Eleven

1988 Words

Pukul 20.15, aku masih berada di IGD. Aku menunggu tante Mawar sadar dari pingsannya. Sementara itu, Rafael menunggu Devania di ICU. "De..va..nia.." Aku membolatkan mataku mendengar suara Tante Mawar. "Tan, Tante sudah bangun?" "Dev..." "Maafin Mama, Dev!" "Devania jangan tinggalin Mama! Mama sayang Devania." Hatiku terasa tersayat mendengar tangisan Tante Mawar untuk puterinya. Sebesar itulah rasa cinta seorang ibu pada anaknya? Mom, aku merindukanmu. "Devania..." Aku kembali tersadar dari lamunanku. Bersamaan dengan Tante Mawar yang mulai membuka mata. "Mama sayang kamu, Dev." Isaknya "Tante," panggilku. "Dev kuat, Tante! Tante harus percaya kalau Dev pasti mampu melewati semua ini!" ujarku berusaha menenangkan wanita itu. Tante Mawar masih terus terisak. Aku tak tega melihatnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD