Raffa akhirnya menuruti Vanesha, mengantarkan kekasihnya itu ke pustaka café sebelum ia pergi menghadiri meeting di kantornya. Tetapi Vanesha tetap dalam pengawasan anak buah Raffa yang ikut membaur menjaga di dalam serta pada bagian luar pustaka café. “Dewa dan Rendy dalam perjalanan. Kabari aku jika sudah selesai, nanti aku akan menjemputmu pulang.” Raffa membelai pipi lembut Vanesha yang masih merona merah setelah percintaan panas mereka beberapa ronde pagi ini. “Uhm. Aku juga tak masalah jika nanti pulang bersama Dewa atau Rendy. Naik taksi pun boleh.” Raffa langsung menggeleng keras, “Tidak boleh naik taksi!” Vanesha tersenyum lembut, mengerjapkan kelopak matanya, lalu meraih telapak tangan Raffa pada pipinya untuk ia kecup, “Ya, Bos Raffa … saya patuh mendengarkan Anda.” Tatapan