"Hei, bangun." Lelaki yang masih berselonjor di sofa itu tidak bergerak sedikit pun. "Nathan, bangun." Angeline mengguncang bahu Nathan. "Hmmm ...." Angeline berdecak keki ketika Nathan malah berbalik memunggunginya. Melihat wajah seram itu pulas seperti bayi membuat Angeline ingin memasukkan sepotong es batu ke dalam kaos Nathan. Tersenyum geli oleh idenya sendiri, dia memutuskan untuk membiarkan lelaki itu tidur sepuasnya. Minggu pagi adalah waktu yang sempurna untuk membersihkan apartemen, mencuci pakaian, juga bersantai ria sambil menonton film kesukaan. Semoga saja kehadiran Nathan yang menginap sejak semalam tidak mengganggu rutinitas. Memakai kaos longgar dan celana pendek, Angeline—yang sudah selesai mencuci—sibuk membersihkan jendela kamar. Tangannya menjangkau sudut teratas