bc

Lucid Die

book_age12+
951
FOLLOW
2.8K
READ
adventure
forbidden
reincarnation/transmigration
time-travel
second chance
tragedy
comedy
supernatural
kingdom building
war
like
intro-logo
Blurb

Gunakan titik untuk memisahkan dua pesan yang berbeda dan koma untuk memperjelas bagian, misalnya pada pesan di bawah ini.

Awal:

Demikian disampaikan, atas perhatian

Ibu kami ucapkan terima kasih.

Koreksi:

Demikian disampaikan. Atas perhatian

Ibu, kami ucapkan terima kasih.

chap-preview
Free preview
Prolog
Terlihat seorang gadis turun dari atas motor dan berlari ke arah sebuah ruko. "Maaaattttt, minggirr! gue mau absen 2 menit lagi nih." Teriaknya kepada OB kantor yang sedang mengepel dan menghalangi larinya. Cara langsung meletakkan jempolnya pada mesin absen dengan nafas yang masih terengah-engah. Silahkan coba lagi. terdengar suara dari mesin absen, dan terdengar kembali setelah Cara meletakkan kembali jempolnya untuk yang ke-tiga kali. "Elahh... lu rese banget sih dari tadi coba lagi mulu!!. Gue mau absen bukan beli ale-ale!" Hardik Cara pada mesin absen itu. Kemudian Cara menyemprotkan air ludahnya sedikit ke jempol, sambil berkata " Awas lu bilang coba lagi,gue bakar nih." Dan ajaib setelah berkata seperti itu mesin absen berbunyi, Terimakasih. Tanpa Cara sadari, Rahmat yang sedari tadi memperhatikan menghembuskan nafasnya lega. "Aman gak ada yang sawan" ucap Rahmat dalam hati. Setelah absen Cara segera menuju ke mejanya di counter paling depan. "Telat Ra?" Tanya Wita yang duduk di sebelahnya. "Enggak. Aman, pas 8.30." Jawab Cara sembari membungkuk meletakkan tasnya dan kemudian menyalakan komputernya. Cara adalah gadis berusia 24 tahun, di usianya yang masih muda sudah menjadi senior ticketing di perusahaan tour and travel yang termasuk top ten agent. Dia sudah bekerja selama enam tahun sejak lulus sekolah kejuruan di daerah Jakarta Selatan. Kantor tempat Cara bekerja adalah sebuah ruko di daerah Kelapa gading yang terdiri dari tiga lantai, dimana lantai pertama untuk bagian ticketing dan kasir. Lantai kedua bagian tour, hotel dan ruangan branch manager, lantai tiga untuk accounting dan ruang makan termasuk ruang istirahat kurir. **** "Cara, kalau ci Nella sama Ka Ita udah turun, makan yuk!" Ajak Wita , "cuma kita bertiga nih yang belum makan." sambung nya lagi. "Bentar ya Wit, gue issued Lion dulu mumpung saldonya masih ada. soalnya ada time limit." Jawab Cara. Setelah issued tiket dan kedua seniornya turun, Cara langsung mengambil bekalnya kemudian naik ke lantai tiga menyusul Wita yang sudah duluan. Sampai di atas terlihat Wita sedang berbicara dengan Brio, cowok satu-satunya di ticketing bagian sub-agent. Ada juga Awan dan Nirma anak bagian tour yang juga baru naik untuk makan siang. Sambil memakan bekalnya, Cara mengeluarkan Smarthphonenya dan membuka applikasi membaca n****+ gratis yang akhir-akhir ini menjadi aplikasi ajang buka PO n****+ menurut Cara. "Lo cuma makan itu aja Ra?" Tanya Brio yang prihatin melihat Cara hanya makan dua tangkup roti tawar dan 1 liter air mineral. "Nih makan punya gue Ra. " Brio menyodorkan sepiring nasi padang ke hadapan Cara. Cara melihat makanan yang disodorkan Brio dengan wajah gembira, siapa coba yang gak seneng dikasih nasi padang, gratis pula! sama cowo berwajah oriental tapi asli orang jawa ini. "Lah lauknya mana No? Kok cuma gini aja?" Ucap Cara karena nasi yang di kasih Brio hanya berlaukkan daun singkong rebus yang disiram kuah rendang, kuah gulai dan sambel balado hijau yang banyak tanpa diberi pemanis berupa daging, ayam atau telur dadar lah minimal. "Ya elah Ra kalau ada lauknya gue makan sendiri lah ngapain gue kasih lo." Jawab Brio , "kalau lo gak mau gue makan nih" ucapnya lagi sembari menarik kembali piring nya. "Dah makan deh sana, ntar kalau gue makan lo ke ge-eran lagi dikiranya gue terima cinta lo." Balas Cara sambil mendengus. "Tuh Wit dengerin temen lo, baru ditawarin nasi padang pake daun singkong aja dikira gue naksir. apalagi kalo gue beliin nasi padang pake rendang sama ayam pop, dikira gue ngelamar kali." Ucap Brio meledek Cara. "Dihh... gak usah geer lo No, lo mah gak masuk kriteria gue. Nih cowo idaman gue kaya Aa Kira. Mana tinggi, cakep, putih, arsitek, pinter pula... gak kaya lo!!" Hardik Cara ke Brio yang asyik makan dengan sambal hijaunya. Brio hanya mengernyitkan dahi membayangkan cowok yang dideskripsikan Cara. "Kayanya sempurna banget ya Ra?" Ujarnya lagi. "Pasti!" jawab Cara yakin. "Udah gitu jago bikin n****+ lagi, siapa yang gak klepek-klepek coba? Nih banyak banget yang modusin dia." Sambung Cara. "Ada yaa cowok kaya dia?" ujar Brio bertanya-tanya. "Lo yakin dia beneran ada Ra?" Wita gak tahan ikut nimbrung, sedangkan Awan dan Nirma sudah siap-siap turun karena divisi tour dan hotel gak sebanyak ticketing. "Adalah Wit, orang dia sering jadiin foto potongan tubuhnya jadi PP dia kok." Sahut Cara cepat. "Lah emang kapan Ra?" Tanya Brio. " kapan apa sih? Lo kalau nanya gak jelas No, kaya muka lo abstrak!! "maksud gue, Iya kapan dimutilasinya? Kan lo bilang dia jadiin foto potongan tubuhnya sebagai PP nya?". "ahhhh ngehe lo no, bikin kesel. Nih gue tunjukin foto badannya, awas lo iri ya." ucap Cara sambil mengutak-atik smarthphonenya mencari foto. "Nih diaa, awas lo Wita naksir sama dia. Lu Brio...no awas kalau iri." Ancam Cara  "Hahahhaa" tawa Brio dan Wita langsung meledak begitu melihat foto yang dikasih Cara. Hal itu membuat Cara kesal dan marah. "Kalian kenapa ketawa sih!" Hardik Cara kepada dua orang yang masih terpingkal-pingkal. "Gak Ra, gue bingung yang lo bilang tinggi gagah kok posenya kaya olshop gitu?". Ujar Wita "Itu foto ada caption nya gak Ra? Mari kakak kemeja nya adem, bahan katun gak luntur, harga 100k belum termasuk ongkir" kembali Wita meledek Cara, dan di hadiahi lemparan tissue oleh Cara. "Ra, gue kira ada mukanya tapi kok gitu doang sih? Jangan-jangan gak ada idung nya" ucap Brio sambil tos sama Wita. Cara yang diledek oleh kedua temannya hanya bisa cemberut dan segera turun ke lantai bawah. Sedangkan kedua temannya masih asyik tertawa sampai terbatuk-batuk. **** Tidak terasa sudah hampir dua bulan Cara menjadi follower penulis fenomenal tersebut. Setiap malam setelah pulang kerja, gadis berambut sebahu itu menghabiskan waktunya membuat puisi dan menyapa penulis kesayangannya. Sambil berharap mereka berjodoh walaupun hanya dalam mimpi. Cara sadar kalau mimpinya tidak akan menjadi nyata, karena seperti apa wajah idolanya saja dia gak tau. Akibat kegiatannya tersebut Cara sering bangun kesiangan dan telat sampai kantor, sehingga membuatnya harus mendapatkan sp 1 akibat ketidak-disiplinannya. Pagi ini tidak biasanya Cara sudah sampai kantor dan duduk manis di mejanya sebelum jam delapan. Wita yang dateng bersamaan dengan Brio menjadi heran dengan keanehan rekan mereka yang satu ini. "Pagi Cara! Tumben banget udah dateng jam segini. kesambet apaan lo?" Sapa Wita. Cara tidak menjawab pertanyaan Wita. Gadis itu hanya menarik nafasnya dan kembali menekuni file-file nya yang time limit hari ini. Wita yang tidak mendapatkan respon dari Cara hanya bertukar pandang dengan Brio yang hanya mengangkat bahunya sebagai respon. **** Hari jumat adalah hari yang tidak di sukai oleh para ticketing karena hampir semua tamu dan coorporate minta issued tiket di hari itu. Seakan-akan besok travel ini akan tutup saja! "Mbak Cara, mau ambil uang makan gak? Mbak Cara aja yang belum ambil ni." Panggil Nana dari ruang kasir. "Mau dong Na, gue bokek nih!" Ucap Cara sambil berjalan ke arah kasir. "Lahh, apa-apaan nih, Na? Masa uang makan gue cuma goban?". "Lah, kok protes sama aku, mbak? Kan dari enam hari kerja, Mbak Cara telatnya empat kali. Jadi wajarlah dapetnya segini, Mbak." Jawab Nana. "Elah....tuh uang makan kalau di potong larinya kemana sih, Na? Enak bener telat semenit aja uang makan gue langsung ilang, giliran gue pulang lewat sepuluh menit gak bisa claim lembur, gimana gak kaya yang punya " Dumel Cara sambil mengantongi selembar uang berwarna biru cerah. "Lo kenapa sih, Ra? Beberapa hari ini uring-uringan mulu? Udah lupa caranya bahagia ya?" sahut Wita saat mendengarkan ocehan cara tadi. "Gimana mau bahagia, Wit? Uang makan gue cuma goban? Mana gajian masih empat hari lagi." Cara curhat sama sahabatnya Wita. "Ya udah makan aja modusan lo, Ra. Kan lo telat ngantor gara-gara modusin idola lo diwall-nya. Ingat Ra pesan dia 'Jangan lupa bahagia' wkakaaka...makan tuh goban!" Ledek Wita s***s. "Ya elah Wita...lo gitu amat ama gue. Bukannya prihatin, malah ngeledek." Sungut Cara. ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Naughty December 21+

read
509.0K
bc

Call Girl Contract

read
330.4K
bc

Rewind Our Time

read
164.1K
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
311.6K
bc

HOT NIGHT

read
612.6K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
953.1K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook