Kepingan demi kepingan taburan kertas bertebaran menjadi saksi sepasang bola mata yang sedang bersitegang itu. Laura mengangkat wajahnya menatap Alaric tajam. Sedangkan lelaki di hadapanya tak kalah tajamnya, bagai tatapan burung elang yang mengintai mangsanya. Dengan tangan terangkat membuang sisa-sisa robekan kertas yang ia hancur menjadi berkeping-keping, Alaric menaburkan di tengah-tengah mereka. Ia tidak akan pernah membiarkan Laura pergi. Bahkan sudah berkali-kali tak akan pernah dan tak akan pernah. Namun dengan keras kepala Laura hari ini justru mengajukan surat pengunduran diri. Gadis itu pikir, dia akan berhasil membuatnya hancur dengan cara meninggalkanya? Alaric menyeringai. Jangankan keluar dari kantor ini, melangkah satu jengkal pun Laura tidak akan bisa. Dengan tiba-