Alaric meremas rambutnya putus saja sambil duduk di sofa dengan siku bertumpu di atas paha. Berkali-kali lelaki itu mengusap wajahnya sendiri gusar. Setelah kepergian Faullina baru saja seusai perdebatan panjang mereka hanya karena mempermasalahkan Laura, istrinya itu ke luar dengan perasaan marah. Dan kini, kepala Alaric terasa pening memikirkan masalah ini. Bayangan Laura bersedih terus berputar-putar di kepalanya. Entah bagaimana perasaan gadis itu, pasti saat ini sedang bersedih di salah satu tempat. Alaric menggenggam ponsel di tangannya, ingin menghubungi Laura akan tetapi tampak begitu ragu. Mata Alaric menatap tajam bagai sebilah pisau yang siap menancap Michael yang baru saja memasuki ruangannya. Tangan kekar Alaric mengambil sebuah buku tebal dari atas meja, kemudian mele