Sita tahu setelah empat tahun dia bisa menjadi 'sita' namun saat dia kembali dari Jakarta dia menyadari kehidupannya tak lagi sama, terutama sahabatnya Rere sudah mengetahui semuanya. Namun, Sita berusaha bersikap biasa, kembali menekan dan mengubur masa lalunya seperti empat tahun belakangan ini. Menyibukkan diri dengan lembaran kertas putih berisi nominal angka uang yang tidak pernah sedikit, mengecek satu persatu lembar tersebut dengan teliti.
Sudah seminggu Sita kembali berkutat diatas meja kebesarannya, tertawa ketika ke empat temannya mengajak bercanda saat disela-sela jam makan siang bersama mereka atau sengaja berkumpul untuk bergosip. Sita beruntung, dia tak salah ambil keputusan ketika Rere juga bersikap biasa dan tidak menyinggung ceritanya saat bersama yang lain, hanya ketika berdua Rere sering menanyakan kabar azmi.
"Malam Sabtu nih, wisata kuliner yuk. Sudah lama kan kita tidak comot-comot makanan jalanan Bandung" Santi menyela, ajakkannya disela-sela perbincangan mereka siang ini setelah selesai makan siang dan menjalankan kewajiban ibadah di Mushola yang ada di hotel BM.
"Ayuk, bolehlah" Tyas menyambut dengan semangat.
"Hm, ikut deh lagian laki gue malam ini lembur. Anak gue juga lagi di rumah mertua sampai besok." Rere juga menyetujui ajakkan Santi. Ketiga wanita itu menatap sita menanti jawabannya, sementara sita melirik Yulia yang juga belum menjawab. Yulia dapat kelongaran hari ini, sehingga bisa makan siang bersama teman-temannya.
"Boleh, hari ini kan gue shift pagi. Jam tiga pulang, gue langsung menyusul ketempat aja nanti."
Tinggal Sita yang masih diam. Sita tersenyum tipis, Rere sepertinya tahu kalau Sita akan menolak ajakkan mereka. "We don't give you the chance to decline. Empat banding satu jelas lo kalah!"
Sita mengedikkan bahunya. "Seperti biasa, gue nggak bisa menolak." Lalu sita melirik Yulia "jadi orang dapur bisa santai sebelum bos kalian itu datang senin nanti?"
Yulia mengangguk. "Ya jelas ini kesempatan yang tidak boleh dilewatkan ta, setelah big bos nanti yang baru datang gue pasti tidak punya banyak waktu luang jajan bareng kalian" Big bos—panggilan orang dapur terhadap kepala chef mereka yang sudah biasa didengar dari karyawan departemen dapur. Mereka beriringan kembali ke Hotel sambil diselingi obrolan. Lalu sepakat untuk wisata kuliner pulang kerja nanti.
***
Siangnya, Sita ada meeting bersama Anna yang merupakan Public Relation Manager Yaitu yang bertugas menginfokan dan mempublikasikan hotel BM diluar hotel. Seperti bekerja sama dengan media cetak, elektronik.
Sita menghampiri Tyas di kukibelnya.
“Tyas..” panggilnya.
Tyas mendongak mentapa Sita. “Rapikan laporan pengeluaran bulan ini, gue tunggu sore ini" Ucap tegas sita, tyas mengangguk pasrah walau mereka berteman baik, tyas sangat tahu sita tetap berprinsip sebagai atasan tegas padanya dan memang sudah kewajiban sita dan tyas tetap profesional dalam pekerjaan mereka diluar persahabatan yang mereka jalin.
“Siap Teh.”
“Gue meeting sama dhito dan bu Anna.” Beritahunya.
Dhito memang sudah memberitahu Sita jika mereka akan rapat perihal acara besar yang akan dilakukan pihak pemerintah kota Bandung, yang akan melangsungkan acara festival bertarap International. Bandung kali ini menebarkan pesona lewat Bandung International Art Festival (BIAF), yang akan berlangsung bulan depan. BIAF merupakan Event tari bertaraf internasional. Hingga saat ini, sudah dipastikan ada 10 negara yang siap berpartisipasi. Ada sepuluh negara yang dipastikan hadir. Seperti, Jerman, Belanda, Australia, Italia, India, Jepang, Rusia, Thailand, dan lainnya. Mereka akan menampilkan tarian khas negara masing-masing. Selain itu ada sebelas kota per kabupaten di Indonesia yang juga akan ikut meramaikan BIAF
Hotel BM mendapat kesempatan seperti dua tahun belakangan ini menjalin kerja sama dengan pemerintah, menyediakan akomodasi penginapan dan katering untuk para peserta BIAF dari dalam negeri atau luar dan hal ini sudah dibahas dan dipersiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Hotel BM sudah seratus persen siap untuk menjamu para tamu hotel spesial peserta BIAF, dan ini rapat untuk memastikan persiapan mereka dan sita sebagai Financial Controller yang pasti berperan langsung terhadap urusan keuangan dan persiapan analisa operasional BM Hotel, termasuk laporan keuangan dan interim terjadwal mengharuskannya ikut selalu serta dalam rapat yang membahas persiapan menjamu peserta BIAF.
Tidak hanya Sita, Santi pasti sebentar lagi akan menyusul ke ruangan meeting sebab santi yang merupakan marketing manajer juga bertugas menetapkan tujuan dan sasaran jalannya operasional hotel dan strategi penjualan kepada konsumen, dengan adanya kerja sama ini jelas digunakan dengan baik oleh pihak BM hotel sebagai ajang promosi ke publik dan itu terbukti berhasil dengan meningkatnya jumlah pengunjung hotel setiap tahunnya, dan BM hotel semakin dikenal sebagai salah satu hotel terbaik di kota Bandung dengan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan.
Sita melangkah ke ruangannya mengambil beberapa berkas dan Ipad untuk alat tempurnya sebagai senjata meeting yang selalu dia bawa, saat baru mau masuk ruang meeting yang memang ada di ruangan Finance kali ini, santi muncul tak jauh beda dengan sita membawa beberapa berkas laporan dan Ipadnya. Terlihat di dalam ruang meeting sudah ada dhito dan Anna
"Jadi hanya kita berempat yang meeting bahas ini?" Tanya sita begitu mendaratkan bokongnya di kursi tepat berhadapan dengan dhito dan Anna, santi mengambil alih kursi tepat di samping sita.
"Sementara kita berempat, sebelum meeting besar sama kepala departemen lain dan pak Hendra" pak Hendra merupakan General Manajer BM Hotel.
Meeting berlangsung sekitar empat puluh lima menit, sebenarnya bisa dipersingkat karena persiapan sudah hampir rampung.
"Jadi hampir siap hanya tinggal berdiskusi kembali tentang menu resto kita menjamu para peserta?" Tanya santi pada sita.
Sita menekan pulpen yang dia pegang sejak tadi pada dagunya. "Ya, sebenarnya pak Juno Sudah sepakat soal menu selama festival itu sama kepala chef kita yang lama. Tapi, ya seperti yang kalian tahu kepala chef BM kita yang baru tidak bisa ditebak apalagi setelah berhasil menggemparkan permintaannya yang mengaudit besar-besaran alat dapur. Kalau saya pribadi sih berpikir kemungkinan menu juga akan berubah." Ucap sita menerangkan hasil diskusinya waktu itu dengan Juno yang merupakan manajer F&B.
Dia jelas dibuat jengkel ketika harus memperinci pengeluaran yang bengkak bulan ini ketika harus mengeluarkan dana yang cukup besar mengganti beberapa barang dapur, padahal menurut orang Engineering peralatan dapur masih baik untuk digunakan. Namun, kepala chef yang juga kata tyas calon pewaris Tahta itu tetap keras berkeinginan semuanya sempurna sesuai kehendaknya. Sita bisa apa selain memijat kepala setelah melihat angka fantastis yang harus dia laporkan di pengeluaran bulan ini.
"Serius, ta?" Tanya anna tak percaya mendapat informasi yang baru di dengar secara langsung dari Sita.
"Ya bu, saya bahkan sudah mendebat tidak setuju. Tapi, bisa apa jika kehendak dari atasan kita sudah menyetujui."
"Pak Hendra pasti lebih tahu watak keponakannya." Sita dan kedua wanita di ruangan itu kompak menatap dhito yang angkat bicara.
Pak Hendra—GM hotel merupakan adik kandung pemilik hotel BM, Arsya Brian Mahendra, kepala chef yang baru adalah anak bungsu dan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Brian Mahendra yang akan menjadi pewaris selanjutnya.
'Arsya' satu nama yang jadi perbincangan hangat setahun belakangan ini setelah kemunculan namanya menggantikan kepala chef yang lama. Keluarga Mahendra memang terkenal hanya memiliki dua anak, anak pertamanya merupakan perempuan yang terkenal sebgai finalis putri Indonesia, kini dia sebagai pengusaha dalam industri kosmetik dan kecantikan dengan Brand label yang sudah sangat terkenal dan sudah sangat diketahui.
Anak pertamanya menolak meneruskan orang tuanya memegang kendali hotel ini dan harapan keluarga Brian Mahendra kini ada ditangan putra bungsunya.
'Arsya Brian Mahendra'
Satu nama yang akhir-akhir ini membuat Sita harus menguras otak menghitung angka fantastis bahkan sebelum sita melihat wajahnya, dan berharap hanya awal kemunculannya saja yang membuatnya kusut.
"Jadi Senin besok saya akan tahu wajah pria yang jadi trending topik Hotel kita, sebab saya akan langsung menariknya untuk membicarakan menu untuk para tamu BIAF." Kata Sita yang semakin penasaran.
[to be continued]