Ia dari tadi tak henti-hentinya berdecak dan mengumpat, dalam posisi duduk menyilang kedua kaki, sedangkan punggung bersandar menatap layar televise menampilkan sepak bola. Seolah menambah kekesalannya telah melihat Laura bermesraan dengan Richard kini ia semakin geram melihat tim bola kesayangannya kalah dengan score 3-1. “Benar-benar membosankan,” ujarnya. Mengulurkan tangan mengambil remote di atas meja kemudian mematikan benda layar datar yang menggantung di dinding itu. Ia merasa sudah menghabiskan waktu dengan percuma sudah menonton televise. Mulut Alaric terbuka lebar ketika rasa mengantuk menghinggapi, diliriknya jam menggantung di dinding menunjukkan pukul 2 dini hari. Menoleh ke pintu menantikan sesosok Laura berdiri dan melepas sepatu di depan pintu namun harapannya sirna.