07. Mata-Mata Mark Edward

1013 Words
Seseorang berjalan cepat menyusuri lorong lab kota Sidir, suara sepatunya bertaut dengan lantai. Tak berapa lama pintu sebuah ruangan terbuka, ada beberapa orang menggunakan snelli panjang di ruangan itu. Sang pemilik sepatu mendekati salah satu pengguna snelli yang berusia sekitar 45 tahun itu, meskipun pengguna senlli itu sedang sibuk dengan beberapa pekerjaanya. “Proff,” ujar pemilik sepatu yang kini di ketahui bernama Antonio, dan pengguna snelli itu proffesor Mark. “Apa? Aku sedang sibuk sekarang,” ujar proffesor Mark seakan tak ingin di ganggu. “Ini ada berita penting. Tentang Tuan Costa,” bisik Antonio pelan, seolah tak ingin orang lain mendengar perkataanya itu. Mark sang proffesor paham, lalu mengangguk. Ia mengatakan pada beberapa dokter lain yang berada di sana untuk melanjutkan pekerjaanya sementara ia ada urusan lain yang lebih penting. Antonio mengekor pada Mark yang keluar dari ruangan itu, berjalan kembali ke lorong laboraturium Sidir, dan tak berapa lama sampai di ruangan miliknya. Mark adalah kepaal proffesor yang ada di sana, seorang ilmuan hebat yang mana berjasa sebagai salah satu dari pengembang teknologi di kota itu. “Ceritakan,” ujar Mark duudk di kursi kerjanya, Antonio berada di depan. “Aku menemukan ini.” Antonio menunjukkan data pada gadgetnya, saat ia tengah memata-matai Andreas yang sejak beberapa hari berada di pelabuhan, semua tahu Andreas adalah asisten setia dari Costa. “Sejak tragedi kapal yang berlabuh di Loste, Andreas sibuk dengan pelabuhan itu, sementara Tuan Costa jarang sekali pergi ke kantor senat.” “Lalu,” ujar Mark seakan meminta penjelasan lebih lanjut pada Antonio, yang kini memilih data lain. “Saya menemukan data ini.” Antonio kini menunjukkan datanya, sebuah foto asli dari kapal yang berlabuh di Loste. “Itu foto kapal yang ada di Loste, kapal dari tahun 1994 yang di nyatakan hilang di samudra antartika.” “Bagaimana kapal itu bisa berada di sana?” tanya Mark lagi, ia masih belum mengerti, apa hubungan kapal itu, Costa dan juga asistennya. “Apa ada orang lain yang mengetahui hal itu?” “Lebih. dari penjaga dermaga, seminggu yang lalu Tuan Costa dan Andreas membawa seorang perempuan yang sepertinya tenggelam, perempaun itu di temukan di puing-puing kapal.” “Apa itu ada hubungannya dengan parallel masa?” Mark bertanya apda dirinya sendiri, ia meyakikna bahwa pikirannya benar. Jika betul maka ia akan sangat bahaia, sebab mengetahui bahwa keinginannya akan bisa terwujud dari perempuan itu. “Satu lagi, Proff...” Setelah itu Antonio menunjukkan data yang mana ada sebuah gelombang magnetik di atas bekas puing-puing kapal. Melihat hal itu Mark seperti melihat sesuatu yang sanagt penting, hingga membuatnya nampak begitu penasaran, sesuatu yang snaagt ia tunggu. Begitu bahagianya nampak di raut Mark kini, sebuah gelombang magnet yang sanagt ia tunggu. Jika benar itu pasti parallel masa, penghubung ruang dan waktu, suatu dimensi yang berakibat distorsi. “Sekarang kau cari tahu siaap perempaun itu, dan aku akan mulai mencari tahu sebab gelombang magnet itu, karena jika benar itu akibat distoris parallel masa yang berada di semenanjung Malaysia, berarti pikiranku selama ini benar, bahwa kapsul waktu bisa di ciptakan.” Antonio mengangguk paham, ia lalu keluar dari ruangan Mark. Seperti halnya Andreas yang patuh pada Costa, Antonio juga begitu patuh pada Mark, selain sebagai seorang proffesor Mark juga salah satu orang paling penting di kota Sidir. Kini Antonio sudah kelaur dari ruangan Mark sendiri, sementara Mark mulai tersenyum menyeringai menakutkan. Julukan ilmuan gila selalu melekat padanya sejak ia bermimpi membuat kapsul waktu, dimana ia ingin mengunjungi masa lalu dan menguasai parallel masa. Meskipun menurut berbagai ilmuan, parallel masa adalah ruang hampa, tempat terciptanya efek sayap capung, dimana efek tersebut seperti halnya sayap kupu-kupu yang menghilangkan suatu dimensi hidup manusia. Sementara tentang kembali ke masa lalu, Mark ingin mengambil kunci dan cip komputer pertama, untuk meretas berbagai komputer pada tahunnnya, ia ingin menguasai Ingerdia dan dunia. Itulah sebabnya ia mencalonkan diri menjadi seorang presiden. Dan saat ia mencalonkan diri, Costa Rapsada seorang milyader dan salah satu anggota senat parlemen juga mencalonkan diri. Bagi Mar, Costa adalah saingan terberat, bukan hanya Costa yang pandai mencari wajah pada rakyat tapi Costa juga salah satu senat yang di segani di umurnya yang masih belum menginjak usia 35 tahun. Ia berpikir akan mudah menguasai Ingerdia, tapi jalannya sedikit terjal dengan hadirnya Costa. Maka dari itu ia menyuruh Antonio intuk memata-matai setiap gerkaan Costa, agar Mark lebih dulu apa yang akan di lakukan Costa untuk menarik perhatian rakyat. Dan kini Costa malah membuka jalan mimpinya untuk membuat mesin waktu, mesin yang akan berguna sekali untuk dirinya menguasai dunia. Mark kini keluar dari ruangannya, kembali ketempat kerjanya, dan mulai membuat kapsul mesinnya, yang berukuran begitu besar dengan banyak sekali benda yang tertanam di sana. “Proff apa yang akan Anda lalukan lagi pada rongsokan itu,” tegur salah satu dokter yang ada di sana. “Rongsokan ini akan menjadi sebuah teknologi paling di tunggu umat manusia, kapsul waktu bukan hanya sebuah film kini,” ujar Mark. Beberapa orang bersnelli yang ada di sana, hanya bisa menggeleng melihat ketua lab Sidir mkembali menjadi orang tak waras, jika saja tak ambil andil dengan banyak tekonologi di negaranya mungkin Mark sudah masuk kedalam rumah sakit jiwa kini. *** Setelah pekerjaannya selesai di Lab, Mark dengan mobil terbangnya pergi ke pelabuahan Loste, saat itu pelabuhan memang sedang sepi, karena ditutup akibat tanggal merah, yakni memperingati hari ulang tahun kota Sidir yang ke 20 tahun. Mark ingin mencari tahu tentang kebenaran dari gelombang yang sempat di tunjukkan Antonio tadi padanya, karena itu akan menjadi hal penting bagi penelitiannya. “Penjaga!” seru Mark pada seorang penjaga yang tengah melintas di sana, penjaga itu melihat Mark kemudian dengan segan berjalan mendekatinya, jarang sekali orang sepertinya bisa berbiacara dengan salah satu orang penting di Ingerdia. “Iya Tuan?” ujar penjaga pelabuhan. “Dimana letak kapal yang pernah berlabuh di Loste seminggu yang lalu?” “Oh kapal msiterius itu? Tidak jauh dari pelabuhan kedua, tapi kapal itu sudah di angkut tuan Andreas kemarin, Tuan.” “Baik. Dan rahasiakan kedatanganku pada siapapun, aku hanya penasaran tentang kapal itu saja dan aku ingin mengunjungi pelabuhan ini.” Penjaga pantai itu hanya bisa mengangguk, entah kepaan sejak seminggu lalu baik Costa, Andreas, Antonio, beberapa orang dan kini Mark mengatakan hal serupa, sepertinya otak ceteknya tak mampu berpikir tentang yang di lakuakn para orang-orang jenius. Mark berjalan menuju pelabuah dua, ingin melihat di mana kapal itu dan gelombang yang sanagt ia penasarani. Setelah sampai di sana, tak ada hal yang membuatnya tertarik, di tempat yang sama juga tak ada gelombang apapun yang terjadi, pelabuhannya tenang, hanya ada beberapa kapal yang berlabuh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD