Razzi meraih telapak tangan Rara, ia tempelkan ke pipinya. Lalu ia kecup dengan lembut. Rara menarik tangannya. Kepalanya menggeleng pelan, air mata begitu deras berjatuhan. "Kita sudah sepakat, Kak Razzi ...." Rara menggigit bibir bawahnya. Ia sadar, mengikhlaskan tidak semudah mengatakannya. "Rara ...." Razzi menghapus air mata Rara. Tatapan mereka bertemu, getar cinta sama-sama mereka rasakan lewat sorot mata orang di hadapannya. "Rara masih mengantuk," Rara mengalihkan tatapannya. Lalu ia pejamkan mata. "Tidurlah," sahut Razzi lirih. Razzi menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, begitu melihat mata Rara tertutup. Mata Razzi tak lepas dari wajah Rara. Wajah yang tadinya pucat itu terlihat merona. "Jangan menatap Rara begitu, Kak Razzi. Rara tidak bisa tidur," ucap Rara tanpa m