Part 15. Guru Private

1796 Words
Rapat malam ini berakhir dengan rencana pencarian oknum yang membunuh dua anggota black dragon, beberapa suruhan Felix telah mendapat sedikit bukti lain dari penjelasan Razel yang berkesinambungan dengan masalah yang mereka hadapi. Malam itu Razel akan di antar pulang oleh Eddie, namun sebelum itu Razel ingin bicara tatap muka dengan Felix. Dia masih kesal terhadap pria itu yang sudah berani menyuruh madam Charlotte untuk memecatnya dan menyuruhnya pergi dari kota ini. Felix mempersilahkan Razel untuk bicara dengannya di dalam ruangan pribadi Felix, tanpa basa basi lagi Razel menggertak Felix dan mengeluarkan semua kekesalannya atas perbuatan pria itu kepadanya. “ Dengar ya, aku tidak takut denganmu meskipun kau ini seorang pemimpin mafia berbahaya sekalipun, aku hanya ingin kau tidak mengusik hidupku. Aku sudah melakukan semua yang kau minta tapi balasanmu benar-benar membuatku muak.” Lontar Razel dengan kesal. “ Lalu sekarang apa yang kau inginkan.?” Tanya Felix masih terlihat santai. “ Cabut ancamanmu dengan madam Charlotte agar aku bisa kembali mengajar disana lagi.” Balas Razel. “ Kau hanya akan membahayakan mereka yang ada disana jika kau kembali.” “ Apa maksudmu.?” “ Wajahmu sudah dikenal oleh pria asing itu, jika kau kembali mengajar disana bisa saja mereka akan kembali mencarimu. Jika mereka orang berbahaya atau sekelompok gangster mungkin bukan hanya kau saja yang akan tamat, tapi anak-anak dan guru lainnya juga ikut mendapatkan masalah karena keberadaanmu.” Razel baru menyadarinya, dia tidak bisa kembali atau anak-anak dan guru lainnya yang ikut merasakan akibat dari kehadirannya kembali. Namun jika sudah begitu dimana lagi dia bisa bekerja? Hidupnya sudah tidak aman, pada siapa dia akan berlindung? “ Kau boleh mengajar Elaine di rumah ini, aku akan membayarmu dua kali lipat dari gaji yang kau dapat di sekolah itu. Kau hanya perlu datang pagi dan pulang malam, karena Elaine pasti akan menyuruhmu untuk tinggal maka dari itu buat dia tertidur baru kau bisa pulang ke rumah. Bagaimana.?” Tawar Felix. “ Beri aku waktu untuk memikirkannya.” “ Baiklah, waktumu dua hari untuk memikirkannya.” Ketika Razel hendak keluar dari ruangan itu, tiba-tiba saja dia kehilangan kesimbangan tubuhnya dan membuat Razel jatuh di lantai. Felix spontan menghampirinya sambil mengecek keadaan wanita itu. Tubuh Razel sangat panas dan dia mulai terlihat kesulitan bernafas, dengan cepat Felix menggendong tubuh wanita itu keluar dari ruangannya dan membawa Razel menuju kamar pribadinya. “ Cepat hubungi dokter, beritahu dia untuk segera kemari.!!” Titah Felix yang langsung di laksanakan oleh anak buahnya. ** Dokter baru saja selesai memeriksa keadaan Razel, kini wanita itu sudah tidur dengan pulas setelah di berikan obat oleh sang dokter. Razel mengidap demam biasa yang mungkin dia dapat dari cuaca yang buruk akhir-akhir ini, dengan istirahat yang cukup dan meminum obat akan membuat kondisinya pulih cepat atau lambat. Felix mengucapkan terima kasih kepada dokter kemudian Eddie mengantar sang dokter keluar, di ruangan itu hanya ada Felix dan Razel saja dan Felix terlihat memperhatikan raut wajah Razel dengan teliti. Bayang-bayang yang aneh mulai menghantuinya, Felix baru saja melihat kejadian di masa lalu yang membuatnya kesal dan segera menghilangkan ingatan buruk tersebut. “ Papa.” Felix berhasil di sadarkan dengan keberadaan Elaine saat itu. Setelah mendengar kabar bahwa Razel sakit sontak membuat Elaine khawatir dan melihat keadaan Razel dengan ekspresi yang sangat menyedihkan. “ Mama sudah baik-baik saja sekarang, istirahat yang cukup akan mengembalikan kondisi tubuhnya biar cepat pulih.” Seru Felix sambil mengusap kepala Elaine. “ Apa itu berarti papa dan mama akan tidur bersama malam ini.?” “ Tentu tidak sayang, mama akan pulang ke rumahnya setelah dia sadar dan akan melanjutkan istirahat di rumahnya nanti.” “ Tidak. Mama harus tetap berada disini, mama sedang sakit tidak boleh pergi dari rumah ini.” “ Baiklah, mama akan tidur bersama papa malam ini.” Jawab Felix terpaksa harus menuruti permintaan putrinya tersebut. ** Perlahan namun pasti Razel mulai membuka kedua matanya, saat itu dia terbangun di atas sebuah ranjang yang sangat empuk dengan tiang di setiap ujungnya. Dia mengedarkan penglihatannya ke segala ruangan, mengamati sebuah kamar yang bergaya ala bohemian berwarna putih pastel. Sekeliling kamar di penuhi oleh ornament berwarna senada sampai di atas langit-langitnya. Di samping tempat tidur terdapat sebuah meja kayu model klasik dimana di atasnya terdapat sebuah foto yang tak asing baginya. Razel mengerjap saat menyadari ada sosok pria yang sedang duduk di atas sofa di kamar itu juga, rupanya Felix sedang sibuk menghisap batang rokoknya sambil membaca sebuah buku. “ Dimana aku? Apa jangan-jangan aku berada di dalam kamar Felix? Jam berapa sekarang.” Razel mencoba mencari letak jam di ruangan itu dan dia mendapati jam di atas sebuah nakas yang menunjukkan pukul 2 pagi dini hari. “ Sudah bangun rupanya.” Suara Felix yang berat membuat Razel kembali di buat terkejut. Saat itu Felix menutup bukunya kemudian mematikan batang rokoknya di dalam asbak, setelah itu Felix berjalan menghampiri tempat tidur dengan bertelanjang d**a dan hanya menggunakan celana boxer yang sangat pendek menutupi bagian bawahnya. “ A-apa yang kau lakukan? Kenapa kau bertelanjang dada.?” Tegur Razel namun Felix tidak menghiraukannya. “ Ku bilang hen…” belum sempat Razel menyelesaikan kalimatnya dia langsung terdiam ketika Felix naik di atas tubuhnya hingga membuat wajah mereka berjarak hanya beberapa centi saja. “ Karena kau sudah berada di dalam kamarku, maka tidak ada alasan untukmu tidak melakukannya bersamaku.” Ucap Felix sukses membuat Razel semakin terkejut hingga membuat jantungnya saat ini berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Ketika Felix hendak mendekatkan wajahnya kepada Razel, melihat wanita itu yang hanya dapat pasrah dan menutup kedua matanya sontak membuat Felix segera menyingkir dari sana. Razel membuka kedua matanya dan melirik Felix yang sudah mengambil tempat di sampingnya, dan saat ini Felix sedang membelakangi tubuhnya seperti melupakan apa yang barusan dia lakukan. “ Aku hanya mengetesmu barusan, tidak ku sangka kau akan pasrah di perlakukan seperti itu.” Sahut Felix membuat Razel malu mendengarnya. “ Aku sudah menunggumu bangun dari tadi agar aku bisa tidur, aku tidak ingin tidur disaat kau belum bangun. Kau akan beranggapan aku pria m***m nanti.” Sambung Felix. “ Tapi barusan kau sudah bersikap m***m tahu.” Benak Razel kesal. “ Jangan pergi, tetap tidur disitu. Semua ini permintaan Elaine.” Ucap Felix membuat Razel yang baru saja hendak turun tiba-tiba mengurungkan niatnya lagi. ** Untuk pertama kalinya dalam hidup Razel di perlakukan layaknya seorang putri kerajaan, setelah dia bangun pagi di kamar itu dirinya di layani oleh para pelayan Felix mulai dari sarapan pagi dengan menu yang tidak pernah dia makan sebelumnya, kemudian memilih pakaian terbaik yang di datangkan langsung dari desiner terkenal, dia benar-benar merasakan kehidupan layaknya seorang tuan putri. Kabarnya semua ini hanya akan berlangsung sampai nanti sore, Razel harus sudah pulang ke rumahnya begitu Felix kembali dari suatu tempat. Sambil menunggu waktu pulang, Razel hanya menghabiskan waktu bersama Elaine di kamar gadis itu. Banyak hal yang di ajarkan Razel kepada Elaine, mulai dari menghafal alphabet, mengenalkan nama-nama tumbuhan, dan mempelajari ulang nama-nama binatang yang ternyata sudah cukup di kuasai oleh Elaine dengan baik. Saat ini Elaine sedang sibuk mewarnai buku gambarnya, Razel menatapnya sebentar kemudian mengamati seisi kamar Elaine yang bahkan lebih besar dari pada kamar di rumah Sabrina. Razel mulai merasa kasihan kepada Elaine jika dia harus berada di dalam rumah itu terus menerus, mengingat tawaran Felix tentang menjadi guru private Elaine sepertinya akan dia terima. Bukan karena jumlah uang yang akan dia terima lebih besar dari gaji sebelumnya, melainkan karena dia yang sudah merasa nyaman bersama Elaine dan ingin membuat anak itu tetap belajar meski harus di rumah. “ Oke, aku sudah memutuskannya. Untuk anak ini, aku akan melakukan tugas itu.” Benak Razel sambil mengusap kepala Elaine dengan penuh kasih sayang. ** Di sebuah rumah tua yang kumuh dan tak terawat tempat perkumpulan orang-orang jahat terlihat di satu ruangan kosong yang hanya di terangi oleh satu lampu, terlihat beberapa pria yang sedang memukuli satu orang yang di duga telah berkhianat. “ Katakan, siapa yang telah menyuruhmu untuk berkhianat dari kami.?” Ucap Eddie sambil menarik kerah baju Jake dengan sangat kuat setelah pria itu mendapat pukulan yang banyak dari para anggota black dragon lainnya. “ Aku lebih baik mati dari pada harus menjawabnya.” Balas Jake yang kemudian mendapat bogeman mentah dari Felix langsung. “ Aku sudah cukup sabar memberimu kesempatan untuk bicara, karena kau tidak menjawabnya maka lebih baik kau mati saja.” Ucap Felix sambil menembakkan beberapa peluru tepat di tubuh Jake tanpa rasa kasihan. “ Buang jasadnya dan seolah-olah dia melakukan pencobaan bunuh diri dengan sendirinya.” Titah Felix yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan itu setelah urusannya selesai. Felix telah masuk ke dalam mobil pribadinya, saat ini sang supir akan membawanya pulang ke rumah. Namun Felix meminta untuk di antar ke bar tempat dimana dia selalu menghabiskan waktu. Setibanya di bar yang bernama Candelaria, bar tersebut merupakan milik salah satu kerabat Felix yang sudah mengenalnya bahkan sebelum dirinya menjadi pemimpin black dragon. “ Hugo, beri aku minuman seperti biasa.” Pinta Felix pada teman lamanya itu. “ Oke, tunggu sebentar.” Sahutnya terdengar sudah terbiasa dengan hal tersebut. Dua orang wanita seksi tiba-tiba menghampiri Felix dan ingin menggodanya, namun setelah mendapat tatapan sinis dari Felix keduanya pun langsung menghindar. Bukan sekali dua kali Felix bersikap seperti itu kepada wanita yang menghampirinya, dia memang terkenal dingin dan tidak suka dengan w*************a. Hugo si pemilik bar pun sudah memberitahu semua wanita malam yang ada di bar namun mereka masih berkeinginan untuk menggoda Felix, dan selalu berakhir dengan kegagalan. “ Mau sampai kapan kau bersikap seperti ini kepada wanita hah.?” Lontar Hugo yang telah selesai membuat minuman dan mengajak Felix untuk mengobrol sebentar. “ Wanita itu merepotkan, mereka hanya mengambil keuntungan saja. Aku tidak akan tertipu dengan godaan mereka sedikit pun.” Balas Felix kemudian meneguk martini yang di berikan oleh Hugo barusan. “ Ingat, kau punya seorang putri yang membutuhkan sosok ibu. Yah walaupun anak itu bukan darah dagingmu, tapi apa kau tidak ingin memiliki istri ke depannya.?” “ Aku sudah memiliki wanita yang tepat untuk putriku.” “ Katamu barusan tidak suka wanita.?” Felix menjelaskan tentang Razel kepada Hugo, dan pria itu mendengarkannya dengan penuh semangat. Selama hampir delapan tahun Felix tidak pernah dekat dengan wanita, dan sekarang dia sudah kembali dekat meskipun kehadiran Razel sepenuhnya hanya untuk Elaine. “ Ini berita yang sangat bagus, aku setuju jika wanita itu akan menjadi pendampingmu kelak.” Ucap Hugo antusias. “ Aku yang minum kenapa jadi kau yang mabuk.?” Komentar Felix dengan wajah ketusnya. “ Aku sangat ingin bertemu dengannya, lain kali kau boleh membawa wanita itu kemari. Aku akan memberikan minuman gratis untuk kalian berdua.” “ Aku bahkan bisa membeli bar mu, kau tidak perlu mentraktirku minuman segala.” Hugo tertawa sangat gembira malam itu, dia kembali menuangkan minuman di gelas Felix dan bahkan ikut minum bersama teman lamanya tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD