Part 17. Teror

1628 Words
Saat ini Razel tidak sedang fokus dalam mengajari Elaine, dia masih membayangkan bagaiman mungkin dia dan Felix telah melakukan hubungan seperti itu. Mengingat ucapan Felix yang berkata bahwa dia sangat benci dengan wanitta kecuali dirinya membuat darah di tubuh Razel berdesir hebat, sesekali dia tersenyum dan tersadar akan apa yang dia bayangkan itu. “ Tidak mungkin, aku tidak mungkin jatuh hati padanya hanya karena kita sudah tidur bersama kan.” Benak Razel sambil menyentuh wajahnya yang mulai memerah bak udang rebus. Elaine menatap bingung wajah Razel saat ini, dengan tangan mungilnya gadis kecil itu menggambar sesuatu di buku gambarnya. Saat Razel tersadar dia sedang mengajar Elaine, wanita itu pun menoleh dan melihat Elaine baru saja selesai menggambar sesuatu. “ Ini aku, papa, dan mama.” Tunjuk Elaine pada hasil gambarnya. “ Elaine sangat pandai menggambar.” Puji Razel sambil mengusap kepala Elaine dengan lembut. “ Mama.” Tiba-tiba saja Elaine memeluk Razel dengan sangat erat. Rasanya menjadi mama palsu untuk anak semanis Elaine bukanlah hal yang buruk, dia sudah menyayangi Elaine dengan hatinya yang tulus. Sampai hal ini membuat Razel berjanji akan menjaga dan melindungi Elaine dari apapun juga. Razel kembali fokus membimbing Elaine dengan menambahkan sesuatu pada gambarnya. “ Mari kita tambahkan taman hiburan di gambar ini.” Ucap Razel mulai menggambarkan suasana taman hiburan di kertas itu. “ Taman hiburan itu apa.?” Tanya Elaine sontak membuat Razel menatapnya dengan bingung. “ Kamu tidak tahu apa itu taman hiburan.?” Elaine menggelengkan kepalanya dengan pelan saat di tanya oleh Razel. “ Pertama dia tidak pernah ke kebun binatang dan hampir tidak mengenal nama-nama hewan, dan sekarang dia tidak tahu apa itu taman hiburan? Anehnya dia memiliki segalanya yang bahkan Felix bisa membeli taman hiburan sendiri untuk Elaine. Keluarga ini benar-benar sangat aneh.” Benak Razel sambil memukul kepalanya pelan. “ Taman hiburan itu tempat dimana kamu bisa menemukan banyak wahana , ada balon, badut, boneka, anak-anak yang bermain kuda-kuda, pokoknya disana merupakan taman tempat anak-anak bermain bersama orang tua mereka.” Jelas Razel. “ Aku mau ke taman hiburan sama papa dan mama.” Lontar Elaine mulai antusias. “ Kamu disini sebentar, mama akan bertanya pada paman diluar.” Ucap Razel langsung di balas anggukan pelan dari Elaine. Razel segera menemui Drake yang ada diluar, pria itu sedang bermain catur bersama pengawal lainnya. “ Drake.” Panggil Razel. “ Ya nyonya.” Seru pria itu langsung berdiri dengan sangat tegap. “ Jangan memanggilku nyonya, aku bukan istri dari Felix.” Balasnya memaksa Drake untuk kembali duduk di tempatnya. “ Lalu ada apa memanggilku.?” “ Aku mau tanya, apa benar Elaine tidak pernah ke taman hiburan.?” “ Tidak pernah, tuan Felix melarang nona muda ke tempat itu.” “ Kenapa? kasihan Elaine, dia harus tahu seperti apa keseruan yang di temukan di taman hiburan.” “ Nona masih sangat muda, dan berbahaya baginya untuk pergi ke tempat ramai.” “ Kalian berjumlah lebih dari lima puluh orang di rumah ini, apa sulitnya menjaga satu anak kecil untuk bisa melihat taman hiburan.” “ Keputusan tuan Felix adalah mutlak, jika dia bilang tidak maka jawabannya akan tetap sama. Meskipun nona muda menangis untuk pergi kesana pun tuan Felix tidak akan mengabulkannya.” “ Kalau begitu aku yang akan meminta kepadanya.” Mereka yang melihat kepercayaan diri Razel ingin membujuk Felix membuat mereka terkejut, bahkan Razel yang bukan siapa-siapa pasti akan mendapat penolakan dari Felix nantinya. ** Razel telah berhasil membuat Elaine tidur cepat malam itu, dia juga menunggu Eddie untuk mengantarnya pulang. Malam ini dia harus pulang apapun yang terjadi dia ingin pulang ke rumah Sabrina. Mobil yang di tumpangi Felix dan Eddie sudah sampai di halaman mansion, Razel juga sudah menunggu mereka di depan pintu masuk. Melihat Razel yang sudah siap untuk pulang membuat Felix menghentikan langkahnya tepat di depan wanita itu. “ Kau sudah ingin pulang.?” Tanya Felix. “ Elaine sudah makan malam dan tidur dengan pulas di dalam, sudah waktunya aku pulang. Malam ini aku tidak ingin tinggal disini lagi.” Jawabnya dengan ketus. “ Eddie, cepat antarkan dia pulang.” Titah Felix dan lanjut melangkahkan kakinya. “ Tunggu.” Sahut Razel berhasil membuat langkah Felix kembali terhenti. “ Apa besok aku bisa membawa Elaine ke taman hiburan.?” Pinta Razel. “ Tidak.” Razel sudah tahu jawaban itu pasti akan di lontarkan oleh Felix, namun dia tidak ingin berhenti di situ saja. Dia tetap akan meminta hal itu sampai di izinkan oleh Felix meskipun bukan hari ini. “ Sampai jumpa lagi ayah yang payah.” Lontar Razel dengan beraninya melontarkan ucapan seperti itu kepada Felix yang membuat beberapa pengawal tak menyangka kalau Razel akan berani mengatakannya. ** “ Kau benar-benar berani terhadap tuan Felix, bahkan aku yang sudah bersamanya sejak lama tidak berani melontarkan kata-kata sepertimu.” Lontar Eddie saat mereka berada di jalan pulang menuju rumah Sabrina. “ Pria seperti dia memang harus di perlakukan seperti itu.” Balas Razel sambil menatap keluar jendela mobil dimana dia sudah lama tidak melihat jalanan selama dua hari terkurung di rumah Felix. “ Apa karena malam itu kalian berdua sudah melakukannya jadi kau berani mengatakan hal itu kepada tuan Felix.” “ Eddie hentikan ucapanmu itu.” “ Hahah sudah ku duga, kau sedang malu sekarang setelah aku mengatakannya.” “ Cepat jalan saja, aku sudah tidak sabar ingin bertemu Sabrina.” Setibanya di rumah, Razel langsung turun dari mobil dan mengucapkan terima kasihnya kepada Eddie. Mereka pun berpisah dan Razel sudah masuk ke dalam rumah. “ Sabrina? Kau ada di rumah.?” Sahut Razel mencoba menyalakan lampu di ruangan itu yang dalam keadaan gelap gulita. Razel di buat terkejut oleh Sabrina yang datang memeluknya sambil menangis tersedu-sedu, Razel tidak pernah melihat Sabrina menangis seperti itu dan bisa di katakan ini adalah kali pertama dirinya melihat Sabrina menangis. “ Ada apa? Kenapa menangis.?” “ Aku khawatir padamu bodoh, kau pergi selama dua malam tanpa mengabariku sama sekali. Ku pikir kau sudah mati di tangan para gangster itu.” Isak Sabrina. Razel mencoba menenangkan Sabrina terlebih dulu, setelah semua tenang dia pun menjelaskan kemana dirinya selama ini kepada Sabrina. Mengetahui bahwa Razel baik-baik saja sudah cukup membuat Sabrina mereasa senang, dia sudah tidak menangis lagi dan kembali seperti Sabrina yang dingin seperti sebelumnya. “ Kau menyebut gangster barusan, padahal aku sudah bilang di awal kalau Eddie itu dari kelompok mafia bukan gangster.” “ Dua hari lalu saat aku pulang kerja, aku melihat ada sekelompok orang-orang yang mengintai rumah kita. Kemudian ada seorang kurir yang mengantar paket atas namamu, anehnya aku tahu kamu tidak pernah memesan apapun dan akan selalu datang ke toko untuk mendapat barang yang kau mau. Dan ini adalah paketnya, aku belum buka dan menunggumu datang untuk kau buka sendiri.” Sabrina memberikan kotak paket itu kepada Razel. “ Tidak ada nama pengirimnya.?” Ucap Razel penasaran. Karena penasaran akhirnya Razel membuka paket itu, dan setelah di buka ternyata isinya adalah id card milik Razel. Dan dia baru sadar kalau termyata id cardnya hilang waktu itu. Razel ingat kejadian di gedung tua waktu itu dan bagaimana seorang pria datang ke sekolah mengaku sebagai saudaranya. Semua terhubung menjadi satu dan membuat Razel yakin bahwa mereka sudah tahu tentang identitasnya. “ Jadi mereka sudah tahu kalau aku melihat kejadian itu.?” “ Ada apa? “ Razel menangis di hadapan Sabrina dan mulai ketakutan saat ini hidupnya benar-benar tidak aman, dan Sabrina pasti akan mendapatkan masalah karena perbuatannya ini. “ Aku minta maaf, tapi sepertinya kita harus pindah rumah.” Usul Razel. “ Apa? Aku tidak mau, ini rumah peninggalan orang tuaku.” Tolak Sabrina. “ Kita tidak akan aman berada di rumah ini, mereka pasti akan meneror kita terus menerus.” Balas Razel. “ Kita bisa melaporkan semuanya ke polisi.” “ Percuma saja, mereka tidak berguna. Para gangster itu lebih berkuasa.” “ Tapi aku tidak ingin meninggalkan rumah ini.” Razel mulai bingung di buatnya, jika mereka tetap berada di rumah itu cepat atau lambat mereka pasti akan di terror oleh gangster itu. Apa yang harus dilakukan sekarang? Dan kenapa tiba-tiba saja wajah Felix terlintas di kepala Sofia di saat-saat seperti ini. ** Dan pagi keesokan harinya, Razel telah di jemput oleh orang suruhan Felix pagi-pagi sekali agar dia bisa ikut sarapan bersama di rumah. Dan setibanya disana, Razel merasa harus meminta bantuan Felix untuk urusan keamanan dia dan Sabrina ke depannya. Selepas sarapan pagi selesai di lakukan, Razel meminta waktu berdua kepada Felix untuk menyampaikan permintaannya tersebut. Dan Felix memberikan waktu lima menit kepada Razel untuk bicara karena dia pun harus segera pergi menyelesaikan urusannya. “ Aku di teror oleh mereka yang waktu itu sempat ku lihat membunuh dua rekanmu, dan sekarang Sabrina pun dalam masalah. Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada Sabrina karena diriku, jadi kumohon. Tolong beri perlindungan untuk Sabrina.” Pinta Razel sambil menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Felix. “ Lalu bagaimana dengamu.?” Lontar Felix menatap Razel serius. “ Aku tidak peduli dengan diriku sendiri, yang terpenting Sabrina selalu aman dimana pun dia pergi. Kumohon lindungi dia.” Balas Razel sekali lagi. “ Aku akan memikirkannya, kau lakukan saja tugasmu dengan baik disini dan berhenti memberitahu Elaine sesuatu yang aneh-aneh.” Kata Felix dan berlalu pergi meninggalkannya. “ Seusatu yang aneh-aneh? Memangnya taman hiburan aneh.?” Felix sudah memasuki mobil ketika Eddie siap untuk melaju meninggalkan mansion. Saat di perjalanan Felix terus memikirkan apa yang di katakan oleh Razel barusan hingga akhirnya dia memutuskan untuk membantu wanita itu. “ Perintahkan beberapa anggota untuk berjaga di rumah Sabrina dan juga tempatnya bekerja.” Ucap Felix. “ Maaf tuan? Apa anda tidak salah mengatakannya.?” “ Aku tidak akan mengulang kata-kataku, laksanakan tanpa ada bantahan.” “ B-baik.” Balas Eddie yang segera memberikan perintah kepada beberapa anggota yang akan di berikan tugas dari Felix.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD