16 ➳ Tersenyum dalam Kegelapan — Smile in the Dark ❦

1603 Words
◦•●◉✿❦ 2018 ❦✿◉●•◦ ⠀ ❝ Kepercayaan adalah apa yang kamu bangun selama ini. Kalau pribadimu terlihat baik dan menarik, siapa yang tidak akan menaruh rasa percaya padamu. Walaupun mungkin saja kamu pembunuh berdarah dingin, tidak akan ada yang tahu. Namun jika reputasimu sejak awal sudah buruk, putih sekali pun, kamu akan tetap gelap buat siapapun. ⠀ You are what you appear to be (Kamu adalah apa yang kamu tampilkan). ❞ ⠀ ➳ [ Zekrion A. Laith ] ❦ ⠀ ⠀ ♖ [ Laith Company Building ] ♖ ⠀ "Sebelum rapat saya tutup, jika ada pertanyaan silahkan disampaikan. Anda semua boleh mengajukan pertanyaan apa pun," ucap Rion sambil tersenyum pada para pemegang saham yang berperan dalam Laith Company. Hampir semuanya seketika saling berpandangan. Seakan tengah berkirim pesan pikiran menyuruh siapa yang paling berani bertanya duluan. Bagaimanapun mereka menghormati Rion, nama besar Rion dan kekuasaan apa saja yang bisa Rion perbuat terhadap mereka, jika mereka salah bicara. Rion sudah dikenal sangat tegas. Bukan pengetahuan baru bagi mereka, jika ada pesaing yang menyulitkan Laith maka tunggu saja perusahaan itu hanya tinggal nama. "Yakin, tidak ada yang mau bertanya?" tantang Rion. "Saya tidak akan melakukan hal yang akan merugikan kalian meski pertanyaan itu sedikit pribadi. Jadi silahkan. Jangan sampai ada rumor tidak jelas di luar rapat ini nantinya." Seketika wajah-wajah di dalam ruang rapat memucat. Akhirnya salah seorang diantara mereka meminta atensi. "Silahlan Bapak Prima, mau bertanya masalah apa?" tanya Rion pada pria paruh baya yang menjabat sebagai Komisaris di hadapannya. "Sebelumnya saya mohon maaf jika pertanyaan ini memang sedikit pribadi." "Lanjutkan." "Selama ini saya perhatikan Laith Company bersaing ketat dengan Reyes Jaya Contractors dan akhir tahun kemarin berhasil melampaui perusahaan tersebut. Tetapi, beberapa hari ini terdengar selentingan, mungkin Anda sendiri sudah mendengar hal tersebut. Mr. Adam Reyes menuduh bahwa Anda terlibat dalam kasus penculikan putrinya." Pria itu berhenti sejenak. Menatap wajah Rion dengan seksama. Pemuda di hadapannya tidak menunjukkan perubahan air muka sama sekali. Semoga issue yang ia dengar salah, karena bagaimanapun, Bapak Prima menyukai kinerja Rion sebagai Direktur Utama Laith Company. Tetapi ia juga takut saham mereka akan jatuh seandainya Zekrion Laith terbukti kriminal. "Bisakah Anda menjelaskan pada kami semua, karena kami tidak ingin berpraduga terhadap Anda. Kami mempercayai Anda penuh sebagai pimpinan kami. Namun kami juga harus punya jawaban jelas ketika investor yang ingin bergabung, menanyakan hal tersebut." Rion menghembuskan napas. Tersenyum menenangkan. Ia sudah menduga akan munculnya pertanyaan ini. "Baiklah, karena issue ini sudah terlanjur beredar, saya ingin menyampaikan beberapa hal. Satu, saya tidak punya masalah pribadi dengan Reyes Contractor, sebagai pesaing bisnis, sampai berniat menculik putrinya. Dua, saya sudah memberi keterangan pada Kepolisian mengenai hal yang sama dan Polisi sudah membuat pernyataan bahwa saya tidak bersalah. Polisi tidak menemukan bukti apapun tentang keterlibatan saya dalam hal penculikan ini. Meskipun beberapa minggu sebelumnya, putri Mr. Adam Reyes sempat melakukan study tour bersama teman-teman se-Fakultasnya di perusahaan saya yang lain. Tiga, saya anggap Mr. Adam Reyes hanya keceplosan menuduh saya sebagai pelaku. Ia hanya panik dan bertindak seperti Ayah kebanyakan yang sangat menyayangi putrinya. Saya tidak akan menyalahkannya. Saya mengerti perasaan orang tua yang seperti itu. Tentu beliau sangat panik kehilangan darah dagingnya sendiri. Namun saya juga tidak suka dituduh seperi itu. Saya tidak kenal akrab dengan putri beliau. Lagipula Anda semua tentu sudah mendengar reputasi Mr. Reyes selama ini seperti apa. Yakinkah bahwa saya satu-satunya orang yang dianggap musuh olehnya? Hanya karena Laith berkali-kali menang tender yang selama ini diincar Reyes Company?" Para pemegang saham tersebut saling berpandangan. Mengangguk setuju dengan penjelasan Rion. Reputasi Adam Reyes selama ini termasuk buruk. Masa mudanya, saat membangun perusahaannya, pria itu sanggup melakukan bermacam cara demi mencapai kejayaan. Dia juga dikenal playboy dan mata keranjang. Bahkan setelah beristri pun masih juga begitu. "Satu hal lagi, saya rasa remaja belia menuju dewasa sedang dalam masa labil-labilnya. Karena kasus ini, saya sempat mencari tahu, ternyata putri Adam Reyes punya ... masalah romantisme. Saya tidak akan mengatakannya. Tapi remaja dengan kondisi labil, kita tidak tahu apa yang ada dalam pikiran mereka." Para pendengarnya terkekeh meng-iya-kan. Rion melirik ke arah Andrean dan Yudi. Mengangguk. "Apa jawaban barusan sudah memuaskan? Kalau tidak, saya tidak punya daya lagi untuk membuat Bapak dan Ibu semua percaya kepada saya." Mereka tergelak menggumamkan bahwa mereka semua mempercayai Rion. "Nah, kalau begitu rapat hari ini saya tutup. Semoga kedepannya tidak ada issue buruk lagi baik dari Reyes Company maupun dari pihak manapun. Semoga kita semua semakin sukses. Terima kasih atas kepercayaan Bapak, Ibu, rekan semuanya. ⠀ ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦ ⠀ ♖ [ ZALcorp Building ] ♖ ⠀ Rion menggulir berita-berita viral terbaru. Semuanya penuh dengan kabar hilangnya Ceisya Reyes. Banyak spekulasi yang beredar. Ada yang bilang diculik, ada pula yang bilang mungkin hanya masalah remaja yang baru saja diputuskan pacarnya, mengingat para awak media bukan hanya meminta keterangan dari kepolisian, namun juga rekan-rekan sesama mahasiswa Ceisya Reyes. Bagus sekali, berita tuduhan Adam Reyes terhadap diri Rion jadi kacau karena issue lainnya. Apalagi akun Ceisya dan teman-teman selebgram serta YouTobest-nya punya spekulasi versi mereka sendiri. Terutama ketika selebgram bernama Syalica memposting ancaman Dark Knight saat ia Live Streaming waktu itu. Semakin banyak pro dan kontra komentar yang ada di sana. Ada yang bilang itu masalah serius, ada pula yang berpendapat akun Dark Knight hanyalah akun cari followers. Kerja bagus para netizen. Bahkan Polisi saja tidak tertarik menyelidiki hate comment (ujaran kebencian) tersebut. Apalagi saat di cari, akun Dark Knight sudah raib seakan tidak pernah ada dan terdaftar di instalkgram. Teman-teman Ceisya dianggap terlalu berhalusinasi. Rion tergelak. Memang begitulah jika yang hilang adalah orang terkenal, semuanya akan menjadi heboh. Padahal ini sudah berlalu hampir satu minggu. Beda hal jika yang hilang orang tak penting. Rion sendiri, dua hari yang lalu sempat bertemu dengan Nates. Sahabatnya itu juga mendengar tuduhan yang dilontarkan Adam Reyes terhadap dirinya. Mereka berdiskusi tentang hal tersebut. Ia tersenyum saat mendengar Nates bilang, adik kembarnya yang bernama Rayel dan Harzel terus mendesak Lioneil untuk mencoba menyelidiki kasus ini. Memperlihatkan video Live Streaming yang di share Syallica pada si kembar dan akun Dark Knight yang masih menjadi misteri hingga saat ini. Lalu Neil membuang ponsel mereka ke tong sampah, karena itu bukan job desk dia. Buat apa Neil mengurus hal itu. Rion tergelak membayangkan ekspresi si kembar. Bocah identik usil yang pernah ia temui sewaktu kecil dulu. Untung saja ia mendengarkan pendapat Asisten setianya. Mempercayai Andrean bisa mengatur semuanya dengan baik. Dan pria itu memang benar. Ia hanya perlu sedikit bersabar untuk mendapat hasil terbaik. ⠀ "Anda sudah sangat bagus menjawab pertanyaan para pemilik saham Laith, Pak," cetus Andrean. "Kamu memuji kebohonganku?" tangkis Rion menyeringai. Andrean tersenyum. Ia tahu bos nya sedang dalam kondisi riang gembira. "Sayangnya saya tidak tahu Anda berbohong." "Ho-ho ... sangat mengenalku rupanya," Rion mengangkat kedua alisnya. "Dari mana kamu tahu aku tidak berbohong?" Andrean berjalan ke meja Zekrion. Ia memutar rekaman kata-kata Rion saat rapat tadi lewat ponselnya. ⠀ 'Saya tidak punya masalah pribadi dengan Reyes Contractor, sebagai pesaing bisnis, sampai berniat menculik putrinya.' ⠀ "Reyes Contractor bukanlah alasan pribadi Anda untuk melakukan penculikan. Tapi masalah pribadi Anda adalah dengan Adam Reyes." Rion mendengus terbahak. Bagaimana bisa Andrean menganalisa kata-kata yang ia ucapkan dengan begitu tepat. Andrean kembali memutar rekaman tadi. ⠀ 'Polisi tidak menemukan bukti apapun tentang keterlibatan saya dalam hal penculikan ini.' ⠀ "Saya garis bawahi 'tidak menemukan bukti'." Sudut bibir Rion terangkat. "Keterangan Anda selanjutnya adalah bagaimana Anda menggiring mereka semua agar sepemikiran dengan yang Anda inginkan." "Sangat jenius. Apa pikiran kita tersambung begitu saja? Kamu lebih mengenalku daripada diriku sendiri," ucap Rion. Andrean mengalihkan pandang pada ponselnya. "Karena rekaman ini sudah tidak dibutuhkan lagi, maka saya akan menghapusnya." "Ha-ha. Bilang saja kamu menyimpan ini hanya untuk mendebatku." "Terkadang kita perlu berdebat untuk mengasah kecerdasan kita," balas Andrean. Rion menggaruk puncak hidungnya. "Jadi, kesimpulannya aku bukan pembohong?" Andrean tersenyum. Betapa sulitnya melihat emosi dan pikiran Andrean, batin Rion. Pria ini manis terlihat dari luar, tetapi sebenarnya sangat berbahaya. "Anda sangat manipulatif. Tapi saya sangat kagum dengan hal itu. Saya belajar banyak dengan Anda." Rion mendengus. "Bagaimana kalau kamu juga mengajarkanku bagaimana cara tersenyum, tapi tak terbaca emosi dan pikiranmu. Aku juga ingin sepertimu," tukas Rion. "Saran saya, jangan lakukan itu. Karena saya ingin tetap original dan limited edision." Rion tergelak panjang mendengar jawaban absurd tadi. "Kenapa? Apa kamu takut ada yang punya skill sama dengannu?" "Ya. Kalau Anda memiliki apa yang saya punya, tentu Anda tidak membutuhkan saya lagi, Pak. Saya kehilangan nilai paling unik dari diri saya." Jawaban yang berhasil membuat tawa Rion terhenti. Ada nada suram dibalik kata-kata itu. Seakan asistennya ini sedang menguji Rion, apakah setelah semua misi ini Rion masih membutuhkannya atau membuangnya. "Kamu tidak akan pernah tergantikan Andrean. Nilaimu bukan hanya dari keterampilanmu, tetapi juga kesetiaanmu." Mata bening Andrean menatap Rion lekat. "Terima kasih," ucap pria itu sedikit bergetar. "Well, kamu sudah menyusun apalagi buatku?" Rion mengalihkan topik pembicaraan. "Dalam minggu ini kita akan launching aplikasi game dark mistery terbaru ZALCorp. Trapping on Mansion (Terjebak di Mansion). Kita fokus ke sana dulu. Sementara untuk Laith Company, biar diurus Pak Yudi selaku General Manager." Rion mengangguk. "Lalu ... kapan aku pergi ke sana?" "Satu hari sebelum hari H." "Dua hari sebelum hari H," tawar Rion. Andrean menyipitkan mata. "Anda terlihat tidak sabaran. Apa Anda sudah merindukannya?" Rion tersenyum mendengus. "Aku menanti-nantikan pembalasan ini." Andrean hanya mengedipkan mata dengan senyum yang tetap terjaga. "Anda yakin tidak memerlukan saya di sana?" "Apa kamu mau jadi nyamuk?" Andrean terkekeh. "Jelas tidak, Pak." . . . ◦•●◉✿❦♛❦✿◉●•◦
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD