembak dengan tepat penjahat itu. Kalau saja Mama menembak dengan tepat pasti Papa masih bersama kita", sambil menangis. "Ini bukan salah Mama, Mama jangan menangis", Anna membasuh airmata Paula. Sementara itu di penjara, Carlos menerima kabar bahagia bahwa Roman Balcon meledak di dalam rumahnya. "Itulah akibat berani menantangku. Tapi ini belum berakhir. Aku akan membuatmu menangis di alam kubur. Aku akan mengirim istri dan anakmu menyusulmu ke neraka", sambil tertawa kencang. Kepala Polisi, Domino Lyas yang merupakan atasan Roman malah ikut merayakan kebahagiaan Carlos. Domino merupakan tangan kanan Carlos yang berada di kepolisian. Oleh karena itu, mustahil bagi hukum untuk memenjarakan Carlos. Namun Roman bersikeras menangkap dan memenjarakan Carlos sehingga membuat dirinya serta keluarganya celaka. Keesokkan harinya, Paula sudah boleh pulang dari rumah sakit. Paula juga harus mengurus pemakaman Roman. Jasad Roman sudah tidak utuh, para penyidik dan polisi mengumpulkan bagian-bagian tubuh Roman yang tercerai berai akibat ledakan. Di ruang mayat, Paula tak kuasa menahan isak tangis melihat keadaan Roman yang telah dibungkus kantong mayat. "Maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini. Semoga dirimu tenang di surga. Aku akan menjaga Anna dengan baik". Lalu jasad Roman dibawa ke ruang kremasi untuk dikremasi lalu abunya di letakkan di sebuah guci. Di tempat persemayaman, hanya beberapa kerabat dan rekan kerja yang datang melayat karena mereka takut harus berurusan dengan Carlos Santos. Disana, datang Domino Lyas ikut melayat mengucapkan belasungkawa. Dia melihat Anna dan teringat dengan putranya yang seumuran dengan Anna. Domino merasa bersalah membuat Anna harus kehilangan Papanya namun dia juga tidak ingin identitasnya sebagai kaki tangan Carlos terungkap. "Nyonya Paula saya ikut berduka atas kepergian Roman, beliau polisi yang berani dan bertalenta". "Apa benar Carlos Santos yang memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Roman. Anda harus menghukum penjahat itu dengan hukuman mati?" "Nyonya, kita tidak punya bukti. Saya sarankan Anda pergilah dari kota Marlin dan memulai hidup baru". Selesai dari tempat persemayaman, Paula bersama Anna kembali ke rumah mereka untuk membenahi barang-barang mereka, Winaga mengantar mereka. Di perjalanan, Paula duduk di kursi depan sambil memegang guci abu Roman sedangkan Anna tertidur di kursi belakang lalu Paula membuka pembicaraan dengan Winaga. "Winaga, aku punya permintaan. Aku ingin kamu berjanji pada guci abu Roman untuk tidak membiarkan Anna dalam bahaya. Tolong kamu jaga dia, aku akan membalas kematian Roman dengan tanganku sendiri". "Apa maksud Tante? Lebih baik Tante dan Anna pergi jauh dari kota ini seperti saran Pak Domino. Carlos Santos adalah orang yang berbahaya, aku takut orang itu akan mencelakai kalian". "Maka dari itu aku harus membunuhnya agar Anna hidup tenang. Dia pasti punya trauma karena melihat kematian tragis Papanya dengan matanya sendiri". "Tante harus berpikir jernih, tidak mungkin Tante bisa membunuh Carlos, yang bisa kita lakukan sekarang adalah menjauh". "Kalau Tante tidak keberatan, tinggallah di tempatku untuk sementara waktu, lalu kita bisa memikirkan langkah selanjutnya". Akhirnya mereka sampai di rumah Paula, Paula membangunkan Anna dan mereka melihat sebagian rumah mereka tinggal reruntuhan. Paula membereskan beberapa barang yang masih bisa dibawa. Anna pun membereskan barangnya yang tersisa dibantu oleh Winaga. Setelah selesai mereka kembali ke mobil dan menuju rumah Winaga. Rumah Winaga tidaklah besar hanya ada 2 kamar. Winaga adalah anak yatim dan dia memiliki adik perempuan bernama Jeane yang berumur 17 tahun dan sekarang tinggal bersama pacarnya. "Tante Paula, Tante dan Anna bisa memakai kamar ini. Ini kamar adik perempuanku tapi sekarang dia tinggal bersama pacarnya". "Terimakasih Winaga. Sekarang kami ingin istirahat sejenak". "Baiklah, aku akan memasak makanan untuk kita". Paula merapihkan barang miliknya, beberapa foto dirinya dengan Roman dan beberapa pakaian. Setelah selesai, Paula menghampiri Anna, lalu memberikan sebuah kalung dengan liontin berinisial "A". "Anna, Papa membelikan kalung ini untuk hadiah ulang tahunmu. Jagalah kalung ini dengan baik", sambil memasangkan kalung tersebut. Paula dan Anna menitikkan airmata mengingat kenangan bersama Roman. "Iya Ma, ini hadiah terakhir dari Papa, Anna pasti menjaganya dengan baik". Mereka saling berpelukan dan beristirahat sebentar. Tak terasa hari sudah sore, Winaga mengetuk pintu dan mengajak mereka makan malam. "Tante, mari makan". Paula dan Anna keluar dan duduk di meja makan. "Kami sudah merepotkan kamu". "Makanlah Tante, Aku perhatikan sudah dua hari ini sepertinya Tante makan hanya sedikit. Tante harus makan banyak agar cepat pulih". "Dan Anna, makanlah pasta dan burger ini. Ini makanan kesukaanmu. Kamu harus makan yang banyak ya", sambil mengelus rambut Anna. "Iya, aku akan makan yang banyak supaya kuat dan cepat besar. Aku akan menjadi seperti Papa dan melindungi Mama". Paula memandang Anna, hatinya sakit bila memikirkan harus meninggalkan Anna seorang diri. Jadi Paula memutuskan untuk mengikuti saran Winaga, menjauh dari bahaya. Selesai makan, Paula membawa Anna ke kamar dan dirinya berbincang dengan Winaga di ruang tamu. "Aku sudah memutuskan untuk pergi menjauh. Aku tidak mungkin meninggalkan Anna seorang diri". "Itu keputusan yang tepat. Lalu kemana tujuan Tante". "Aku akan ke kota Firland. Disana, Aku mempunyai kerabat". "Kapan Tante berencana untuk berangkat?" "Mungkin besok lusa, setelah selesai mengurus segalanya di tempat ini". "Baiklah, aku pasti membantu Tante". Sementara itu, di penjara Carlos memerintahkan anak buahnya untuk membunuh istri dan anak Roman. Domino yang mendengar hal itu mencoba mencegahnya. "Kematian Roman sudahlah cukup Tuan Carlos. Istri dan anak Roman tidaklah penting, haruskah Anda membunuh mereka?" "Domino, kamu jangan lemah. Kita harus menghabisi penganggu sampai ke akar. Ingat itu?" Malam harinya, anak buah Carlos mendatangi rumah Winaga. Saat ini, Winaga masih terjaga di kamar tidurnya sedangkan Paula juga masih terjaga di kamarnya. Dan Anna sedang tertidur pulas.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Yang Terlupakan

read
9.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
171.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.5K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.2K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
295.0K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook